Sunday 5 May 2013

Penilaian_SD[1]




















Disampai pada Bimtek Guru SD Kelas V dan IV Se-Provinsi Jambi
 Tanggal 18 s.d. 22 Februari 20013 di LPMP Jambi









KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK  DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BAHASA
20013

DAFTAR ISI


DAFTAR ISI    1
I.    PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA    2
Standar Penilaian Pendidikan    2
1.    Apa pengertian dari masing-masing jenis ulangan tersebut?    2
2.    Fungsi Penilaian    3
3.    Prinsip Penilaian    3
4.    Bentuk, Jenis, dan Teknik Penilaian    4
II.    PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR    18
A.    Penyusunan Kisi-kisi Soal    18
B.    Penyusunan Butir Soal    20
C.    Analisis Butir Soal    27
1.    Analisis Kualitatif ( Validias Logis/Logical Validiy)    27
2.    Analisis Kuantitatif    28
3.    Interpretasi Hasil Tes    55
4.    Hasil analisis komputer    56
GLOSARIUM    58
DAFTAR PUSTAKA    60



















I.    PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Standar Penilaian Pendidikan
Sejak tahun 2007, Departemen Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk sejumlah kelompok mata pelajaran. Pada subaspek ini, Anda akan diajak untuk mengkaji standar penilaian pendidikan sehingga diharapkan setelah mempelajari BBM ini, Anda memahami apa hakikat penilaian itu, jenis penilaian pendidikan, prinsip umum penilaian sesuai standar nasional, dan masalah kewenangan penilaian
Apa penilaian itu? Apa perbedaannya dengan ulangan?
Pada hakikatnya, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi.  Dalam pendidikan, penilaian berarti proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan ulangan, dapat dimaknai sebagai penilaian yang lebih khusus dalam konteks pembelajaran dan berkaitan dengan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi. Oleh karena itu, dalam Permendiknas nomor 20/2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dikemukakan bahwa ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Beberapa jenis ulangan untuk mengukur hasil pembelajaran, seperti ulangan harian, ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), dan ulangan kenaikan kelas. 
1.    Apa pengertian dari masing-masing jenis ulangan tersebut?
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Artinya bahwa seorang guru harus mengadakan ulangan pada setiap menyelesaikan satu kompetensi dasar.  Dengan prinsip belajar tuntas, apabila ada siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka guru harus mengadakan program remidial terhadap materi pembelajaran tersebut hingga tercapainya kompetensi dasar yang bersangkutan.
Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mewakili seluruh kompetensi dasar (KD) pada periode tersebut. 
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mewakili semua KD pada semester tersebut.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mewakili KD pada semester tersebut.
Dengan demikian, fokus ulangan harian, tengah semester, akhir semester, dan kenaikan kelas adalah pada ketercapaian kompetensi dasar.  Artinya, penilaian dengan cara ulangan merupakan penilaian sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar.
Selain penilaian dalam bentuk ulangan, penilaian dapat dilakukan melalui ujian.  Ada dua jenis ujian yang diatur dalam standar penilaian, ialah ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional (UN).
Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau perilaku kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam prosedur operasional standar (POS) Ujian Sekolah/Madrasah. Sedangkan ujian nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
2.    Fungsi Penilaian
Sebenarnya terdapat sejumlah fungsi penilaian.Kaitannya dengan penilaian kelas,dalam penulisan ini hanya akan dikemukakan beberapa fungsi penilaian yaitu  sebagai berikut.
a.    Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b.    Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
c.    Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
d.    Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e.    Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

3.    Prinsip Penilaian
Dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian, guru perlu mengacu pada sejumlah prinsip penilaian Terdapat sejumlah prinsip yang harus dilaksanakan dalam penilaian pembelajaran bahasa Indonesia saat ini, khususnya dalam kegiatan penilaian kelas. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.


Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Misalnya, guru menilai kompetensi berbicara. Penilaian valid jika menggunakan tes lisan. Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.

Reliabilitas (Ajeg)
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi.  Secara lebih tepat, reliable (ajeg) sebenarnya terkait bukan dengan alat penilaiannya sebagai alat ukur, melainkan dengan hasil pengukurannya dalam bentuk skor yang ajeg. Skor sebagai hasil pengukuran itulah yang seharusnya ajeg, tidak berubah-ubah. Dengan ciri keajegan itu, peserta didik tes yang sama seharusnya memperoleh skor yang (hampir) sama pula, seandainya ia kembali mengerjakan alat penilaian  yang sama pada kesempatan yang berbeda.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Objektif
Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

4.    Bentuk, Jenis, dan Teknik Penilaian
Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik  penilaian dimaksud adalah cara penilaian untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi  yang memuat satu ranah atau lebih.  Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, apakah dengan tes tertulis, observasi, tes praktik,  penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu tes tertulis (paper and pencil test), unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penugasan (project), hasil karya (product), kumpulan kerja peserta didik (portofolio), dan penilaian diri (self assessment).

Tes Tertulis (Paper and Pencil Test)
Tes tertulis adalah tes yang menuntut respon peserta didik berupa jawaban yang berbentuk bahasa yang berisi kata-kata dan kalimat secara tertulis. Dalam pembelajaran bahasa, bentuk tes tertulis dapat ditemukan pada tes untuk berbagai jenis kemampuan berbahasa dan bersastra terutama kemampuan mendengarkan, membaca, dan menulis. Karena masalah kesesuaian dengan tujuan tes yang merupakan masalah validitas, jenis tes tertulis pada umumnya tidak digunakan untuk kemampuan berbicara.

Tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Penjelasan keduanya adalah sebagai berikut.

a.    Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang penilaiannya dapat dilakukan secara objektif dengan meniadakan unsur subjektivitas penilai atau setidak-tidaknya menekan sampai yang terendah. Sifat objektif itu mengacu kepada cara penilaian yang dapat dilakukan secara ajeg dengan hasil yang sama, tidak berubah-ubah, meskipun seandainya penilaian itu dilakukan berulang-ulang atau dilakukan oleh penilai yang berbeda. Hal itu dimungkinkan oleh ciri tes objektif yang harus dikembangkan dan disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang benar terhadap butir-butir soalnya dapat dipastikan sebelumnya dan dijadikan satu dalam bentuk kunci jawaban.

Tes objektif dapat dibedakan menjadi tes pilihan ganda (multiple choice), isian/melengkapi (completion), jawaban benar salah (true – false), dan menjodohkan (matching). Jenis tes tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk mengukur kompetensi mendengarkan, membaca, dan menulis.

b.    Tes Subjektif
Suatu tes dikategorikan sebagai tes subjektif apabila penilaian terhadap jawabannya dipengaruhi oleh dan bahkan bergantung pada kesan dan pendapat pribadi peserta didik. Jawaban terhadap tes subjektif itu biasanya berupa ungkapan-ungkapan bebas dalam bentuk kalimat, paragraf atau uraian lengkap, termasuk karangan atau esai. Tes ini memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi informasi faktual (soal) yang dihadapinya. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, jenis tes ini pertama-tama digunakan dalam bentuk  tes mengarang, untuk mengukur kemampuan menulis. Di luar tes mengarang, tes ini masih dapat pula ditemukan penggunaannya untuk mengukur kompetensi mendengarkan atau membaca.

Dalam menyusun instrumen tes tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
1)    Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji.
2)    Materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,  dan indikator pencapaian pada kurikulum;
3)    Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
4)    Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan dalam berbagai kegiatan dan kontek sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Unjuk kerja sering disebut tes otentik yang merupakan penilaian dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penggunaan teknik ini lebih berdasarkan pada indikator pembelajaran yang berkaitan dengan aspek psikomotor atau kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti diskusi, berpidato, bercerita, wawancara, bermain peran, membacakan puisi/dongeng/cerpen, berbalas pantun, dan deklamasi. Teknik ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kompetensi peserta didik yang sebenarnya.

Pada pelaksanaannya, teknik ini memerlukan pertimbangan hal-hal berikut.
•    Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
•    Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
•    Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
•    Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
•    Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.

Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut.

a.    Daftar Cek (Check List)
Instrumen ini menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik., Namun, daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

b.    Skala Penilaian (Rating Scale)
Instrumen ini memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum tempat  pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten,  2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang agar hasil penilaian lebih akurat.
       
Contoh teknik penilaian unjuk kerja
Kompetensi Dasar;
Membaca  puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat  (kelas V/semester 1)

Contoh instrumen
Bacalah puisi Aku  karya Chairil Anwar dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat!

Lembar Penilaian
Berdasarkan contoh instrumen di atas berikut dicontohkan  lembar penilaian yang akan digunakan. (skor maksimum 9)

No    Nama siswa    Kemampuan yang diuji    Skor perolehan
        lafal    Intonasi    ekpresi   




   




               

Pedoman penskoran

No     Aspek yang dinilai    Skor
1.    Lafal
Lafal sesuai dengan situasi
Lafal cukup sesuai dengan situasi
Lafal kuran  sesuai dengan situasi    Skor  1- 3
3
2
1
2.    Intonasi
Intonasi sesuai dengan situasi
Intonasi cukup sesuai dengan situasi
Intonasi kurang sesuai dengan situasi
    Skor  1- 3
3
2
1
3    Ekspresi
Sesuai dengan situasi
Cukup sesuai dengan situasi
Kurang sesuai dengan situasi    Skor  1- 3
3
2
1

    Skor maksimal 1,2,3    Skor maksimum 9
Catatan : Nilai siswa  = skor perolehan siswa : 9 X 100 =

Penilaian Sikap
a.    Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga  sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
•    Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
•    Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
•    Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.  Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. 
•    Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah  lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus  lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.
•    Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.

b.    Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.
1)    Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik  dalam pembinaan.

Observasi  perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.  Di  bawah ini dikemukakan contoh format observasi perilaku siswa.

Contoh isi Buku Catatan Harian :

No.    Hari/ Tanggal    Nama peserta didik    Kejadian
(positif atau negatif)
           

Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk  merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.

Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.

Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktik  :


No.   
Nama    Perilaku   
Nilai   
Keterangan
        Bekerja sama    Berini-siatif    Penuh Perha-tian    Bekerja sistematis       
1.    Ruri                       
2.    Tono                       
3.    ....                       
4.    ....                       
                           
                           

Catatan:
Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik

2)    Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
3)    Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. 

Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan,  dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a.    Kemampuan pengelolaan
Kemampuan pengelolaan merupakan kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan
b.    Relevansi
Relevansi adalah kesesuaian dengan mata pelajaran, mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c.    Keaslian
Keaslian maksudnya adalah proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian.

Contoh penilaian berbentuk proyek
Kompetensi Dasar (KD) kelas V semester 2
8.2   Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan
        (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan 

Contoh soal
Buatlah laporan pengamatan dengan objek lingkungan kalian dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar, melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.    Buatlah catatan hasil pengamatan
2.    Buatlah kerangka karangan
3.    Tulislah laporan berdasarkan kerangka karangan
4.    Waktu pengerjaan laporan selama 22 hari

Pedoman penskoran
No    Tahapan/kemampua yang diuji    skor
1.    Tahap persiapan penulisan laporan
a.    Penentuan objek yang diamati
•    Menarik
•    Cukup menarik
•    Kurang menarik
b.    Pengumpulan data hasil pengamatan
(Catatan hasil pengamatan)
•    Catatan runtut
•    Catatan cukup runtut
•    Catatan kurang runtut   
1 – 3
3
2
1

1 – 3
3
2
1
    Skor maksimal     6
2.    Tahap pelaksanaan
a.    Penyusunan kerangka karangan  (kesesuaian kerangka karangan dengan data hasil pengamatan)
•    Kerangka karangan sesuai dengan data hasil pengamatan
•    Kerangka karangan cukup sesuai dengan data hasil pengamatan
•    Kerangka karangan kurang sesuai dengan data hasil pengamatan
b.    Penyusunan laporan
•    Laporan sesuai dengan kerangka karangan
•    Laporan cukup sesuai dengan kerangka karangan
•    Laporan kurang sesuai dengan kerangka karangan   
1-3


3

2

1

1-3
3

2

1
    Skor maksimal     6
3.    Hasil laporan
a.    Sistematika laporan
•    Baik
•    Cukup Baik
•    kurang Baik
c.    penggunaan bahasa
•    komunikatif
•    cukup komunikatif
•    kurang komunikatif
d.    penggunaan ejaan
•    tidak ada kesalahan
•    1 s.d. 5 kesalahan
•    Lebih dari 5 kesalahan   
Skor 1-3
3
2
1
1-3
3
2
1
1-3
3
2
1
    Skor maksimal     9
    Skor maksimal 1 +2+3= (6+6+9)=21   
Catatan : Nilai siswa  = skor perolehan siswa : 21 X 100 =

Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi atau seni. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, misalkan membuat suatu pertunjukan teater, musikalisasi puisi, berbalas pantun, dan sebagainya. Pengembangan teknik ini meliputi tiga tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

a.    Tahap persiapan
Fokus penilaian pada tahap ini adalah kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b.    Tahap pembuatan produk (proses)
Fokus penilaian pada tahap ini adalah kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c.    Tahap penilaian produk (appraisal)
Fokus penilaian pada tahap ini adalah kualitas produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. Sedangkan cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

Contoh penilaian produk
Kompetensi Dasar (KD) kelas VI Semester 2
8.1.  Menyusun naskah pidato/sambutan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah, dll.)  dengan bahasa yang baik dan benar, serta  memperhatikan penggunaan ejaan

Contoh soal
Buatlah naskah pidato sambutan perpisahan siswa kelas VI dengan ketentuan sebagai berikut:
a.    Perhatikan tahapan-tahapan penulisan (persiapan penulisan, pelaksanaan penulisan, hasil tulisan)
b.    Perhatikan sistematika  penulisan, kelengkapan isi, ejaan dan baca

Contoh pedoman penskoran
No    Aspek yang dinilai    Skor    Bobot
1.    TAHAP PERSIAPAN        20
    A.    Pemilihan  materi pidato(tepat-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    B.    Menyusun kerangka pidato(baik-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    Skor maksimum    6   
2.    TAHAP PELAKSANAAN        20
    Mengembangkan pokok pokok pidato sesuai dengan kerangka karangan (sesuai-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    Skor maksimum    3   
3.    TAHAP HASIL        60
    A.    Naskah pidato sesuai dengan topik yang dipilih(sesuai-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    B.    Kalimatnya menarik(menarik-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    C.    Adanya kepaduan dalam paragraf(padu-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    D.    Diksi yang digunakan(tepat-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    E.    Penggunaan ejaan(tepat-3,cukup-2, kurang-1)    1-3   
    Skor maksimum    15   
    Skor maksimum 1+2+3= 6+3+15=24       
Keterangan

Nilai tahap persiapan: (skor perolehan : 6) x 20      = ………
Nilai tahap pelaksanaan: (skor perolehan : 3) x 20       = ………
Nilai tahaphasil: (skor perolehan : 15) x 60                   = ……...
    ----------------
    Jumlah    = ……...

Penilaian Portofolio
Dalam bidang pendidikan, portofolio berarti kumpulan atau berkas bahan yang dapat memberi informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif.  Berkas tersebut berisi hasil pekerjaan peserta didik, dokumen, atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Sebagai kumpulan karya yang dinilai, portofolio mempunyai karakteristik yang khas seperti berikut ini.
d.    Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kompetensi peserta didik dalam bidang tertentu. Misalnya perkembangan kompetensi peserta didik dalam menulis dapat dilihat dari kumpulan tulisannya dalam portofolio.
e.    Portofolio merupakan bukti autentik dari kemampuan seseorang.
f.    Portofolio dapat menggambarkan kompetensi peserta didik secara lebih komprehensif, lebih-lebih jika portofolio direncanakan untuk menilai kemampuan peserta didik secara utuh.
g.    Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang tergambar dalam tahapan pengalaman peserta didik dalam mencapai tujuan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain berikut ini.

1)    Karya peserta didik
Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.

2)    Saling percaya antara guru dan peserta didik
Ketika proses penilaian, guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.

3)    Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan

4)    Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.

5)    Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.

6)    Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

7)    Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.

8)    Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Pada pelaksanaannya teknik ini memerlukan langkah-langkah berikut.
a)    Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
b)    Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
c)    Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
d)    Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e)    Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya . Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
f)    Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g)    Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h)    Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Contoh Penilaian Portofolio
Mata Pelajara     :     Bahasa Indonesia   
Alokasi Waktu     :     1 Semester
Sampel yang dikumpulkan    :     Karangan
Nama Peserta didik : ___________________                Kelas/Semester : VII/1
No
    Standar
Kompetensi/ KompetensiDasar
    Periode    Kriteria    Ket
            Tata bahasa    kosakata    Kelengkapan gagasan    Sistemati-
ka penulisan   
1.    Menulis karangan     15/11                   
        21/11                   
        dst.                   
2.    Menulis                        
                           
Catatan:
Setiap karya peserta didik sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.

Sebelum penilaian portofolio dilaksanakan perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu. Berikut contoh perencanaan portofolio yang dimaksud

Contoh perencanaan portofolio

Tujuan Portofolio    :     Mengamati perkembangan kompetensi menulis
Jenis Portofolio    :     Portofolio Proses
Kelas    :     VI
Rentangan Waktu    :     Satu Semester
Nama    :     ---------------------------------------------------------
Isi Portofolio

Bagian 1 (Kumpulan karya siswa dan tahapan prosesnya)
Bagian I berisi sejumlah proses penyusunan dan hasil akhir karya siswa. Jumlah dan jenis kompetensi menulis yang akan didokumentasikan disesuaikan dengan kompetensi dalam kurikulum. Proses dan hasil karya dipaparkan seperti berikut.

a)    Kompetensi menulis puisi
Perencanaan penulisan (topik yang dipilih, cara pembatasan topik)
Buram puisi
Hasil penyuntingan-penyuntingan yang dilakukan (guru, teman/diri sendiri)
Hasil akhir penulisan puisi (revisi)

b)    Kompetensi menulis cerpen
Perencanaan penulisan (pokok persoalan yang dipilih)
Kerangka cerita (dengan berbagai perubahannya)
Buram cerita pendek
Hasil penyuntingan-penyuntingan yang dilakukan (guru, teman/diri sendiri)
Hasil akhir penulisan cerpen

c)    Kompetensi menulis karya ilmiah
Perencanaan penulisan (topik yang dipilih dan pembatasan topik)
Kerangka karya ilmiah (dengan berbagai perubahannya)
Daftar sumber bahan yang telah dibaca/dikumpulkan
Buram karya ilmiah
Hasil penyuntingan-penyuntingan yang dilakukan (guru, teman/diri sendiri)
Hasil akhir penulisan karya ilmiah

d)    Kompetensi .........

e)    Kompetensi .........
(disesuaikan dengan kompetensi dalam kurikulum)

Bagian 2 (Penilaian diri dan penilaian guru)
Bagian ini berisi sejumlah rubrik sesuai dengan kompetensi yang dipelajari siswa dengan hasil penilaian siswa terhadap karyanya. Selain itu, dalam bagian ini juga terdapat rubrik dengan hasil penilaian guru.

Bagian 3 (Simpulan hasil penilaian)
Berisi simpulan siswa tentang tingkatan kemampuan menulisnya. Pada bagian ini juga berisi simpulan siswa tentang grade yang sesuai dengan dirinya dan alasan-alasan yang mendukungnya. Selain dari pihak siswa, bagian 3 ini juga berisi simpulan dari pihak guru tentang proses dan produk karya yang dihasilkan siswa.

    Teknik portofolio sebenarnya dapat diterapkan untuk penilaian satu KD atau beberapa KD dalam aspek yang sama. Intinya, dalam portofolio tersebut tergambarkan tahapan perkembangan kompetensi peserta didik. Berikut dicontohkan rubrik portofolio dimaksud.

No.    Aspek yang Dinilai    Skor Maksimal    Skor yang
Diperoleh
1    Kelengkapan isi portofolio    3    2
2    Kemampuan peserta didik dalam menjelaskan isi portofolionya    9    7
3    Usaha peserta didik dalam menyusun portofolionya    3    9
4    Perkembangan kompetensi peserta didik    12    10
    Jumlah    27    22

Nilai angka dapat ditentukan dengan rumus berikut.
   





Berdasarkan contoh di atas, nilai yang diperoleh adalah
                    22 x 100 = 81,50
                    27

Penilaian Diri (self assessment)
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian yang meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses,  dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.

Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya  peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain: dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri; peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya; dan dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a.    Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
b.    Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c.    Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
d.    Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
e.    Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
f.    Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

Contoh Penilaian Diri
Mata Pelajaran         : Bahasa Indonesia
Aspek            : Kognitif
Alokasi Waktu        : 1 Semester
Nama Peserta didik : _________________                               Kelas/Semester : V/1
No.    Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar    Tanggapan    Keterangan
        0    1   
1.            0  = Paham
1  = Tidak paham

Catatan:
Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran.

Contoh soal
        Petunjuk:
1)    Isilah semua pernyataan dengan jujur.
2)    Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan kenyataan.
TP  = Tidak pernah melakukan    SR    = Sering melakukan
      JR  = Jarang melakukan    SL    = Selalu melakukan
      KD = Kadang-kadang melakukan

No    Pernyataan    TP    JR    KD    SR    SL
1    Saya menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan bahasa Indonesia kepada teman-teman                   
2    Saya bertanya kepada guru hal-hal yang berhubungan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia                   
3    Saya menempatkan diri membaca artikel yang berkaitan dengan bahasa Indonesia di majalah/koran                   
4    Saya mendengarkan informasi yang berhubungan dengan bahasa Indonesia dari radio                   
5    Saya menonton tayangan di televisi yang berkaitan dengan bahasa Indonesia                   
6    Saya hadir setiap ada jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah                   
7    Saya membuat catatan yang rapi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia                   
8    Saya menyerahkan tugas bahasa Indonesia tepat waktu                   
9    Saya menerapkan pengetahuan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari                   
10    dst                   


Pengolahan:
Pada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1 – 5. Skor 1 untuk TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, dan 5 = SL. Dengan 9 butir pernyataan rentang skor adalah 9 – 45

Kualifikasi:
Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dikelompokkan sebagai berikut.
Amat Baik    : Skor 37 – 45
Baik        : Skor 28 – 36
Cukup    : Skor 19 – 27
Kurang    : Skor < 19



II.    PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR

A.    Penyusunan Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) didefinisikan sebagai matrik informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi tes. Tujuan penyusunannya adalah untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan penilaian yang setepat-tepatnya, sehingga dapat  menjadi petunjuk dalam menulis soal. Dengan menggunakan kisi-kisi, penulis soal akan dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes akan mudah menyusun perangkat tes.

Beberapa persyaratan yang harus dilakukan dalam membuat kisi-kisi  agar kisi-kisi yang dibuat merupakan kisi-kisi yang baik.  Persyaratan tersebut di antaranya adalah:
1.    Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional.
2.    Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3.    Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat aspek sebagai berikut:
a.    urgensi, secara teoretis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai peserta didik;
b.    relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain;
c.    kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang;dan
d.    kontekstual, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.

Bagan Penjabaran Kompetensi Dasar
     :  garis langkah-langkah penulisan butir soal
...........: garis pengecekan ketepatan rumusan butir soal
Keterangan diagram
Kompetensi Dasar    :   
Kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi dasar ini diambil dari Standar Isi.

Materi:   
Bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan kompetensi dasar yang akan diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang akan disusun.

Indikator:   
Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal.

Soal:   
Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.

Diagram di atas menunjukkan bahwa seorang penulis soal dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator perlu melalui langkah-langkah berikut:
1.    memilih kompetensi dasar yang akan diukur;
2.    menentukan materi (bahan ajar);
3.    membuat indikator yang mengacu pada kompetensi dasar dengan memperhatikan konteks/materi yang dipilih, menggunakan satu kata kerja operasional yang terukur;
4.    menulis soal berdasarkan indikator yang dibuat.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kompetensi dasar dan materi yang ada dalam kisi-kisi.
Indikator yang baik harus memiliki kriteria:
•    memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur
•    memuat kata kerja operasional yang dapat diukur
•    berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih
•    menggunakan stimulus (dasar pertanyaan) berupa gambar, grafik, tabel, data hasil percobaan atau kasus yang dapat merangsang/ memotivasi peserta didik sebelum menjawab;
•    dapat dibuatkan soalnya.

Dalam penyusunan indikator, komponen-komponen yang perlu diperhatikan adalah subjek, perilaku yang akan diukur, dan kondisi/konteksnya.
Sekarang mari kita lihat contoh format kisi-kisi penulisan soal berikut.

Kisi-Kisi Penulisan Soal Ujian Akhir Sekolah

Satuan Pendidikan    : SDN 1 Bakti Nusantara
Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
Kurikulum        : Tingkat Satuan Pendidikan
Alokasi Waktu    : 120 Menit
Jumlah Soal        : 30 Pilihan Ganda (PG), 5 Uraian
Standar Kompetensi: …………………………………………………………….
Kompetensi
Dasar    Materi    Kelas/
Semester    Indikator    Bentuk
Soal    No.
Soal
                   

Format kisi-kisi penulisan soal memuat identitas kisi-kisi dan matrik spesifikasi rumusan butir soal. Identitas kisi-kisi minimal memuat nama satuan pendidikan, mata pelajaran, program studi (jika ada), kurikulum, alokasi waktu, jumlah dan bentuk soal, sedangkan matrik spesifikasi setidaknya mencakup Kompetensi Dasar (KD), materi, kelas dan semester, indikator, bentuk soal, dan nomor soal.

Dalam KTSP, SK dan KD telah disediakan sehingga kita hanya memilihnya bukan menyusunnya, sedangkan untuk materi dan indikator, penulis soal harus menyusunnya, misalnya dengan menjadikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus sebagai salah satau referensi. Ingat, indikator yang terdapat dalam silabus atau RPP tidak selalu otomatis bisa menjadi indikator butir soal. Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan silabus adalah indikator ketercapaian tujuan pembelajaran sedangkan indikator dalam kisi-kisi penulisan butir soal merupakan indikator untuk penyusunan butir soal.

B.    Penyusunan Butir Soal
Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test). Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah) dan soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat dan uraian). Dilihat dari bentuk soalnya, tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi tes tertulis objektif seperti pilihan ganda dan isian, dan tes tertulis non-objketif seperti bentuk soal uraian non-objketif. Berikut dijelaskan bentuk-bentuk soal yang dimaksud.

Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Konstruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya peserta didik memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya.

Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup besar, di samping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta didik mudah mencontek kunci jawaban. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban/opsi (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).

Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara :
•    mengidentifikasi materi yang dapat mengukur perilaku pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum peserta didik dapat mengukur perilaku yang disebutkan di atas;
•    membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan
•    menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan, misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh, tabel, dan sebagainya.

a.    Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah kaidah sebagai berikut.

    Materi
  1.    Soal harus sesuai dengan indikator.
  2.    Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
  3.    Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

    Konstruksi
  1.    Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
  2.    Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
  3.    Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
  4.    Pokok soal  jangan  mengandung  pernyataan yang bersifat negatif ganda.
  5.    Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
  6.    Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
7.    Pilihan  jawaban  yang  berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan  urutan besar kecilnya nilai angka  tersebut, atau kronologisnya.
8.    Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya  yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
9.    Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

    Bahasa
1.    Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2.    Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3.    Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4.    Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
Catatan







b.    Kartu Soal
(Tampak Depan)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah        :
Bahan Kelas/Semester    :
Mata Pelajaran        :
Kurikulum        :
Penyusun            :
Unit Kerja        :
Buku Sumber    Proses Kognitif    Tingkat Kesukaran
    Fakta        Sangat Mudah   
    Penerapan         Mudah   
    Interpretasi        Sedang   
    Pemecahan Masalah        Sukar    
    Penalaran & Komunikasi(1)           
Standar Kompetensi    Kompetensi Dasar    Materi    Indikator
           
Pilihan
Jawaban    Tingkat Kesukaran    Daya Beda    Guessing Value
A           
B           
C           
D           
E           










(Tampak Belakang)
No.    Rumusan Butir Soal    Kunci












Pembahasan































Kisi-Kisi Penulisan Soal Ujian Akhir Sekolah

Satuan Pendidikan    : SDN 1 Bakti Nusantara
Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
Kurikulum        : Tingkat Satuan Pendidikan
Alokasi Waktu    : 120 Menit
Jumlah Soal        : 30 Pilihan Ganda (PG)

Standar Kompetensi: 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan , surat undangan, dan dialog tertulis.

Kompetensi
Dasar    Materi    Kls/
Smt    Indikator Soal    Bentuk
Soal    No.
Soal
4.2 Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan
    Surat Undang-an    V/1    Disajikan sebuah surat undangan yang belum lengkap siswa dapat melengkapi dengan kalimat penutup surat yang tepat    PG    1

Berdasarkan kisi-kisi di atas, berikut dicontohkan pengembangan butir-butir soalnya.

Hai,  Kawan,
Datanglah ke pesta ulang tahunku yang ke-10 pada:
hari       : Minggu
tanggal : 16 Juni 2007
waktu    : 16.00 WIB
tempat  : Jalan Srengseng Sawah No. 1 Jakarta Selatan
.............................................................................................
Kalimat penutup yang tepat untuk penggalan surat undangan di atas adalah....
a.    Atas kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
b.    Saya ucapkan terima kasih bila teman-teman datang.
c.    Kehadiran teman-teman di pestaku sangat saya tunggu.
d.    Tiada kesan tanpa kehadiran teman-teman.

Kunci : d

1.    Uraian
Tes uraian adalah tes yang menuntut peserta didik menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang  sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Hal senada diungkapkan Sumarna bahwa tes uraian atau soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan. Berdasarkan itu, bentuk tes ini dituntut kemampuan peserta didik dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulis.

Nitko mengklasifikasikan tes uraian ke dalam dua grup, yaitu soal uraian dengan jawaban bebas dan soal uraian dengan jawaban terbatas. Dalam uraian bebas jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada pandangan peserta didik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Sedangkan dalam bentuk uraian terbatas atau jawaban terbatas pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.

Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan dari tipe tes uraian. Saifuddin mengungkapkan bahwa keunggulan tipe tes uraian di antaranya yaitu: (1) Relatif lebih mudah buat, (2) Lebih mudah untuk digunakan mengungkapkan tingkat kompetensi tinggi, (3) Sangat baik untuk mengungkapkan kemampuan yang bertalian dengan ekspresi verbal-tulis. Lebih lanjut, Saifuddin pun mengungkapkan kelemahan tes uraian, yaitu: (1) Tidak dapat memuat banyak item sehingga kurang komprehensif, (2) Pemeriksaan jawaban menyita banyak waktu dan tenaga, (3) Harus diperiksa sendiri oleh penulis soal atau oleh orang lain yang ahli, (4) Subjektivitas pemeriksaan sulit dihindari, (5) Pertimbangan pemberian skor lebih kompleks, (6) Umumnya memiliki reliabilitas yang kurang memuaskan.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa tes uraian adalah tes hasil belajar yang membutuhkan satu struktur jawaban dari seorang peserta didik yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan serta mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu dari tes tersebut.

Pada dasarnya setiap penulis soal bentuk uraian harus selalu berpedoman pada langkah-langkah atau kaidah-kaidah penulisan soal secara umum, misalnya mengacu kisi-kisi tes yag telah dibuat dan tujuan soalnya. Dalam menulis soal bentuk uraian seorang penulis soal harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yag mungkin diberikan oleh peserta didik. Dengan kata lain, ruang lingkup ini menunjukkan kriteria luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan. Di samping itu, ruang lingkup tersebut harus tegas dan jelas tergambar dalam rumusan soanya. Dengan adanya batasan sebagai ruang lingkup soal, kemungkinan terjadinya ketidakjelasan soal dapat dihindari. Ruang lingkup tersebut, juga akan membantu mempermudah pembuatan kriteria atau pedoman penskoran.

Secara rinci, beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bentuk uraian adalah sebagai berikut.

Materi
b.    Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
c.    Batasan pertanyaan dan jawaban yang ditanyakan (ruang lingkup) harus jelas.
d.    Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran.
e.    Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.

Konstruksi
a.    Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai seperti:  mengapa,  uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang  tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kata-kata tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
b.    Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c.    Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau criteria penskorannya ,besarnya skor bagi setiap komponen, atau rentangan skor yang dapat diperoleh untuk setiap kriteria dalam soal yang bersangkutan
d.    Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.



Bahasa
a.    Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana dan komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
b.    Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik   didik, atau kelompok tertentu.
c.    Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbul-kan penafsiran ganda atau salah pengertian.
d.    Butir soal menggunakan  bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e.    Rumusan soal mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
f.    Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

Penyusunan Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:
a.    Batasan atau kata-kata kunci atau konsep untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif.
b.    Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diharapkan
c.    Kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal uraian nonobjektif.

Pedoman pemberian soal untuk setiap butir uraian harus disusun segera setelah perumusan kalimat-kalimat butir soal tersebut.

Berturut-turut berikut contoh kisi-kisi, butir soal, dan pedoman penskoran soal bentuk uraian

CONTOH KISI-KISI SOAL

Jenis Sekolah        : SD            Alokasi Waktu    :  1 x 35menit
Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia    Jumlah Soal        : 1
Kurikulum        : KTSP            Penyusun        : …………..
Standar Kompetensi    : Mendengarkan
        Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan
No.    Kompetensi Dasar    Kelas/
Smt    Materi    Indikator
Soal    Bentuk Penil.    Nomor
soal
1    1.1 Menulis hal-hal penting/pokok dari suatu teks yang dibacakan    VI/1    Teks cerita    Diperdengarkan teks cerita peserta didik dapat menuliskan hal-hal penting/pokok     Tes tertulis uraian    1

SOAL
Dengarkan teks cerita yang disajikan berikut, kemudian tulislah hal-hal penting/pokok-pokok cerita yang berhubungan dengan tema, latar(tempat, waktu, dan suasana), tokoh dan perwatakannya, serta urutan ceritanya! (skor maksimal=11)

PEDOMAN PENSKORAN
No.    Aspek yang Dinilai    Skor
1    Tema cerita
•    Tepat
•    Cukup
•    Kurang    1-3
3
2
1
2    Latar
•    3 latar terpenuhi
•    2 unsur terpenuhi
•    1 unsur terpenuhi    1-3
3
2
1

3    Tokoh dan perwatakan
•    Menuliskan tokoh dan perwatakan sesuai dengan teks cerita
•    Menuliskan tokoh dan perwatakan yang kurang sesuai dengan teks cerita
•    Menuliskan tokoh dan perwatakan yang tidak sesuai dengan teks cerita    1-3
3

2

1

4    Urutan cerita
•    Urut
•    Kurang urut
•    Tidak urut    1-3
3
2
1
    Skor maksimum    12
Nilai peserta didik = (skor perolehan : 12) x 100


C.    Analisis Butir Soal
Setelah butir-butir soal selesai disusun, maka perlu dianalisis terlebih dahulu agar dihasilkan soal-soal yang baik. Untuk memenuhi hal itu dilakukan dua jenis analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1.    Analisis Kualitatif ( Validias Logis/Logical Validiy)
Analisis kualitatif mengacu pada 3 kaidah penulisan soal seperti yang sudah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, dalam analisis ini soal-soal dianalisis dari segi konstruksi (teknis), materi (isi), dan bahasa (editorial). Penelaahan secara kualitatif ini dilakukan sebelum soal digunakan.

Analisis konstruksi (teknis) dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengukuran dan teknik penulisan soal. Analisis materi (isi) dimaksudkan sebagai penelaahan khusus yang berkaitan dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis bahasa (editorial) dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar menurut EYD. Selain itu, penelaahan bahasa juga berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lainnya. Untuk memberikan gambaran singkat, berikut contoh analisis kualitatif.

Contoh soal pilihan ganda yang kurang baik
Suaranya menggelegar membelah langit
Kalimat di atas merupakan sebuah majas. Majas tersebut merupakan majas ….
A.    deduksi
B.    induksi
C.    personifikasi
D.    deskripsi
E.    ameliorasi

Apabila ditelaah secara kualitatif, secara sepintas dapat dinyatakan bahwa soal tersebut kurang baik. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Pertama, pokok soal bertele-tele, tidak langsung pada pertanyaan. Kedua, alternatif jawaban A, B, D, dan E bukan merupakan alternatif yang baik karena bukan merupakan kelompok majas.

Perbaikan yang dapat dilakukan seperti berikut.

Suaranya menggelegar membelah langit
Kalimat tersebut merupakan majas ….
A.    hiperbola
B.    metafora
C.    personifikasi
D.    metonimia
E.    sinekdoke

Analisis kualitatif dapat dilakukan oleh orang yang berasal dari rumpun keahlian yang sama. Asalkan, ahli dari rumpun yang sama itu menguasai materi yang diujikan, menguasai teknik penulisan soal, dan menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2.    Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif  atau sering pula disebut vaiditas empiris (empirical validity) adalah penelaahan butir soal berdasarkan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal dimaksud meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Khusus soal-soal pilihan ganda, dua tambahan parameter yaitu dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal benar dan berfungsi tidaknya pilihan jawaban (alternatif jawaban). Analisis kuantitatif ini dilakukan setelah soal diujikan.
Beberapa hal yang perlu dilihat dalam analisis kualitatif adalah sebagai berikut.

a.    Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya bekisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan, berarti semakin mudah soal itu. 

Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata ”proporsi”. Adapun persamaan atau rumus yang digunakan untuk mencari P adalah:










Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu. Sebagai pedoman umum, tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan sebagai berikut.

Nilai (p)    Kategori
p  <  0,3
0,3  ≤  p  ≤  0,7
p  >  0,7    Sukar
Sedang
Mudah

Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dari respon 36 peserta didik tes untuk masing-masing soal.

TABEL 1
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
No.    Peserta didik    Nomor Soal    Jumlah
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10   
1    Rosa    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5
2    Adelina    1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    4
3    Amelia    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5
4    Rianti    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
5    Sonora    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
6    Alicia    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
7    Michael    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
8    Alda    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
9    Aliansi    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
10    Cobra    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
11    Hidayat    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
12    Rico    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
13    Ranti    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
14    Santi    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    5
15    Sahrul    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    5
16    Saeful    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
17    Lili    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
18    Lula    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
19    Lela    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
20    Woro    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5
21    Esti    1    1    0    1    1    0    0    0    1    0    5
22    Entin    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5
23    Elia    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4
24    Ersada    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4
25    Ford    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
26    Faula    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4
27    Farida    1    0    1    0    1    0    0    0    1    0    4
28    Resti    1    0    0    0    0    0    1    1    1    0    4
29    Dede    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
30    Delia    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
31    Gugun    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
32    Hilal    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
33    Inayah    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
34    Jack    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
35    Jerry    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
36    Takur    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0   
x    36    19    23    20    17    18    15    16    18    0   
Jumlah Peserta didik tes    36    36    36    36    36    36    36    36    36    36   
Tingkat Kesukaran (P)    1.00    0.5    0.64    0.56    0.47    0.50    0.42    0.44    0.50    0.00   

Masing

   
Masing-masing tingkat kesukaran soal dihitung dengan cara sebagai berikut:

          x       36
P(1)  = ------ =  -----  = 1.00
          SmN      1x36              x       19
P(2)  = ------ =  -----  = 0.528
          SmN      1x36              x       23
P(3)  = ------ =  -----  = 0.639
          SmN      1x36

          x       20
P(4)  = ------ =  -----  = 0.555
          SmN      1x36


          x       15
P(7)  = ------ =  -----  = 0.417
          SmN      1x36


          x       0
P(10)  = ------ =  -----  = 0.00
          SmN      1x36
              x       17
P(5)  = ------ =  -----  = 0.472
          SmN      1x36


          x       16
P(8)  = ------ =  -----  = 0.44
          SmN      1x36
              x       18
P(6)  = ------ =  -----  = 0.500
          SmN      1x36


          x       18
P(9)  = ------ =  -----  = 0.500
          SmN      1x36


Dari hasil perhitungan dan tabel 1 nampak bahwa tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 1.00 atau seratus persen peserta didik tes menjawab benar. Soal nomor 1 adalah soal paling mudah. Sebaliknya, tingkat kesukaran soal nomor 10 adalah 0.00 atau tidak ada satupun peserta didik tes yang menjawab benar soal tersebut. Soal nomor 10 adalah soal yang paling sukar di antara semua soal. Sedangkan soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9  termasuk pada kategori soal yang sedang.

Tabel 2 menunjukkan respon peserta didik tes terhadap 5 soal uraian yang memiliki skor maksimum yang berbeda satu sama lain bervariasi antara 3 sampai dengan 5.

TABEL 2
Perhitungan tingkat kesukaran soal uraian
No.    Peserta didik    Nomor Soal
        1    2    3    4    5
1    Rosa    5    4    1    3    3
2    Adelina    5    4    1    3    3
3    Amelia    5    4    1    3    3
4    Rianti    5    4    1    3    3
5    Sonora    5    4    1    3    3
6    Alicia    5    3    1    3    3
7    Michael    5    3    1    3    3
8    Alda    5    3    1    3    3
9    Aliansi    5    3    1    3    3
10    Cobra    5    3    1    3    3
11    Hidayat    4    3    1    3    3
12    Rico    4    3    1    3    3
13    Ranti    4    3    2    1    3
14    Santi    4    3    2    1    3
15    Sahrul    4    3    2    1    3
16    Saeful    4    3    2    1    3
17    Lili    3    3    2    2    3
18    Lula    3    3    2    2    2
19    Lela    3    3    2    2    2
20    Woro    3    3    2    2    2
21    Esti    3    2    3    2    2
22    Entin    3    2    3    2    2
23    Elia    3    2    3    2    2
24    Ersada    3    2    3    2    2
25    Ford    2    2    3    2    2
26    Faula    2    2    3    2    2
27    Farida    2    1    3    2    2
28    Resti    2    1    3    2    2
29    Dede    2    1    3    2    2
30    Delia    2    1    3    2    2
31    Gugun    2    1    3    2    1
32    Hilal    2    1    3    2    1
33    Inayah    2    1    3    2    1
34    Jack    2    1    3    1    1
35    Jerry    2    1    3    1    1
36    Takur    2    1    3    1    1
x    122    87    76    77    83
Skor maksimum    5    4    3    4    3
Jumlah Peserta didik tes    36    36    36    36    36
Tingkat Kesukaran (P)    0.678    0.604    0.704    0.535    0.769

          x       122
P(1)  = ------ =  -----  = 0.678
          SmN      5x36

          x       77
P(4)  = ------ =  -----  = 0.535
          SmN      4x36              x       87
P(2)  = ------ =  -----  = 0.604
          SmN      4x36

          x       108
P(5)  = ------ =  -----  = 0.769
          SmN      3x36              x       76
P(3)  = ------ =  -----  = 0.704
          SmN      3x36



Soal nomor 5 adalah soal paling mudah dengan tingkat kesukaran 0,769. Sedangkan soal nomor 4 adalah soal yang paling sukar (0,535) di antara lima soal yang diujikan. Walaupun demikian, soal nomor 4 masih dikatagorikan soal yang sedang.

Tingkat kesukaran akan berpengaruh pada variabelitas skor dan ketepatan membedakan antara kelompok peserta didik tes. Ketika seluruh soal sangat sukar, maka skor total tentunya rendah. Sebaliknya, ketika seluruh soal sangat mudah, tentunya skor total akan tinggi. Variabelitas akan maksimum ketika P=0,5. skor akan lebih bervariasi ketika semua P terletak sekitar 0,5. Tingkat kesukaran sekitar 0,5 merupakan yang optimum. Untuk penggunaan di kelas, biasanya sebagian pendidik menggunakan tes yang sedang, yaitu P antara 0,3 sampai dengan 0,7.

b.    Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik tes yang mampu/pandai (menguasai materi yang ditanyakan) dengan peserta didik tes yang kurang mampu/pandai (belum menguasai materi yang ditanyakan). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (item discrimination) disingkat D (d besar). Indeks daya pembeda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas (peserta didik tes yang mampu/pandai) dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah (peserta didik tes yang kurang mampu/pandai). Umumnya, para ahli tes membagi kelompok ini menjadi 27% atau 33% kelompok atas dan 27% atau 33% kelompok bawah (Cureton, 1957).

TABEL 3
Pembagian kelompok 27% - 27%
No.    Peserta didik    Nomor Soal    Jumlah
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10   
1    Alda    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
2    Aliansi    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
3    Cobra    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    7
4    Hidayat    1    1    1    1    0    1    1    1    1    0    7
5    Rico    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
6    Alicia    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
7    Michael    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
8    Lela    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
9    Woro    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
10    Esti    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
11    Entin    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
12    Elia    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
13    Ranti    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
14    Santi    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    5
15    Sahrul    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    5
16    Saeful    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
17    Lili    1    1    1    1    0    0    0    1    0    0    5
18    Lula    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
19    Ersada    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5
20    Ford    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5
21    Faula    1    1    0    1    1    0    0    0    1    0    5
22    Hilal    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5
23    Inayah    1    0    0    0    1    0    1    1    1    0    5
24    Jack    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4
25    Delia    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    4
26    Gugun    1    0    0    0    1    1    0    1    1    0    4
27    Farida    1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    4
28    Resti    1    0    1    0    1    0    0    0    1    0    4
29    Dede    1    0    0    0    0    0    1    1    1    0    4
30    Rianti    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
31    Jerry    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
32    Takur    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
33    Sonora    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
34    Amelia    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
35    Rosa    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
36    Adelina    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2

Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai 1,00. tanda negatif menunjukkan bahwa peserta didik tes yang kemampuannya rendah dapat menjawab benar sedangkan peserta didik tes yang kemampuannya tinggi menjawab salah. Dengan demikian, soal yang indeks daya pembedanya negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta didik tes.
Indeks daya pembeda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini.














Sebagai contoh untuk menggunakan rumus tersebut perhatikan  tabel berikut.

TABEL 4
Tingkat Kesukaran 27% kelompok atas (10 orang dari 36 peserta didik tes)
No.    Peserta didik    Nomor Soal    Jumlah
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10   
1    Alda    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
2    Aliansi    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8
3    Cobra    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    7
4    Hidayat    1    1    1    1    0    1    1    1    1    0    7
5    Rico    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
6    Alicia    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
7    Michael    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
8    Lela    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7
9    Woro    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
10    Esti    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6
 Xatas    10    10    10    10    3    10    10    8    0    0   
Skor maksimum    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1   
 kelompok atas    10    10    10    10    10    10    10    10    10    10   
(P) kelompok atas    1,00    1,00    1,00    1,00    0,30    1,00    1,00    0,80    0,00    0,00   

TABEL 5
Tingkat Kesukaran 27% kelompok bawah (10 orang dari 36 peserta didik tes)
No.    Peserta didik    Nomor Soal    Jumlah
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10   
27    Farida    1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    4
28    Resti    1    0    1    0    1    0    0    0    1    0    4
29    Dede    1    0    0    0    0    0    1    1    1    0    4
30    Rianti    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
31    Jerry    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
32    Takur    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
33    Sonora    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3
34    Amelia    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
35    Rosa    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
36    Adelina    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2
 Xatas    10    0    1    1    6    0    1    1    10    0   
Skor maksimum    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1   
 kelompok bawah    10    10    10    10    10    10    10    10    10    10   
(P) kelompok bawah    1,00    0,00    0,10    0,10    0,60    0,00    0,10    0,10    1,00    0,00   
Daya pembeda soal nomor 1 dapat dihitung seperti berikut:
D  = PA – PB
D = 1 – 1
D = 0

Tabel berikut menunjukkan daya pembeda soal nomor 1 sampai dengan nomor 10 berdasarkan perbedaan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.
Tabel 6
Daya pembeda soal
Soal    Tingkat kesukaran kelompok atas    Tingkat kesukaran kelompok bawah    Daya pembeda soal (D)
1    1,00    1,00    0,00
2    1,00    0,00    1,00
3    1,00    0,10    0,90
4    1,00    0,10    0,90
5    0,30    0,60    -0,30
6    1,00    0,00    1,00
7    1,00    0,10    0,90
8    0,80    0,10    0,70
9    0,00    1,00    -1,00
10    0,00    0,00    0,00

Soal nomor 1 dan nomor 10 berdaya pembeda 0. Hal ini berarti kedua soal tersebut tidak dapat menunjukkan adanya perbedaan kemampuan kelompok atas dan bawah. Daya pembeda soal nomor 5 dan 9 bertanda negatif, yang menunjukkan bahwa kelompok bawah dapat menjawab benar soal tersebut sedangkan kelompok atas yang skornya tinggi menjawab salah. Beradasarkan itu, soal nomor 1, 10, 5, dan 9 sebaiknya tidak dipakai (dibuang). Hal ini sesuai dengan pengklasifikasian daya pembeda oleh Crocker dan Algina (1986), yaitu:




Untuk  menentukan daya pembeda soal uraian, coba perhatikan kembali tabel 1.2. Langkah pertama yang dilakukan sama seperti apa yang dilakukan pada soal pilihan ganda, yaitu mengurutkan seluruh peserta didik tes berdasarkan perolehan skor total dari yang tinggi ke yang rendah seperti nampak pada tabel berikut.

TABEL 7
Pembagian kelompok 27% - 27%
No.    Peserta didik    Nomor soal    Skor total
        1    2    3    4    5   
1    Rosa    5    4    1    3    3    16
2    Adelina    5    4    1    3    3    16
3    Amelia    5    4    1    3    3    16
4    Rianti    5    4    1    3    3    16
5    Sonora    5    4    1    3    3    16
6    Alicia    5    3    1    3    3    15
7    Michael    5    3    1    3    3    15
8    Alda    5    3    1    3    3    15
9    Aliansi    5    3    1    3    3    15
10    Cobra    5    3    1    3    3    15
11    Hidayat    4    3    1    3    3    14
12    Rico    4    3    1    3    3    14
13    Ranti    4    3    2    1    3    13
14    Santi    4    3    2    1    3    13
15    Sahrul    4    3    2    1    3    13
16    Saeful    4    3    2    1    3    13
17    Lili    3    3    2    2    3    13
18    Lula    3    3    2    2    2    12
19    Lela    3    3    2    2    2    13
20    Woro    3    3    2    2    2    12
21    Esti    3    2    3    2    2    12
22    Entin    3    2    3    2    2    12
23    Elia    3    2    3    2    2    12
24    Ersada    3    2    3    2    2    12
25    Ford    2    2    3    2    2    11
26    Faula    2    2    3    2    2    11
27    Farida    2    1    3    2    2    10
28    Resti    2    1    3    2    2    10
29    Dede    2    1    3    2    2    10
30    Delia    2    1    3    2    2    10
31    Gugun    2    1    3    2    1    9
32    Hilal    2    1    3    2    1    9
33    Inayah    2    1    3    2    1    9
34    Jack    2    1    3    1    1    8
35    Jerry    2    1    3    1    1    8
36    Takur    2    1    3    1    1    8

Tabel berikut menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesukaran masing-masing kelompok .

TABEL 8
Perhitungan daya pembeda soal uraian
No.    Peserta didik    Nomor soal    Skor total
        1    2    3    4    5   
1    Rosa    5    4    1    3    3    16
2    Adelina    5    4    1    3    3    16
3    Amelia    5    4    1    3    3    16
4    Rianti    5    4    1    3    3    16
5    Sonora    5    4    1    3    3    16
6    Alicia    5    3    1    3    3    15
7    Michael    5    3    1    3    3    15
8    Alda    5    3    1    3    3    15
9    Aliansi    5    3    1    3    3    15
10    Cobra    5    3    1    3    3    15
 Xatas    50    35    10    30    30   
Skor maksimum    5    4    3    4    3   
 kelompok atas    10    10    10    10    10   
(P) kelompok atas    1,00    0,875    0,333    0,750    1,00   

No.    Peserta didik    Nomor soal    Skor total
        1    2    3    4    5   
27    Farida    2    1    3    2    2    10
28    Resti    2    1    3    2    2    10
29    Dede    2    1    3    2    2    10
30    Delia    2    1    3    2    2    10
31    Gugun    2    1    3    2    1    9
32    Hilal    2    1    3    2    1    9
33    Inayah    2    1    3    2    1    9
34    Jack    2    1    3    1    1    8
35    Jerry    2    1    3    1    1    8
36    Takur    2    1    3    1    1    8
 Xbawah    20    10    30    17    14   
Skor maksimum    5    4    3    4    3   
 kelompok bawah    10    10    10    10    10   
(P) kelompok bawah    0,400    0,200    0,600    0,340    0,280   

Tabel 9
Daya pembeda soal uraian
Soal    Tingkat kesukaran kelompok atas    Tingkat kesukaran kelompok bawah    Daya pembeda soal (D)
1    1,00    0,400    0,600
2    0,875    0,200    0,675
3    0,333    0,600    -0,267
4    0,750    0,340    0,410
5    1,00    0,280    0,720

Hasil perhitungan daya pembeda, seperti terlihat pada tabel 9, menunjukkan bahwa hampir seluruh soal berfungsi sebagaimana mestinya, kecuali nomor 3. Daya pembeda soal nomor tersebut bertanda negatif yaitu -0,267.

c.    Pola Jawaban Soal
Pola jawaban soal adalah distribusi peserta didik tes dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Dari sekian pilihan jawaban hanya terdapat satu yang benar atau yang paling benar (kunci jawaban), sedangkan kemungkinan jawaban yang tidak benar dinamakan pengecoh.

Pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi peserta didik tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta didik tes yang berasal dari kelompok bawah dan paling sedikit dipilih oleh 5% peserta didik tes.

Untuk melihat berfungsi tidaknya alternatif jawaban sebagai pengecoh ditentukan oleh distribusi jawaban dan indeks daya pembeda. Contoh  perhitungan soal nomor 8 pada tabel berikut diambil dari tabel 3. Kunci jawaban soal ini adalah D.

Tabel 10
Menghitung alternatif jawaban
No.    Peserta didik tes    Respon    Alternatif jawaban pada soal nomor 8
            A    B    C    D
1    Alda    D    0    0    0    1
2    Aliansi    D    0    0    0    1
3    Cobra    D    0    0    0    1
4    Hidayat    D    0    0    0    1
5    Rico    D    0    0    0    1
6    Alicia    D    0    0    0    1
7    Michael    D    0    0    0    1
8    Lela    D    0    0    0    1
9    Woro    A    1    0    0    0
10    Esti    B    0    1    0    0
11    Entin    C    0    0    1    0
12    Elia    A    1    0    0    0
13    Ranti    B    0    1    0    0
14    Santi    C    0    0    1    0
15    Sahrul    A    1    0    0    0
16    Saeful    B    0    1    0    0
17    Lili    C    0    0    1    0
18    Lula    A    1    0    0    0
19    Ersada    D    0    0    0    1
20    Ford    D    0    0    0    1
21    Faula    B    0    1    0    0
22    Hilal    D    0    0    0    1
23    Inayah    D    0    0    0    1
24    Jack    D    0    0    0    1
25    Delia    D    0    0    0    1
26    Gugun    D    0    0    0    1
27    Farida    C    0    0    1    0
28    Resti    A    1    0    0    0
29    Dede    D    0    0    0    1
30    Rianti    B    0    1    0    0
31    Jerry    C    0    0    1    0
32    Takur    A    1    0    0    0
33    Sonora    B    0    1    0    0
34    Amelia    C    0    0    1    0
35    Rosa    A    1    0    0    0
36    Adelina    B    0    1    0    0
 alternatif jawaban    7    7    6    16
Palternatif jawaban    0.194    0.194    0.167    0.444

Pada tabel di atas nampak tingkat kesukaran masing-masing alternatif jawaban (Palternatif jawaban), yaitu PA = 0.194, PB = 0.194, PC = 0.167, dan PD = 0.444. Angka-angka tersebut menunjukkan penyebaran atau distribusi terhadap alternatif jawaban. Angka 0.194 menunjukkan bahwa sebanyak 19% peserta didik tes merespon alternatif jawaban A dan B. 17% peserta didik tes merespon alternatif jawaban C dan 45% merespon alternatif jawaban D. Berdasarkan hal tersebut, seluruh alternatif jawaban soal ini cukup berfungsi karena responden yang memilih lebih dari 5%

d.    Validitas
Pada sub bab sebelumnya telah dibahas bahwa daya pembeda soal (item discrimination) tidak lain merupakan validitas soal. Dalam sub ini akan diuraikan lebih lanjut tentang validitas soal dengan cara lain.

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal senada dikatakan Anastasia (1988) bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika prediktornya (hasilnya) sesuai dengan kriterium (skor total tes), dalam arti memilki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment. Persamaan yang digunakan adalah:





Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:








Contoh penggunaan persamaan di atas sebagai berikut.
Tabel 11
Respons  40 peserta didik tes terhadap 20 pilihan ganda
Peserta didik tes    Respons
    1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20
Ani    A    A    C    D    B    B    C    D    A    B    C    D    A    B    C    D    A    B    C    A
Anti    A    C    C    A    C    B    C    D    A    B    C    D    A    B    D    D    A    B    C    A
Asti    A    A    C    C    B    B    C    D    A    B    C    D    A    B    A    D    A    B    C    A
Badu    A    B    C    C    A    B    D    D    A    B    C    D    A    B    A    D    A    D    C    A
Boye    A    A    C    B    A    B    C    D    C    B    C    D    A    D    A    D    A    B    C    A
Carita    A    C    C    B    A    B    C    D    B    B    D    D    A    B    D    D    A    B    C    A
Cintil    A    B    C    A    D    B    C    D    A    B    C    C    A    B    A    A    A    B    C    B
Cucu    A    D    C    B    D    B    C    D    D    B    C    D    A    B    B    C    A    B    C    A
Deef    A    D    C    B    A    B    C    D    D    C    C    D    A    B    B    B    A    B    C    A
Dodo    A    C    C    C    A    B    B    D    B    B    C    D    A    B    D    D    A    A    C    A
Ebes    A    D    C    C    B    B    C    D    A    C    D    A    B    B    D    A    C    C    C    B
Encu    A    B    C    A    B    B    C    D    A    B    C    B    A    D    D    C    A    B    C    B
Endo    A    B    C    D    D    B    C    D    A    B    D    B    A    A    D    C    A    B    C    B
Faxyh    A    B    C    B    A    B    C    A    A    B    C    D    B    D    A    D    A    A    C    B
Falupi    A    C    C    A    C    B    C    D    A    A    B    D    A    C    D    D    A    B    C    A
Fiand    A    A    C    B    A    B    A    D    C    B    A    D    A    A    A    D    A    B    C    A
Febby    A    D    C    A    D    B    C    D    A    B    A    D    A    A    B    A    A    B    C    A
Folar    A    B    C    D    A    B    C    A    A    C    A    D    B    D    A    D    A    A    C    B
Galur     A    B    C    C    A    B    D    C    D    B    D    D    C    A    C    D    A    B    C    C
Gandi     A    B    C    D    C    B    D    C    D    B    D    D    C    A    C    D    A    B    C    C
Gaul     A    A    C    A    B    B    C    D    A    B    A    C    A    B    A    A    A    B    C    B
Ginti    A    A    C    C    A    B    C    D    C    B    D    D    A    C    D    C    A    A    C    B
Gaun    A    D    C    C    A    B    C    D    A    D    B    D    A    C    B    A    A    C    C    A
Goala    A    B    C    A    B    B    C    C    A    A    D    D    D    C    D    D    A    C    C    B
Hilah     A    B    C    B    A    B    C    B    A    B    C    D    C    A    B    A    A    D    C    B
Hind    A    C    C    B    A    B    A    A    B    A    A    A    B    B    C    A    B    B    C    C
Hexa     A    B    C    D    A    B    B    A    C    D    B    B    C    A    C    B    A    B    C    C
Helm    A    B    C    D    C    A    C    B    A    C    C    C    D    C    C    D    A    D    C    C
Imax     A    B    A    D    C    A    C    B    A    C    C    C    D    C    C    D    A    D    C    C
Inang     A    B    B    C    A    B    A    C    B    B    A    D    D    C    C    D    A    B    A    B
Jalu     A    B    C    B    D    B    C    B    A    D    C    D    C    A    B    B    A    D    C    B
Jhons     A    B    A    D    C    C    C    B    A    A    C    A    D    B    C    B    A    C    D    C
Klom    A    B    C    D    C    D    B    B    A    D    B    B    C    B    C    D    A    A    B    C
Luxy     A    B    A    D    D    C    C    B    A    A    C    A    B    D    C    C    A    C    C    C
Lirna     A    B    D    D    A    B    D    A    D    C    D    C    D    B    C    C    D    B    C    C
Mimi    A    B    D    D    A    B    B    A    C    D    B    B    C    B    C    B    B    B    C    C
Mumi    A    D    B    C    B    B    B    C    C    B    B    D    B    D    C    D    A    B    D    C
Ninin    A    B    D    D    A    B    A    A    B    A    A    A    B    D    C    A    C    B    C    C
Perti    A    B    A    D    D    A    A    B    A    C    A    C    D    B    C    D    A    D    A    C
Suring     A    D    B    C    D    B    A    C    B    D    A    D    D    C    C    D    A    B    A    C

Tabel 12
Kunci jawaban
No.    Kunci    No.    Kunci    No.    Kunci    No.    Kunci
1    A    6    B    11    C    16    D
2    B    7    C    12    D    17    A
3    C    8    D    13    A    18    B
4    D    9    A    14    B    19    C
5    A    10    B    15    C    20    D


Tabel 13
Skor respons 40 peserta didik tes terhadap 20 soal
Peserta didik tes    Respon    Skor total
    1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20   
Ani    1    0    1    1    0    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    0    17
Anti    1    0    1    1    0    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    0    15
Asti    1    0    1    0    0    1    1    1    1    1    1    1    1    1    0    1    1    1    1    0    15
Badu    1    1    1    0    1    1    0    1    1    1    1    1    1    1    0    1    1    0    1    0    15
Boye    1    0    1    0    1    1    1    1    0    1    1    1    1    0    0    1    1    1    1    0    14
Carita    1    0    1    0    1    1    1    1    0    1    0    1    1    1    0    1    1    1    1    0    14
Cintil    1    1    1    0    0    1    1    1    1    1    1    0    1    1    0    0    1    1    1    0    14
Cucum    1    0    1    1    0    1    1    1    0    1    1    1    1    1    0    0    1    1    1    0    13
Deef    1    0    1    0    1    1    0    1    0    1    1    1    1    1    0    0    1    1    1    0    13
Dodon    1    0    1    0    0    1    1    1    1    0    1    1    1    1    0    1    1    0    1    0    13
Ebes    1    0    1    0    0    1    1    1    1    1    1    0    1    0    0    0    1    1    1    0    13
Encum    1    1    1    0    0    1    1    1    1    1    0    0    1    0    0    0    1    1    1    0    13
Endo    1    1    1    1    0    1    1    0    1    1    1    1    0    0    0    1    1    0    1    0    13
Faxyh    1    1    1    0    1    1    1    1    1    0    0    1    1    0    0    1    1    1    1    0    13
Falupi    1    0    1    0    0    1    0    1    0    1    0    1    1    0    0    1    1    1    1    0    12
Fiandr    1    0    1    0    1    1    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    1    1    1    0    12
Febby    1    0    1    0    0    1    1    1    1    1    0    1    1    0    0    1    1    0    1    0    12
Folar    1    1    1    1    1    1    0    0    0    1    0    1    0    0    1    1    1    1    1    0    12
Galur     1    1    1    0    1    1    0    1    0    1    0    1    0    0    1    1    1    1    1    0    12
Gandi     1    1    1    1    0    1    1    1    1    1    0    0    1    1    1    0    1    1    1    0    12
Gaul     1    0    1    0    0    1    1    1    1    1    0    0    1    1    0    0    1    1    1    0    12
Ginti    1    0    1    0    1    1    1    1    0    1    0    1    1    0    0    0    1    0    1    0    11
Gaun    1    0    1    0    1    1    1    1    1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    1    0    11
Goala    1    1    1    0    0    1    1    1    0    0    0    0    1    1    0    0    1    1    1    0    11
Hilah     1    1    1    0    1    1    1    0    1    0    0    1    0    0    0    1    1    0    1    0    11
Hind    1    0    1    0    1    1    1    0    1    1    1    1    0    0    0    0    1    0    1    0    11
Hexa     1    1    1    1    1    1    0    0    0    0    0    0    0    1    1    0    0    1    1    0    10
Helm    1    1    1    1    1    1    0    0    0    0    0    0    0    0    1    0    1    1    1    0    10
Imax     1    1    0    1    0    0    1    0    1    0    1    0    0    0    1    1    1    0    1    0    10
Inang     1    1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    1    0    0    1    1    1    1    0    0    10
Jalu     1    1    1    0    0    1    1    0    1    0    1    1    0    0    0    0    1    0    1    0    10
Jhons     1    1    0    1    0    0    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    1    0    0    0    9
Klom    1    1    1    1    0    0    0    0    1    0    0    0    0    1    1    1    1    0    0    0    9
Luxy     1    1    0    1    0    0    1    0    1    0    1    0    0    0    1    0    1    0    1    0    9
Lirna     1    1    0    1    1    1    0    0    0    0    0    0    0    1    1    0    0    1    1    0    9
Mimi    1    1    0    1    1    1    0    0    0    0    0    0    0    1    1    0    0    1    1    0    9
Mumi    1    0    0    0    0    1    0    0    0    1    0    1    0    0    1    1    1    1    0    0    8
Ninin    1    1    0    1    1    1    0    0    0    0    0    0    0    0    1    0    0    1    1    0    8
Perti    1    1    0    1    0    0    0    0    1    0    0    0    0    1    1    1    1    0    0    0    8
Suring     1        0    0    0    1    0    0    0    0    0    1    0    0    1    1    1    1    0    0    7

Untuk mencari validitas soal, sebagai contoh kita ambil soal nomor 3 yang memiliki kunci jawaban C seperti tampak pada tabel berikut.

Tabel 14
Perhitungan statistik validitas soal nomor 3
 (Kunci jawaban C)

Respon    XA    XB    XC    XD    Y    Y2    XAY    XBY    XCY    XDY    XA2    XB2    XC2    XD2

Ani    0    0    1    0    17    289    0    0    17    0    0    0    1    0
Anti    0    0    1    0    17    289    0    0    15    0    0    0    1    0
Asti    0    0    1    0    15    225    0    0    15    0    0    0    1    0
Badu    0    0    1    0    15    225    0    0    15    0    0    0    1    0
Boye    0    0    1    0    14    196    0    0    14    0    0    0    1    0
Carita    0    0    1    0    14    196    0    0    14    0    0    0    1    0
Cintil    0    0    1    0    14    196    0    0    14    0    0    0    1    0
Cucum    0    0    1    0    14    196    0    0    13    0    0    0    1    0
Deef    0    0    1    0    13    169    0    0    13    0    0    0    1    0
Dodon    0    0    1    0    13    169    0    0    13    0    0    0    1    0
..............                                                       
    4    3    30    3    460    5494    36    25    373    26    4    3    30    3



Memasukan angka-angka pada tabel 14 ke dalam persamaan product moment berikut.






















Hasil perhitungan menunjukkan bahwa validitas soal (rsoal) bertanda positif (0,716) yang berarti soal sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Peserta didik tes yang tinggi kemampuannya memilih kunci C dan peserta didik tes yang rendah kemampuannya tidak memilih.

Validitas pengecoh soal A, B, dan D dapat  pula diketahui dengan menggunakan persamaan dan pola perhitungan yang sama, masing-masing berikut ini.
rsoal     =    0.716        rA      =  -0,369
rB     =  - 3.999        rD    =  -0.357

Tanda negatif pada masing-masing validitas pengecoh soal menandakan bahwa pengecoh tersebut telah berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu peserta didik tes yang mampu menjawab benar soal dan peserta didik tes yang kurang mampu menjawab salah.

Masih ada teknik lain untuk menghitung validitas. Salah satu teknik yang biasa digunakan adalah teknik korelasi biserial.









Contoh perhitungan
TABEL 15
Perhitungan korelasi biserial
No.    Peserta didik     Nomor Soal    Skor total
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10   
1    Ani    1    0    1    0    1    1    1    1    1    1    8
2    Anti    0    0    1    0    1    0    0    1    1    1    5
3    Asti    0    1    0    0    0    1    0    0    0    1    3
4    Badu    1    1    0    0    1    1    0    0    1    0    5
5    Boye    1    1    1    1    1    1    0    0    0    0    6
6    Carita    1    0    1    0    1    0    1    0    0    0    4
7    Cintil    1    1    1    1    1    1    1    0    0    0    7
8    Cucu    0    1    0    1    1    1    1    1    1    1    8
x    5    5    5    3    7    6    4    3    4    4    46
p                        0.75                   
q                        0.25                   

Apabila soal nomor 6 tersebut dicari validitasnya dengan persamaan ini maka perhitunganya melalui langkah berikut:

Langkah pertama
         X           6
p  =  --------- =  --------  =  0.75
 N             8

Langkah kedua

q  =  1 – p
q  =  1 – 0.75  =  0.25

Langkah ketiga

       46
Mt   =   ----------  =  5.75
                 8

Langkah keempat

                     (8 + 3 + 5 + 6 + 7 + 8)
Mp  =   -------------------------------- =  6.17
               6      

Langkah kelima



   













Langkah keenam

           Mp – Mt            p
 r bis   =  -------------- x √  ---
           SD                 q

               6.17 – 5.75             0.75
 r bis   =  ------------------  x √  --------
           1.7139                0.25

r bis   =    0.4244
   

e.    Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama. Tes dikatakan memiliki relibilitas yang tinggi atau terdapat korelasi yang tinggi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua apabila hasil skor tesnya sama. Kalau antara hasil tes pertama dan kedua tidak terdapat hubungan atau hubungannya rendah, maka tes itu dikatakan tidak reliabel.

Besar kecilnya relibilitas suatu tes ditentukan oleh besar kecilnya nilai korelasi hasil tes yang dinamakan indeks reliabilitas. Untuk mengestimasi reliabilitas banyak formula yang dapat digunakan. Paling tidak terdapat empat konsep reliabilitas seperti tampak pada tabel berikut ini.

TABEL 16
Metode untuk menentukan reliabilitas
Bentuk reliabilitas    Prosedur untuk memperoleh
Test-retest methods (stabilitas)
    Produk momen dan korelasi intrakelas   
Sajikan tes yang sama sebanyak dua kali kepada peserta didik tes yang sama dalam waktu yang berbeda dan tentukan korelasi
Pararel (ekuivalen)
    Produk momen dan korelasi intrakelas   
Sajikan dua tes yang sama kepada peserta didik tes yang sama dalam waktu yang relatif tidak lama (misalnya dua minggu). Korelasikan kedua skor tersebut untuk mencari reliabilitas.
Split-half methods (belah dua)
    Persamaan Split-Half dan Spearman_Brown   
Sajikan satu kali tes lalu dibelah dua, gunakan persamaan untuk mengorelasikan kedua belahan
Internal consistency
    Koefisien alpha
    Kuder-Richardson (KR-20)
    Kuder-Richardson (KR-21)   
Berikan sekali tes, gunakan persamaan

Karena pada umumnya untuk menentukan estimasi reliabilitas khususnya dalam bidang pengukuran prestasi belajar digunakan keajegan internal (internal consistency), maka pembahasan akan lebih difokuskan pada penggunaan persamaan metode tersebut.

Keajegan internal merupakan tingkat sejauhmana butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Nunnaly (1972) menyatakan bahwa metode ini didasarkan pada homogenitas atau korelasi antara skor jawaban pada setiap butir tes. Jika korelasi rerata antarbutir soal tinggi, reliabilitasnya tinggi pula. Namun, jika korelasi rerata mendekati nol, maka keajegan internal nol pula dan reliabilitasnya rendah.

Sebenarnya tidak terdapat suatu ukuran yang pasti mengenai berapa tinggi koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang baik atau memuaskan bergantung kepada tujuan atau kegunaan tes. Menurut Remmers (1960)  kebanyakan tes-tes yang standar untuk pengukuran di bidang pendidikan pada umumnya memiliki koefisien reliabilitas minimal 0.8 untuk populasi yang sesuai.

Terdapat beberapa teknik dan persamaan yang digunakan untuk mencari reliabilitas dengan keajegan internal ini, yaitu Kuder-Richardson-20, Kuder-Richardson-21, teknik Hyot, dan  koefisien alpha, 

Kuder-Richardson (KR-20)
   











Contoh perhitungan reliabilitas dengan menggunakan persamaan KR-20

TABEL 17
Mencari reliabelitas dengan persamaan KR-20
No.    Peserta didik Tes    Nomor Soal    Skor Total    Deviasi dari mean (x)    Deviasi dari mean kuadrat (x2)
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10           
(1)    (2)    (3)    (4)    (5)    (6)    (7)    (8)    (9)    (10)    (11)    (12)    (13)    (14)    (15)
1.    Ani    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8    2.944    8.670
2.    Anti    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8    2.944    8.670
3.    Asti    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8    2.944    8.670
4.    Badu    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    1.944    3.781
5.    Boye    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    1.944    3.781
6.    Carita    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    1.944    3.781
7.    Cintil    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    1.944    3.781
8.    Cucum    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    1.944    3.781
9.    Deef    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    0.944    0.892
10.    Dodon    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    0.944    0.892
11.    Ebes    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    0.944    0.892
12.    Encum    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    0.944    0.892
13.    Endo    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    0.944    0.892
14.    Faxyh    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    0.944    0.892
15.    Falupi    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    - 0.056    0.003
16.    Fiandr    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    - 0.056    0.003
17.    Febby    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    - 0.056    0.003
18.    Folar    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    - 0.056    0.003
19.    Galur     1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    - 0.056    0.003
20.    Gandi     1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    - 0.056    0.003
21.    Gaul     1    1    0    1    1    0    0        1    0    5    - 0.056    0.003
22.    Ginti    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    - 0.056    0.003
23.    Gaun    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    - 0.056    0.003
24.    Goala    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4    - 1.056    1.114
25.    Hilah     1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4    - 1.056    1.114
26.    Hind    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4    - 1.056    1.114
27    Hexa     1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    4    - 1.056    1.114
.28.    Helm    1    0    1    0    1    0    0    0    1    0    4    - 1.056    1.114
29.    Imax     1    0    0    0    1    0    1    1    1    0    4    - 1.056    1.114
30.    Inang     1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    - 2.056    4.225
31.    Jalu     1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    - 2.056    4.225
32.    Jhons     1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    - 2.056    4.225
33.    Klom    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    - 2.056    4.225
34.    Luxy     1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2    - 3.056    9.336
35.    Lirna     1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2    - 3.056    9.336
36.    Mimi    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2    - 3.056    9.336
Jumlah     36    19    23    20    17    18    15    16    18    0    182    0.000    101.889
p    1.000    0.528    0.639    0.556    0.472    0.500    0.417    0.444    0.500    0.000    0.000       
q    0.000    0.472    0.361    0.444    0.528    0.500    0.583    0.556    0.500    1.000           
pq    0.000    0.249    0.231    0.247    0.249    0.250    0.243    0.247    0.250    0.000           

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari reliabilitas dengan persamaan KR-20:

Langkah pertama   





Langkah kedua

    q  =  1 – p
    q1  = 1 – 1 = 0     q1  = 1 – 0.528 = 0.472   ....... dst   

Langkah ketiga
   






Langkah kelima
    Menentukan deviasi dari mean lalu dijumlahkan. Jumlahnya harus nol.


Langkah kenam
    Menentukan deviasi dari mean kuadrat lalu dijumlahkan. Dari hasil perhitungan diperoleh:

    Σ x2 = 101.889

Langkah ketujuh

            Σ x2                      101.889
    S = √ --------       S = √ --------------        S2  = 2.830
                         N                             36


Langkah kedelapan









Teknik Hoyt
Persamaan Hoyt yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah berikut ini.

                    atau  









Contoh perhitungan reliabilitas dengan menggunakan persamaan Hyot

TABEL 18
Menghitung reliabilitas dengan persamaan Hoyt
No.    Peserta didik    Nomor Soal    Skor total
X    Kuadrat (X)
X2
        1    2    3    4    5    6    7    8    9    10       
1.    Ani    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8    64
2.    Anti    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8    64
3.    Asti    1    1    1    1    1    1    1    1    0    0    8    64
4.    Badu    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    49
5.    Boye    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    49
6.    Carita    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    49
7.    Cintil    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    49
8.    Cucum    1    1    1    1    0    1    1    1    0    0    7    49
9.    Deef    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    36
10.    Dodon    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    36
11.    Ebes    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    36
12.    Encum    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    36
13.    Endo    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    36
14.    Faxyh    1    1    1    1    0    1    1    0    0    0    6    36
15.    Falupi    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    25
16.    Fiandr    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    25
17.    Febby    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    25
18.    Folar    1    1    1    1    0    1    0    0    0    0    5    25
19.    Galur     1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    25
20.    Gandi     1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    25
21.    Gaul     1    1    0    1    1    0    0        1    0    5    25
22.    Ginti    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    25
23.    Gaun    1    0    1    0    1    0    0    1    1    0    5    25
24.    Goala    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4    16
25.    Hilah     1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4    16
26.    Hind    1    0    0    0    1    0    0    1    1    0    4    16
27    Hexa     1    0    0    1    1    0    0    0    1    0    4    16
.28.    Helm    1    0    1    0    1    0    0    0    1    0    4    16
29.    Imax     1    0    0    0    1    0    1    1    1    0    4    16
30.    Inang     1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    9
31.    Jalu     1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    9
32.    Jhons     1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    9
33.    Klom    1    0    0    0    1    0    0    0    1    0    3    9
34.    Luxy     1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2    4
35.    Lirna     1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2    4
36.    Mimi    1    0    0    0    0    0    0    0    1    0    2    4
Jumlah  jawaban benar      36    19    23    20    17    18    15    16    18    0    182    1022
Kuadrat  jumlah jawaban benar    1296    361    529    400    289    324    225    256    324    0       
Jumlah kuadrat  jumlah jawaban benar                                                4004
Jumlah jawaban salah    0    17    13    16    19    18    21    20    18    36    178   

Langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut.
Langkah pertama










Langkah kedua










Langkah ketiga












Langkah keempat
    Jks  = Jkt  - Jkr  -  Jki
    Jks  =  89.989 – 19.2111 – 10.189 
Jks  =  60.589

Langkah kelima
Mencari varian peserta didik tes dari varian sisa
           Jumlah kuadrat
Varian  =  -----------------------
                d.b
   
d.b adalah banyaknya N setiap sumber dikurangi 1

TABEL  19
Menghitung varian

Sumber varian    Jumlah kuadrat    d.b    varian

Peserta didik tes   
10.189   
N – 1 = 36 – 1 = 5                 
                10.189
Varian = --------- = 0.283
                   36

Soal   
19.211   
K – 1 = 10 – 1 = 9                 
                19.211
Varian = --------- = 2.135
                    9

Sisa   
60.589   
(d.b total) – (d.b peserta didik tes) – (d.bsoal) = 360 – 35 – 9 = 316 – 1 = 315
                  
               60.589
Varian = --------- = 0.192
                  315

Total    
89.989   
kN – 1 = 10 x 36 – 1 = 359                   
                 89.989
Varian = ----------- = 0.251
                   359

Langkah keenam



Koefisien alpha ()
Koefisien alpha dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.










Persamaan ini biasanya dipergunakan untuk mencari reliabilitas soal bentuk uraian. Tabel berikut merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan koefisien alpha.

TABEL 20
Mencari reliabilitas soal uraian dengan koefisien alpha
No.    Peserta didik Tes    Nomor soal    Skor total    Kuadrat skor total
        1    2    3    4    5    6       
1.    Aniya    10    6    8    8    10    10    52    2704
2.    Aprili    6    4    4    6    6    5    31    961
3.    Bentos    8    2    6    8    7    8    39    1521
4.    Boboho    7    3    7    7    6    6    36    1296
5.    Doris    0    5    3    2    4    4    18    324
6.    Encai    2    4    2    8    6    8    30    900
7.    Enoy    4    3    6    6    6    6    31    961
8.    Gulit    5    5    5    7    7    7    36    1296
9.    Jack    5    5    4    6    8    5    33    1089
10.    Linier    3    6    3    4    6    6    28    784
Jumlah    50    43    48    62    66    65    334    11836
Jumlah kuadrat tiap skor    328    201    264    418    458    451    2120   

Langkah pertama
Mencari varian tiap soal dengan menggunakan rumus standar deviasi.




























Langkah kedua
    Menjumlahkan semua varian soal (Si2)
Si2   = Si21 + Si 22 + Si 23 + Si 24 + Si 25+ Si 26
Si2  =  7.8 + 1.61+ 3.36+ 3.36+ 2.24 + 2.85 = 21.22


Langkah ketiga
    Mencari varians total




Langkah keempat










Analisis soal selain dapat dilakukan secara manual seperti di atas, juga dapat dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisis soal dengan menggunakan komputer prosesnya jauh lebih cepat dan tingkat keakuratan hitungannya lebih tinggi sehingga tingkat kesalahan perhitungannnya relatif kecil daripada perhitungan secara manual atau menggunakan kalkulator.

Program komputer yang dipergunakan untuk menganalisis data modelnya bermacam-macam tergantung tujuan dan maksud analisisnya. Program yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN, LISREL (Analysis of Linear Structural Relationships by the Method of Maximum Likelihood), BIGSTEPS, RASCAL, ASCAL, QUEST, BILOG, dan Anates. Berikut akan disajikan contoh program analisis data dengan menggunakan salah satu program komputer, yaitu program ITEMAN.

Untuk mempergunakan program ITEMAN, tahap awal, setiap pilihan jawaban peserta didik tes diketik dengan mempergunakan huruf, misal ABCD untuk 4 pilihan jawaban atau ABCDE untuk 5 pilihan jawaban.
Perhatikan dan ikuti seperti contoh berikut.


































Setelah data selesai diketik, komputer akan mengolahnya secara cepat. Hasilnya seperti contoh berikut.























Hasil analisis menunjukkan bahwa soal nomor 1 tergolong soal yang baik karena memiliki daya beda 0,442 dan tingkat kesukaran sedang (0,659). Hasil analisis pada soal nomor 2 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal ini adalah 0,350. Angka ini tersebar ke seluruh  alternatif jawaban. Apabila dilihat daya pembedanya, keduanya bertanda negatif (rpbis = -0.478 dan rbis  = -0.371). Hal ini menunjukkan bahwa peserta  didik tes yang pintar (skor totalnya tinggi) menjawab salah soal ini dan peserta didik tes yang kurang pintar (skor totalnya rendah) dapat menjawab soal ini. Pada soal nomor 4 terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa kunci jawaban salah, yaitu Check the key D was specified, A works better. Hal ini berarti hasil analisis menunjukkan bahwa kunci jawaban (D) kurang tepat. Alternatif jawaban A berfungsi lebih baik membedakan kemampuan peserta didik tes dibandingkan dengan kunci jawaban D. Hal ini didukung oleh data bahwa daya pembeda alternatif jawaban A = 0.332 lebih baik dibandingkan dengan daya pembeda kunci jawaban D (-0.371).

Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan para penulis soal atau guru, apabila dihadapkan pada kenyataan tersebut. Pertama, periksa kembali kunci jawaban soal. Diskusikan dengan beberapa ahli materi untuk  memperoleh kesepakatan kunci jawaban. Kedua, apabila kunci jawaban itu salah, lakukan kembali analisis soal. Ketiga, apabila ternyata kunci jawaban itu benar, kesalahan boleh jadi karena peserta didik tes tidak menguasai konsep yang salah. Hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki konsep yang salah tersebut melalui remedial. atau program lainnya.

Di samping data di atas, program ini memberikan informasi akhir secara keseluruhan. Misalnya seperti berikut ini.

















Data di atas memberikan informasi bahwa reliabilitas tes itu adalah 0.854. Angka tersebut cukup tinggi untuk menunjukkan keajegan dari sebuah perangkat tes yang baku walaupun tingkat kesalahan pengukurannya juga tinggi yaitu 2.719. Rata-rata tingkat kesukarannya sedang (0.552) dan rata-rata daya pembedanya masih kurang (mean biserial = 0.495).

3.    Interpretasi Hasil Tes
Bagian ini akan menggambarkan hasil analisis kuantitatif yaitu hasil empiris dari suatu tes dan kemungkinan-kemungkinan interpretasi yang dapat dibuat, serta alternatif perbaikan soal apabila diperlukan. Perhitungan statistik yang dilakukan tidak  secara manual, tetapi dilakukan dengan memanfaatkan program komputer ITEMAN.

Soal
1. Kalimat yang biasa digunakan untuk memperkenalkan diri adalah….
A.    Selamat pagi teman-teman, sebelumnya perkenalkan saya murid baru di kelas ini.
B.    Saya ingin memperkenalkan diri. Boleh yah..
C.    Selamat pagi. Bapak guru yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi, sebelumnya, perkenalkan nama saya, Ardy.
D.    Teman-teman yang saya cintai. Sebelum saya akhiri, perkenalkan nama saya Andi.

2.    Jantung kita adalah sebuah organ beruang empat. Bila jantung kita menguncup, darah diperas agar ke luar dari ruang itu. Gambaran kerja jantung kita dapat diumpamakan kepalan tangan kita yang dibuka dan dikepalkan berulang kali
Paragraf tersaji merupakan contoh paragraf ...
A.        induktif
B.    campuran
C.    deduktif
D.    khusus ke umum

3.    Penulisan hufup kapital yang benar terdapat pada kalimat ….
A.    Aku dan Rohim sedang belajar.
B.    Ayah pergi ke bogor kemarin.
C.    Di ancol ramai sekali.
D.    Pak guru sedang bertanya kepada endah.

4.    Jantung kita adalah sebuah organ beruang empat
Kata beruang pada kalimat di atas bermakna  ….
A.    Binatang buas berbulu tebal, mempunyai cakar, dan bermoncong panjang.
B.    Memiliki tempat yang lega/ruang
C.    Memiliki uang
D.    Memiliki bulu tebal

4.    Hasil analisis komputer









f.    An





Interpretasi
Tingkat kesukaran soal nomor 1 cukup bagus, yaitu 0.750. sebanyak 75% peserta didik tes dapat menjawab soal dengan benar. Tanda positif pada validitas soal (biserial) = 0.716 menunjukkan bahwa kunci jawaban (C) sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Ditinjau dari distribusi jawaban, yaitu prosentase peserta didik tes merespon alternatif jawaban, semuanya berfungsi. Sebanyak 10% peserta didik tes merespon alternatif A, 7.5% peserta didik tes merespon B, dan 7.5% peserta didik tes merespon alternatif jawaban D. Ditinjau dari segi validitas yaitu biserial alternatif jawaban, masing-masing pengecoh A = - 0.369, B = - 0.369, dan D = - 0.357 cukup sempurna. Tanda negatif menunjukkan bahwa pengecoh sudah berfungsi dengan baik dimana peserta didik tes yang skornya rendah memilih pengecoh sebagai jawaban yang benar.

Tingkat kesukaran soal nomor 2 cukup bagus, yaitu 0.625. sebanyak 62.5% peserta didik tes dapat menjawab soal dengan benar. Tanda positif pada validitas soal (biserial) pada alternatif jawaban C  = 0.469 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi baik. Ditinjau dari distribusi jawaban, yaitu prosentase peserta didik tes merespon alternatif jawaban, semuanya berfungsi. Sebanyak 15% peserta didik tes merespon alternatif A, 12.5% peserta didik tes merespon B, dan 10% peserta didik tes merespon alternatif jawaban D. Ditinjau dari segi validitas yaitu biserial alternatif jawaban, masing-masing pengecoh A = - 0.434, B = - 0.369, dan D = - 0.074 cukup sempurna. Tanda negatif menunjukkan bahwa pengecoh sudah berfungsi dengan baik dimana peserta didik tes yang skornya rendah memilih pengecoh sebagai jawaban yang benar.

Tingkat kesukaran soal nomor 3 cukup bagus, yaitu 0.550. sebanyak 55% peserta didik tes dapat menjawab soal dengan benar. Tanda positif pada validitas soal (biserial) pada alternatif jawaban A = 0.245 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi baik. Ditinjau dari distribusi jawaban, yaitu prosentase peserta didik tes merespon alternatif jawaban, semuanya berfungsi. Sebanyak 15% peserta didik tes merespon alternatif B, 15% peserta didik tes merespon C, dan 15% peserta didik tes merespon alternatif jawaban D. Ditinjau dari segi validitas yaitu biserial alternatif jawaban, masing-masing pengecoh B = - 0.217, C = - 0.155, dan D = 0.031 cukup sempurna. Tanda negatif menunjukkan bahwa pengecoh sudah berfungsi dengan baik dimana peserta didik tes yang skornya rendah memilih pengecoh sebagai jawaban yang benar.
Tingkat kesukaran soal nomor 4 cukup bagus, yaitu 0.875. sebanyak 87.5% peserta didik tes dapat menjawab soal dengan benar. Tanda positif pada validitas soal (biserial) pada alternatif jawaban B = 0.418 menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi baik. Ditinjau dari distribusi jawaban, yaitu prosentase peserta didik tes merespon alternatif jawaban, semuanya berfungsi. Sebanyak 5% peserta didik tes merespon alternatif A, 5% peserta didik tes merespon C, dan 2.5% peserta didik tes merespon alternatif jawaban D. Pengecoh D bukan termasuk pengecoh yang baik karena hanya direspon 2.5% peserta didik tes. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, pengecoh dikatakan baik apabila direspon paling tidak oleh 5% peserta didik tes. Oleh karena itu, sebaiknya pengecoh D dikaji kembali. Ditinjau dari segi validitas yaitu biserial alternatif jawaban, masing-masing pengecoh A = - 0.254, C = - 0.254, dan D = - 0.177 cukup bagus. Tanda negatif menunjukkan bahwa pengecoh sudah berfungsi dengan baik dimana peserta didik tes yang skornya rendah memilih pengecoh sebagai jawaban yang benar.







GLOSARIUM
(Daftar kata atau istilah dengan penjelasannya dalam bidang tertentu)
Analisis butir soal    : suatu prosedur untuk menentukan spesifikasi serta karakteristik butir soal dan tes.
Evaluasi Formatif    : penggunaan tes untuk memperoleh umpan balik selama proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga hasil penilaiannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sedang berlangsung tersebut.
Evaluasi Sumatif    : penilaian yang dilakukan pada akhir suatu satuan kegiatan pembelajaran tertentu untuk mengambil ke-putusan tentang berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran secara keseluruhan.
Homogenitas    : (1) biasanya dikatakan pada pilihan jawaban dalam tipe soal obyektif yang menunjukkan tingkat kemiripan dari semua altenatif pilihan jawaban yang disediakan, (2) ditujukan pada kemiripan satu soal dengan soal lain ketika menghitung reliabilitas belah paruh (split half) atau KR-20.
DB    : daya beda (DB) adalah angka yang menunjukkan kemampuan soal membedakan peserta tes yang pandai dari peserta tes yang kurang pandai.
Indikator    : tanda-tanda yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.
P    : tingkat kesukaran menunjukkan proporsi peserta tes yang menjawab benar pada suatu butir soal. Makin besar P artinya makin peserta tes yang dapat menjawab dengan benar soal tersebut dan dengan demikian tingkat kesukarannya dikatakan (makin) mudah.
Kemenduaan (ambiguitas)    :salah satu kelemahan butir soal yang disebabkan karena kunci jawaban yang meragukan terutama jika kunci tersebut dinilai oleh ahli materi.
Kunci Jawaban    : salah satu pilihan jawaban atau alternatif jawaban yang benar dalam suatu butir soal tes objektif.
Kompetensi    :(competence=cakap); kemampuan guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi dapat pula diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Nilai (Grade)    : angka tertentu yang menggambarkan tingkat kemam-puan peserta tes, menggambarkan kedudukannya di antara peserta tes lainnya atau menggambarkan tingkat penguasaannya pada suatu mata pelajaran tertentu. Nilai diperoleh melalui proses pengolahan skor atau hasil tes.
Pengukuran    : pemberian label atau angka pada suatu atribut atau karakteristik seseorang, peristiwa atau obyek menurut aturan, ketentuan atau formula tertentu.
Penilaian (Evaluasi)    : suatu proses pengolahan hasil tes dan/atau non-tes untuk mengambil keputusan tentang seorang atau sejumlah siswa.
Pilihan Jawaban    : alternatif atau pilihan jawaban yang disediakan dalam satu butir soal tes obyektif.
Reliabilitas    : suatu koefisien yang menunjukkan sejauhmana suatu tes secara konsisten memberikan informasi sama. Koefisien reliabilitas dapat menunjukkan tingkat stabilitas (test retest), ekivalensi (tes paralel) dan konsistensi internal suatu tes.
Skor    : angka yang diberikan pada peserta tes untuk mendeskripsikan secara kuantitatif kemampuannya dalam menjawab satu atau sejumlah butir tertentu.
Stem (pokok soal)    : pernyataan terbuka atau pertanyaan dalam butir soal pilihan ganda yang berisi tugas atau masalah untuk mengantarkan peserta tes pada pemilihan jawaban.
Sumber belajar    : semua bahan (cetak/tulis, softdocument, video, kaset, dsb.) yang dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sarana untuk mempelajari sesuatu konsep oleh siswa atau peserta didik. Sumber belajar untuk mendukung implementasi Bahan Belajar Mandiri ini telah dikemas dalam bentuk Hardcopy (buku) dan Softcopy (file).
Tes (Ujian)    : suatu atau seperangkat tugas/pertanyaan yang setiap butir soalnya mempunyai jawaban benar dan direnca-nakan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu dari hasil pembelajaran (pengalaman belajar peserta didik).
Tes Hasil Belajar (THB)    : tes yang dirancang untuk mengukur pencapaian pembelajaran atau penguasaan/pemerolehan infor-masi, sikap atau keterampilan setelah dilakukan suatu proses pembelajaran.
Validasi    : kegiatan untuk menguji atau memberikan bukti empirik apakah pernyataan keyakinan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu benar. Validasi instrumen adalah kegiatan untuk menguji kesesuian alat ukur dengan apa yang seharusnya diukur.
Validitas    : kesahihan, atau sifat benar menurut bahan bukti yang ada. Validitas soal terdiri atas validitas muka yang ditetapkan secara sepintas namun oleh ahlinya, validitas isi dari sisi kebenaran materi pokok dan validitas konstruk psikologis. Validitas tes juga terdiri atas validitas muka, validitas isi dan validitas konstruk, tetapi juga ada validitas prediktif dan validitas bersamaan (yang diperoleh dari korelasi pencapaian dua alat ukur).





















DAFTAR PUSTAKA

Anastasia. A. 1988. Psychological Testing, (6th ed.). New York: Mac Millan Publishing Company.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, Benyamin S, et. al. 1966. Taxonomy of Educational Objective: Cognitive Domain. New York: David Mckay Company, Inc.

BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah.  Jakarta: Depdiknas

Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test Theory. New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian. Jakarta: Dikmenum, Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian di Kelas (Classroom Based Assessment). Jakarta: Puspendik, Balitbang, Depdiknas.

Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana, UNJ.

Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.

Gronlund, Norman E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: McMilan Publishing Company.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Kartanegara.

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: PT Remaja Rosda Karya


No comments:

Post a Comment