Sunday 5 May 2013

Membaca SD






   
KETERAMPILAN MEMBACA
 DI SEKOLAH DASAR





Disampai pada Bimtek Guru SD Kelas V dan IV Se-Provinsi Jambi
Tanggal 18 s.d. 22 Februari 20013 di LPMP Jambi






KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK  DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BAHASA
20013



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI    1
KETERAMPILAN MEMBACA    1
I.    Pendahuluan    1
A.    Latar Belakang    1
B.    Ruang Lingkup    2
II. Hakikat dan faktor-faktor yang mempengaruhi Membaca    2
A.    Hakikat Membaca    2
B.    Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca    3
C.    Jenis-jenis membaca    6
III.  Aplikasi Pengembangan Model  Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar (SD)    10
A.    Model pembelajaran membaca menulis permulaan    10
B.    Model pembelajaran membaca cepat    13
C.    Model Pembelajaran membacaSQ3R    17
D.    Model Pembelajaran membaca intensif dengan teknik scramble    22
E.    Model Pembelajaran membaca dengan pendekatan keterampilan proses    24
F.    Evaluasi Membaca    27
DAFTAR PUSTAKA    31





KETERAMPILAN MEMBACA
I.    Pendahuluan
A.    Latar Belakang
    Berhasilnya suatu kegiatan  pendidikan sangat tergantung pada pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan dan komitmen para pelaksana utamanya  yaitu guru-guru. Bahan ajar pembelajaran keterampilan membaca tingkat lanjut ini disiapkan sebagai lanjutan dari bahan ajar keterampilan membaca tingkat dasar yang  digunakan oleh para instruktur, widyaiswara di dalam melatih para peserta diklat tingkat lanjut. Bahan dan materi dapat disesuaikan bila dianggap kurang tepat atau bertentangan dengan norma, praktik budaya daerah yang melaksanakan.
    Bahan ajar ini disajikan dalam beberapa bagian antara lain : teori membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran membaca dan macam-macam pembelajaran membaca yang dapat digunakan oleh para peserta diklat.
    Model pembelajaran yang terdapat dalam bahan ajar ini hanya sebagian dari model pembelajaran membaca yang ada. Untuk itu para peserta dituntut untuk menyesuaikan dengan model yang ada, memodifikasikan model, mencari model pembelajaran yang lain sesuai dengan kurikulum yang berlaku, kebutuhan siswa, dan sarana /prasarana yang ada di sekolah
B.    Ruang Lingkup
Bahan ajar ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menyajikan Hakikat membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses membaca serta jenis-jenis atau model pembelajaran keterampilan membaca yang disesuaikan dengan kurikulum 2004. Bagian pertama bahan ajar ini mengulas kembali sedikit tentang apa yang sudah ditulis (bahan ajar tingkat dasar), khususnya tentang hakikat pembelajaran keterampilan membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keterampilan membaca. 
Bagian dua menyajikan model pengembangan pembelajaran keterampilan membaca yang dilengkapi dengan media dan alat evaluasinya sesuai kurikulum yang sedang berlaku.

II. Hakikat dan faktor-faktor yang mempengaruhi Membaca
A.    Hakikat Membaca
Membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Banyak ahli yang mempelajari masalah membaca secara akademis menyepakati bahwa apa yang disebut membaca itu adalah suatu proses yang sangat rumit dan unik pula sifatnya. Suatu teori membaca mempunyai nilai dan fungsi tersendiri dalam studi membaca dan pengajarannya.
Pendekatan yang selama ini diterapkan di dalam studi membaca untuk menghasilkan teori membaca pada dasarnya berkisar di sekitar  tiga macam pendekatan

B.    Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca
1.    Faktor Intelegensia
    Intelegensia yang dikonsep sebagai kemampuan mental atau potensi belajar telah dibuktikan berpenagruh terhadap proses pemahaman dalam membaca hampir dalam setiap jenjang pendidikan. Intelegensia  mempunyai pengaruh yang substansial terhadap kemampuan memahami bacaan. Nalar umum yang biasanya diketengahkan dalam hubungan ini ialah membaca dikatakan sebagai proses pengolaham bacaan yang menerapkan seperangkat kemampuan mental untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang tuturan tertulis yang dibaca. Ketepatan pemahaman yang diperoleh banyak sekali ditentukan oleh kemampuan mental atau intelegensia membaca (Haris, etc, dalam I Gusti Ngurah Oka, 1983)   

2.    Faktor Sikap
Sikap sebagai kecenderungan jiwa yang prediktif sifatnya dalam mereaksi,sesuatu, oleh sementara ahli bidang studi membaca telah dikaji pengaruhnya terhadap kemampuan membaca. Sikap pembaca mewarnai penafsiran dan penilaian terhadap hal-hal yang tersirat yang terdapat dalam bacaan.
Ada dugaan yang cukup kuat bahwa sikap dalam segala manifestasinya serta tautannya dengan faktor-faktor kepribadian yang lainnya lebih besar pengaruhnya terhadap proses membaca  dibandingkan dengan faktor-faktor dalam  yang lainnya. Sikap positif terhadap bacaan dan terhadap belajar membaca diperkirakan sama dengan motor  yang mampu menggerakkan jenis-jenis keterampilan mem baca bekerja secara lebih baik dan lebih akurat. Berdasarkan hal-al yang telah ditemukan tentang pengaruh sikap ini dan kecenderungan pandangan tentang pentingnya peranan sikap dalam membaca, pengajaran membaca diharapkan bukan saja mempertimbangkan faktor-faktor sikap, melainkan juga diharapkan membina sikap siswa dalam membaca.
3.    Faktor Perbedaan kelamin
Banyak peneliti yang mendapatkan  bahwa faktor perbedaan kelamin ada pengaruhnya terhadap proses belajar membaca, misalnya Stroud dan Linquist (1942), Pauley (1951), Fabian (1955). Pengaruh tersebut hanya bekerja pada siswa muda usia saja, yaitu (1) siswa puteri lebih unggul dalam belajar membaca daripada  siswa putera pada saat mereka kelas ,II, dan III, dan  (2) di atas kelas tersebut perbedaan kelamin tersebut tidak merupakan faktor yang berpengaruh lagi. Mengapa terjadi gejala ini, sampai sekarang  belum ada penelitian yang berhasil menjawabnya dengan pasti.
4.    Faktor Penguasaan Bahasa
Penguasaan bahasa sebagai faktor yang berpengaruh dalam proses memahami bacaan telah banyak dibuktikan dengan studi dan penelitian yang menerapkan pendekatan konseptual dan pendekatan emperikal . Teori membaca sebagai proses  berpikir yang dirintis oleh Thorndike, dan teori lainnya pada dasarnya hampir semuanya menyepakati bahwa penguasaan bahasa siswa merupakan faktor yang menentukan sifatnya dalam proses membaca. Walaupun demikian, sementara sarjana penganut  pendekatan eksperimental masih belum merasa puas dengan pendekatan itu. Mereka lalu melaksanakan studi dan penelitian eksperimentatif untuk lebih meyakinkan dirinya akan besarnya pengaruh faktor penguasaan bahasa siswa. Faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam proses pemahaman bacaan antara lain: faktor struktur kalimat, dan kekomplekan kalimat yang menyangkut masalah transformasi kalimat.
Masalah penguasaan bahasa termasuk di dalamnya perbedaan ragam bahasa yang dikuasai siswa dengan bahasa yang dipakai dalam bacaan. Ragam bahasa atau dialek siswa yang berbeda dengan ragam bahasa yang dipakai dalam pengajaan membaca merupakan merupakan faktor penghambat bagi kelancaran dan keberhasilan dalam belajar membaca.
5.    Faktor Status  Sosial –Ekonomi
Kedudukan orang tua anak didik di tengah-tengah masyarakat, keadaan ekonomi rumah tangga, dan lingkungan hidup anak didik adalah beberapa faktor yang tergolong sosial ekonomi. Penelitian menenunjukan bahwa kelompok siswa yang status social-ekonominya cukup baik menunjukkan kemmapuan membaca komprehensif yang lebih baik .
6.    Faktor Bahan Bacaan
Bahan bacaan sebagai faktor yang berpengaruh teradap proses pemahaman bacaaan telah banyak dibuktikan dengan penelitian eksperimental. Tentang pengaruh isi bacaan serta penyajiannya dikemukakan pula oleh Katz  (1955) bahwa makin spesifik sifat sugesti isi bacaan bertautan dengan kepribadian pembaca, makin kuat pengaruh sugesti itu. Eksperimen Ruddle (1965) mengemukakan bahwa bahan bacaan yang struktur kalimatnya sama dengan struktur kalimat bahasa lisan yang dikuasai  siswa jauh mudah dipahami daripada sebaliknya. Wilcox (1964)  menemukan bahwa siswa remaja lebih muda memahami bacaan yang dilengkapi  dengan skema atau table. Spache (1969) menemukan bahwa bahasa bacaan dari pengarang yang sudah punya nama lebih sudah dipahami oleh pembaca yang telah mengenal baik pengarangnya.
7.    Faktor Guru
Guru dianggap sebagai faktor yang paling menentukan sifatnya dalam  belajar membaca dan berpengaruh besar dalam perilaku membaca siswa, Perilaku  mengajar yang berpengaruh posistif antara lain adalah (1)  usaha memahami sudut pandangan siswa, (2) memvariasikan situasi yang memotivasi siswa belajar, (3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif kepada siswa, (4) menajamkan pemahaman siswa , dan (5) mencobakan gagasan –gagasan baru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.
Pengetahuan guru yang dapat dapat mempengaruhi antara lain meliputi (1) pengetahuan tentang penguasaan kosa kata, (2) pengetahuan tentang mekanisme membaca, (3) pengetahuan tentang selerah baca siswa, (4) pengetahuan tentang membaca kritis, dan pengetahuan tentang pemahaman literal dan interpretative.
Dalam pelaksanaan performasi membacanya yang baik disebabkan oleh guru yang baik kemampuannya dalam (1) memilih buku-buku  yang tepat tingkat kesulitannya, (2) mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok yang homogen, (3) merumuskan dengan jeljas hasil belajar membaca yang akan dicapai, (4) mengobservasi, mendiagnosis kesulitan  belajar siswa dalam membaca serta melaksanakan program remedial yang tepat, dan (5) menyusun program pengajaran membaca dengan mempertimbangkan kesalahan siswa dalam belajar membaca. Sebenarnya masih banyak lagi hasil penelitian yang mengemukakan peranan fakor guru ini, namun terlepas daripada itu secara umum dapat disimpulkan bahwa guru adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap siswa dalam belajar membaca, dalam arti kata ikut mewarnai proses pemahaman dalam membaca pada siswa itu.proses

C.    Jenis-jenis membaca   
1.  Membaca Menulis Permulaan
    Pengajaran membaca ini disajikan kepada siswa tingkat-tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya ialah membinakan dasar- dasar mekanisme membaca seperti misalnya kemampuan mengasosiasikan  huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat- kalimat sederhana dan lain sebagainya.
    Metode dalam pengajaran membaca dan menulis permulaan dapat dilakukan dengan (1) metode abjad, (2) Metode bunyi, (3) metode kupas rangkai suku kata, (4) metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan sebagainya
2.  Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami keseluruhan isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.  Istilah  membaca dalam hati sering juga dihubungkan dengan istilah membaca pemahaman  serta membaca komprehensif karena tujuan membaca dalam hati itu, seperti telah diungkapkan di atas, adalah untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh dan mendalam.
Pengajaran membaca dalam hati ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya baik isi pokoknya maupun isi bagiannya. Termasuk pula isi yang tersurat dan tersirat.
Pada sisi lain, ragam membaca dalam hati juga berkaitan dengan kegiatan membaca sastra, yakni bila tujuan membaca sastra  itu adalah memahami teks sastra yang dibaca secara menyeluruh dan mendalam. Selain itu, proses yang ditempuh dalam membaca dalam hati juga dapat diterapkan dalam kegiatan membaca sastra dengan latar tujuan pemahaman. 

3. Membaca  Cepat
Membaca cepat adalah ragam membaca yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara garis besar saja. Ragam membaca cepat atau Speed Reading ini nantinya akan berhubungan dengan teknik membaca secara skimming serta membaca scanning.       
Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekadar menyapu halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan  hasil yang efesien, untuk berbagai tujuan, seperti (1) mengenali topik bacaan), (2) Untuk mengetahui pendapat orang (opini), (3) Untuk  mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya, (4) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan semua itu disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari  hubungan  antarbagian bacaan itu, dan (5) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.
Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain: jadi, langsung ke masalah yang dicari, seperti : Fakta khusus dan informasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari scanning digunakan , antara lain untuk (1) mencari nomor telepon, (2) mencari kata dalam kamus, (3) mencari entri dalam indeks, (4) mencari  angka-angka statistic, (5) mencari acara siaran TV, dan (6) melihat daftar perjalanan. Dalam bentuk prosa scanning dilakukan untuk mencari topic tertentu dalam suatu bacaan, yaitu dengan mencari letak di bagian mana dari tulisan itu yang memuat informasi yang dibutuhkan.
4. Membaca Teknik
Membaca Teknik  pada dasarnya sama dengan membaca nyaring. Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian guru ialah lafal kata, intonasi frase, itnasi kalimat, sera isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Siswa  harus dapat membedakan secara jelas intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan sebagainya. Selain itu lagu atau irama kalimat orang yang sedang susah, marah, bergembira, dan suasana lainnya. Siswa harus dapat memberi tekanan yang berbeda pada bagian-bagian yang dianggap penting dengan bagian-bagian kalimat atau frase yang bernada biasa.
Pengajaran membaca teknik ini mencakup dua hal, yaitu pengajaran membaca dan pengajaran membacakan. Pengajaran membaca yang dimaksud yaitu aktivitas tersebut untuk keperluan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain , misalnya guru atau kawan-kawannya. Pembaca bertanggung jawab dalam hal lafal kata, lagu, atau intonasi kalimat, serta kandungan isi yang ada di dalamnya. Pengajaran membaca yang tergolong membacakan yaitu si pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan kepada orang lain. Pembaca bertang gung jawab atas lagu atau intonasi kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan, suara dan sebagainya. Bagi penyimak dan pendengarnya, lebih bertanggung jawab terhadap isi bacaan, karena mereka ini di pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas pembaca.
1.    Membaca  Kreatif
Membaca kreatif atau Dictionary of Reading merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan. Dengan demikian dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu.
    Banyak pakar yang berpendapat bahwa tingkatan tertingi dari kemampuan membaca seseorang adalah kemampuan membaca kreatif. Artinya seseorang pembaca yang baik  dalam penerapannya pembaca pada tingkat ini tidak sekedar berusaha menangkap makna dan maksimal  dari bahan bacaan yng dibacanya tetapi juga mampu menerapkan hasil bacaan untuk kepeningkatan-peningkatan kualitas kehidupannya. Nurhadi (1987 :13) mengemukakan bahwa membaca kreatif diambil dari pengertian tindak lanjut setelah seseorang melakukan kegiatan membacanya.
    Seseorang dapat dikatakan seorang pembaca kreatif andaikan memenuhi kriteria sebagai berikut (1) kegiatan membaca tidak barhenti sampai saat menutup buku, (2) mampu menerapkan hasilnya untuk kepentingan hidup sehari-hari, (3) munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai, (4) hasil membaca berlaku sepanjang masa, (5) mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan, dan (6) mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah dibaca. Kalau membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Sedangkan membaca merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan  yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang pernah didapat sebelumnya. Dalam proses membaca kreatif pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk-petunjuk, aturan-aturan atau kiat-kiat tertentu. Selain itu kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.

III.  Aplikasi Pengembangan Model  Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar (SD)
A.    Model pembelajaran membaca menulis permulaan
1.    Metode Abjad
Dimulai dengan memperkenalkan ”a, b, c, d ” yang sering dlakukan melalui lagu ”ABC”, setelah siswa mengenal huruf yang melambangan konsonan dengan huruf melambangkan vokal menjadi suku kata, suku kata dirangakai menjadi kata.
Misalnya :
m  -  a      ma
                    mata
t    -  a       ta 

(m disebut sebagai  m dan t sebagai te )


2.    Metode Bunyi
Metode bunyi sama dengan metode abjad, tetapi huruf tidak disebut nama abjadnya, melainkan dengan bunyinya. Jadi huruf ”m” tidak disebut (em) atau (am) melaikan (m). Metoda eja maupun metode bunyi menggunakan kata-kata lepas dalam latihan membaca
Misalnya    La  - la
        Ni  -  na
        Ru  - sa
3.    Metode ”Kupas Rangkai”  suku kata
Pengenalan beberapa suku kata (setelah dapat membaca), suku kata dirangkaikan menjadi kata.
Misalnya    i, a, ni, mi, ma, ni na
        I – ni, ni – na, ma- ma
Tanda dipakai untuk beberapa minggu
Kupas                Rangkai
Sa       s  -  a            s  -  a     sa

4.    Metode SAS
Langkah 1)   
Menentukan kompetensi dasar
Langkah 2)
Menentukan bahan pembelajaran
Menentukan buku bacaan / wacana
Membuat kartu huruf yang diambil dari beberapa kalimat yang mengandung huruf r  dan w , misalnya
Wawan anak rajin

Mana baju seragam wawan, bu

Wawanmakan nasi goreng dengan telur dadar

Ketiga kalimat di atas dibuat  menjadi kartu kalimat, kartu kata, kartu suku kata, dan kartu huruf, misalnya

wawan    makan    nasi    goreng    dengan    Telur     dadar

Wawan    makan    nasi     goreng    dengan    telur     dadar
Langkah 3)
•    guru menempelkan kartu kalimat di papan tulis, di papan tulis bagian atas, guru menempelkan huruf r dan w (diajarkan pada pertemuan itu) serta gambar wawan, lemari, telor, nasi goreng.
•    guru menyuruh siswa membaca gambar-gambar, pada waktu guru menunjuk gambar ”wawan makan nasi”, siswa mungkin akan membaca ”maman”, karena bentuknya mirip ; guru membetulkan dengan penekanan pada bunyi ”w”
•    guru mengambil kalimat ”wawan makan nasi goreng” untuk dianalisis menjadi kata, suku kata, dan huruf dengan menggunakan kartu yang sudah disediakan; pada proses ini siswa menenali huruf baru yaitu r dan w.
•    Proses analisis ini diteruskan dengan proses sintesis denagn menggunakan kartu huruf yang telah dipelajari (a, l, n, m, e, p ,u, b, dan sebagainya ) dengan diberi contoh terlebih dahulu, terutama dengan r dan w dan membacanya. Kemudian dengan suku kata, siswa membentuk kata yang mereka kenal sebayak-banyaknya.
Langkah 4)
•    Guru menempelkan cerita di papan tulis
•    Secara bergiliran siswa disuruh membaca satu kalimat
•    Selanjutnya, secara acak guru menunjukkan kalimat untuk dibaca oleh siswa secara bergiliran
•    Akhirnya beberapa orang siswa bergiliran disuruh membaca seluruh cerita, guru harus memperhatikan lafal dan intonasi
EVALUASI
•    Guru membuat tes tiga sampai lima kalimat pendek yang mengandung huruf r dan w
•    Tes dilakukan secara individual dengan menggunakan tabel penilaian yang penekanannya pada huruf r dan w

B.    Model pembelajaran membaca cepat
Metode pembelajaran membaca cepat ini tidak hanya berlaku untuk orang yang berkecimpung dalam pendidikan saja (yang bersekolah saja) , tetapi bagi yang tidak bersekolah pun sangat diperlukan, seperti ibu rumahtangga yang mencari nomor telepon dari buku telepon. Dengan membaca cepat kita akan memperoleh informasi dengan cepat pula dalam waktu singkat. Untuk itu sering tanpa disaari orang telah menggunakan teknik skimming walaupun secara tidak sadar dan terorganisi, misalnya pada waktu seseorag membaca suatu buku atau bahan lain yang kurang relevan dengan kebutuhannya. Mereka melakukan lompatan –lompatan terutama pada bagian yang tidak menarik atau tidak ada hubungannya. Pengunung perpustakaan atau toko buku umumnya tanpa disadari juga telah melakukan skimming untuk sekedar mengetahui apakah buku itu cocok untuk kebutuhannya.
Selain skimming, teknik membaca cepat lain ialah scanning. Scanning adalah suatu teknik membaca cepat untuk mendapatan suau informasi tanpa membaca yang lain-lainnya. Jadi, langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari skimming dan scanning digunakan antara lain untuk
(1) mencari nomor telepon dari buku telepon,
 (2) mencari kata dalam kamus atau ensiklopedia,
 (3) mencari entri pada indeks,
(4) mencari angka-angka statistik,
(5) mencari daftar acara di televisi,
(6) mencari informasi cara pengobatan tradisional
(7) mencari jadwal atau daftar perjalanan, dan sebagainya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca skimming adalah sebagai berikut:
1)    Buat pertanyaan apa yang Anda cari atau perlukan dari buku tersebut.
2)    Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar (bila yang dibaca buku)
3)    Telusuri isi bacaan dengan kecepatan tinggi dan peuh perhatian
4)    Berhentilah jika merasa sudah menemukan apa yang dicari
5)    Bacalah dengan normal dan pahami dengan baik apa yang Anda cari itu
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membaca scanning adalah sebagai berikut:
1)    Lihatlah daftar isi dan kata pengantar secara sekilas
2)    Telaah secara singkat latar belakang penulisan buku
3)    Baca pendahuluan secaa singkat
4)    Cari dalam daftar isi bab-bab kemudian cari kalimat-kalimat yang penting
5)    Baca bagian simpulan (jika ada)
6)    Lihat secara sekilas daftar pustaka, daftar indeks,atau apendiks

Contoh kegiatan  Pembelajaran dengan teknik membaca cepat
Sebelum kegiatan dimulai lihat kompetensi yang akan dicapai, kemudian persiapkan  materi, metode, media dan evaluasi.
Materi
Materi yang dipilih adalah bahan bacaan sesuai dengan mina dan kemampuan siswa serta ukur ketrerbacaannya. Bila sudah lengkapi  bacaan tersebut dengan perintah waktu  mulai membaca , waktu akhir membaca, dan waku yang diperlukan untuk membaca. Kemudian , susun pertanyaan bacaan untuk mengukur pemahaman isi.
Bacaan dan pertanyaan pemahaman isi
Waktu mulai baca :  jam ..... menit....detik.....

CIUNG WANARA
Sepasang suami istri petani yang sudah cukup tua dan tidak mempunyai anak bernama  Balangantrang tinggal di tepi hutan. Suatu malam istrinya ber mimpi mendapat ikan yang besar. Lalu keduanya berlari ke sungai, mengambil luka (alat penangkap ikan) dalam luka mengangkut sebuah peti yang berisi bayi dan sebutir telur ayam.
Keajaiban terjadi karena sang bayi yang dipelihara tersebut  cepat besar dan  mengatakan bahwa ia sebenarnya anak  Sang Prabu Permana Dikusuma yang dibunuh oleh raja sekarang bekas menteri ayahnya. Ibunya Naganingrum disembunyikan Paman Lengser di hutan, untuk  bertapa.
Suatu hari ketika  berburu di hutan, mereka melihat burung ‘ciung’ dan kera ‘wanara’, kemudian anak yang belum bernama itu minta diberi nama ‘ciung wanara’. Ketika Ciung Wanara besar ia ingin punya ayam sambung. Aki teringat akan telur yang pernah ditemukan bersama anak itu, lalu diberikan  telur tersebut pada Ciung Wanara dan seterusnya dibawa ke Gunung Padang, tempat Nagawiru untuk dierami. Sebentar saja ayam itu menetas dan diberi nama si Jelug.
Ciung Wanara membawa ayam itu ke kota untuk diadu dengan ayam menteri, patih semua  ayam itu dapat dikalahkannya. Kemudian ia menghadap raja untuk menyabung ayamnya dengan  taruhan nyawanya, sedangkan raja menjanjikan  Ciung Wanara menjadi raja di sebagian negaranya. Negara yang sebelah lagi diperintah oleh Aria Banga yang sebenarnya masih saudaranya juga karena putra raja lama yang sekarang jadi permaisuri raja baru.
Setelah diangkat menjadi raja Ciung Wanara pergi ke Galih Pakuan untuk menghukum raja lalim itu dan memenjarakannya beserta permaisurinya. Aria Banga tidak menerima lalu mereka berperang dan Ciung Wanaralah pemenangnya. Sekarang Ciung Wanara menjadi raja besar yang adil dan bijaksana.

Sumber              : CIUNG WANARA
Diceritakan oleh  : R.R. Sumarga  
Penerbit        : Balai Pustaka, Jakarta,1996 Cetakan         : Kelima

Waktu selesai baca :  jam ...... menit......detik
Waktu baca yang diperlukan : .........   detik

Metode    : Metode pembelajaran membaca skimming dan skanning
Media        : Stopwach, arloji, alat tulis
Evaluasi    :
1)    Bagikan lembar soal kepada siswa
2)    Hitung waktu baca yang diperlukan
3)    Beri skor pada jawaban siswa
4)    Hitung kecepatan membaca dengan cara menghitung jumlah kata yang terbaca setiap menit. Prosesnya yaitu :
KM =   Jumlah kata yang terdapat dalam bacaan
    Jumlah waktu yang ditempuh (dalam hitungan per menit)

5)    Mengukur pemahaman isi bacaan (PI) secara keseluruhan dengan cara menghitung prosentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan-pertanyaan tes pemahaman bacaan. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

PI  =  Skor jawaban yang benar   X 100 %
        Skor jawaban ideal

C.    Model Pembelajaran membacaSQ3R
Banyak cara atau metode  yang telah dikembangkan dalam keterampilan membaca dalam kurun waktu lima puluh tahun terakhir ini di antaranya metode SQ3R.  Metode ini merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Metode membaca  secara intensif dan relasional .  Metode membaca studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State Univercity,yaitu Prof. Francis.P. Robison tahun 1941. metode ini merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang dan banyak digunakan. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ3R  mencakup lima langkah,yaitu ;
1. Survey (penelaahan Pendahuluan)
Sebelum kita membaca sebuah buku biasanya orang menyediakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku, caranya dengan membuka buku secara cepat dan keseluruhan yang tampak. Yang dimaksud dengan anatomi buku terebut meliputi (1) bagian pendahuluan,yang meliputi halaman judul (judul, pengarang, penerbit, empat terbit, tahun terbit dan sebagainya; daftar isi, halaman ucapan terima kasih, dafar tabel dan daftar gambar (jika ada), atau barangkali juga halaman yang berisi prsetujuan dari yang berwewenang menerbitkan buku tersebut, dan abstraksi; (2) bagian isi buku, yang menggambarkan urutan dan tata penyajian isi buku; (3) bagian akhir buku yang berisi kesimpulan, saran atau rekomendasi, daftar pustaka, dan indeks.
2. Question  (bertanya)
Pada saat Anda menghadapi sebuah bacaan, ajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hal yang berkaitan dengan bacaan atau buku tersebut. Bila hal tersebut telah dilakukan maka Anda telah merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dngan bacaan dan pertanyaan-pertanyaan itu dapa menuntun kita memahami bacaan, dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan yang akan dimasuki sehingga Anda bersikap aktif. Anda tidak hanya mengikuti saja pada apa yang dikatakan pengarang tetapi Anda dapat juga mengkritik dan mempertanyakan apa yang dikatakan pengarang sambil melihat buktinya.
3. Read  (baca)  
Setelah Anda melakukan langkah pertama dan kedua Anda dapat melakukan kegiatan membaca dengan tuntunan pertanyaan–pertanyaan yang telah dirumuskan,jadi tidak perlu kalimat demi kalimat. Perlambat cara membaca ada  bagian yang penting atau yang diangap sulit dan perepat kembali pada baian-bagian yang tidak penting atau yang telah dketahui sehingga kegiatan membaca Anda dapat lebih cepat dan efektif, tetapi pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan atau buku tersebut telah Anda elah didapat. Konsentrasi sangat diperlukan pada langkah ini.
4.Recite  (mengutarakan kembali) 
Buatlah catatan penting tentang bagian yang dianggap penting dengan kata-kata sendiri, baik berupa kutipan, simpulan,atau komentar Anda. Ulangi bila perlu karena catatan –catatan ini akan membantu Anda untuk mengingat apa yang telah dibaca agar tidak sampai terjadi begitu selesai membaca, hilang pula apa yang dibaca.
5. Review  (mengulang kembali ).
Setelah keempat langkah dilakukan tinjau kembali hal-hal pening yang telah Anda baca dan temukan kembali bagian-bagian penting yang perlu untuk diingat kembali. Pengulangan kembali ini akan membantu daya ingat Anda untuk memperjelas pemahaman terhadap bacaan, juga membantu kita  menemukan kita menemukan hal penting yang mungkin terewat sebelumnya. Selain itu kita juga dapat menemukan pemahaman secara keseluruhan isi buku tersebut.

Contoh kegiatan  Pembelajaran dengan teknik SQR
1.Survei  ( penelaahan pendahuluan) 
Baca  buku dengan data sebagai berikut    
Judul          : Kaktus  ( Seri Tanaman Hias )
Pengarang :   Rahmat Rukmana dan YUYUN  Yuniarsih oesman
Isi  Buku     :  6 Bab,  daftar isi, kata sambutan .daftar pustaka 
Daftar isi     : ( Jangan dibaca dulu,kerjakan sesuai dengan prosedur  SQ3R)




Bab  I         : PENDAHULUAN
Bab  II     : PERMASALAHAN BUDI DAYA SAYURAN DATARAN RENDAH DAN CARA MENGATASINYA, meliputi (1) areal tanam, (2) jenis sayuran, (3)  waktu penanaman, (4) pola tanam, dan (5) teknis budi daya
Bab  III     : MANAJEMEN  PENANAMAN SAYURAN SISTEM PANEN RUTIN, meliputi (1) panen rutin sistem monokultur,  dan (2) panen rutin sistem tumpang sari
Bab 1V      : JENIS SAYURAN DAN BUDI DAYANYA, misal bawang daun, awang merah dan putih, bayam , cabe, mentimun, kemangi, labu, dan sebagainya
Bab V     :ANALISiS USAHA TANI, meliputi (1) analisis  pola tanam monokultur, (2)  analisis usaha tani pola tanam tumpang sari, dan (3) analisis usaha tani sistem panen rutin

Penerapan langkah-langkah SQ3R pada buku di atas !
(1) Langkah pertama : survei (jika data tidak ada kosongi saja)
      Apa judul buku itu ? ......
      Siapa Pengarangnya ? .....
      Siapa penerbitnya ? .......
      Kapan terbitnya  ? ........
      Cetakan ke berapa ? .....
      Berapa tebalnya ? .....  
      Perlukah buku itu anda beli ?......                  
(2) Langkah Kedua :Question
  Buatlah pertanyaan pemandu seperti :
 Sayuran tanaman rendah itu tanaman apa ?......
  Ada berapa jenis  tanaman sayuran dataran rendah ? .....
  Dari mana asal tanaman dataran rendah itu? .....
Bagaimana areal tanamnya ? ....
Kapan waktu penanamannya? ....
Bagaimana pola tanamnya ?.....
   Bisakah dibudidayakan ?....
Bagaimana manajemen penanaman sayuran ini dengan sistem panen rutin ?
Bagaiman usaha taninya? ....

(3) Langkah ketiga : Read
      Baca secara teliti buku itu ! Buatlah catatan bila perlu !
   .......................................................................
(4) Langkah keempat :Recite
( Tutup buku kalian) Ingatkah kalian apa yang dibahas dalam Bab IV?
Apakah pertanyaan yang kalian susun pada langkah kedua terjawab semua ? Bagaimana  cara memilih biji kaktus ?
............................................................................
 (5) Langkah kelima Review.
  Buka kembali Bab IV . Adakah bahan yang tidak terekam dalam pertanyaan anda ? Bagian mana  yang penting ? Terapkan pengetahuan yang Anda peroleh dengan menanam kaktus!
D.    Model Pembelajaran membaca intensif dengan teknik scramble
Untuk melaksanakan pembelajaran membaca kritis, Anda dapat menerapkan teknik scramble wacana. Teknik scramble wacana berpa sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil yang diharapkan berupa susunan wacana logis dan bermakna.
Kegiatan pembelajaran membaca ini terdiri dari tiga langkah, yakni (1) kegiatan persiapan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan tindak lanjut.
(1)    Kegiatan Persiapan yang meliputi :
(a)    pemilihan bahan bacaan
(b)    pembuatan kartu kalimat
(c)    pembagian kelompok siswa
(d)    pengaturan posisi tempat duduk
(e)    perencaaan slanjutnya
(2)    Kegiatan Inti yang meliputi:
(a)    Tiap kelompok mendapat perangkat kartu kalimat
(b)    Diskusi kelompok untuk mengurutkan waktu
(c)    Pembentukan pasangan kerja dalam kelompok kecil
(d)    Hasil kerja kelompok kecil disajikan dalam diskusi kelas
(e)    Guru sebagai moderator dalam pembahasan hasil kerja kelompok kecil
(f)    Pembahasan dan komentar atas hasil kerja kelompok
(g)    Pencapaian hasil susunan wacana yang diangap paling logis dan bermakna
(h)    Pembacaan wacana asli oleh 1-2 orang siswa
(i)    Penceritaan kembali isi bacaan oleh 1-2 orang siswa

(3)    Kegiatan Tindak Lanjut yang meliputi:
Kegiatan bisa dipilih  dari salah satu kgiatan di bawah ini
(a)    Pemberian tugas serupa dengan wacana lain
(b)    Pencarian makna kata baru dan penerapannya dalam kalimat
(c)    Penjawaban soal-soal tentang isi bacaan

Contoh wacana
KECELAKAAN PESAWAT  DAS
Pada 18 November  2000, pesawat peintis BN 2 milik PT Dirgantara Air Service (DAS) jatuh di Data Dawai, Kabupaten Kuai Barat. Pesawat ini melayani jalur penerbangan kawasan perbatasan dan pedalaman Kalimantan Timur ke dan dari Samarinda.
Pesawat itu hancul dan tujuh belas penumpangnya cedera berat dan ringan, termasuk Abdul Haji, sang Pilot.  Dia mengalami patah tulang paha dan harus menjalani operasi di Jakrta. Kecelakaan ini tidak mengakibatkan korban tewas.
Diduga, pesawat jatuh karena kelebihan penumpang. Akibatnya, pesawat tidka sanggup terbang tinggi, kemudian jatuh tidak jauh dai ujung landasan esawat di Data Dawai.
Sebenarnya, kapsitas maksimal berat barang dan penumpang hanya 436 kg. Namun,saat pesawat itu terbang, kemudian jatuh karena memuat barang dan penumpang sebeat 913 kg.
Dari hasil penyelidikan polisi, ditemukan adanya permainan penjualan tiket pesawat tersebut. Harga tiket yang resminya hanya sekitar Rp. 68.000,- namun waktu itu, tiket dijual sampai dengan Rp. 500.000,-. Bahkan ada yang berani membelinya lebih dari Rp.1.000.000,-. Tambahan pula, Abdul Haji, sang pilot, merestui penjualan tiket dengan harga mahal tersebut dan bersedia mengangkut penumpang sehingga melebihi kapasitas.
Sumber:Kompas, 11 Agustus 2001
 (dalam materi pelatihan terintergrasi)
Evaluasi
Jawab pertanyaan di bawah ini secara singkat !
(1)    Apa nama pesawat yang jatuh ?
(2)    Kapan kecelakaan itu terjadi ?
(3)    Di mana pesawat itu jatuh?
(4)    Berapa korban cedera dan korban tewas?
(5)    Mengapa esawat itu jatuh?
(6)    Bagaimana kondisi pesawat setelah jatuh?
(7)    Berapa berat maksimal sebenarnya?
(8)    Bagaimana kondisi pilot pesawat ?
(9)    Sebutkan jalur penerbangan peawat tersebut!
(10)    Siapa yang harus bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut?

E.    Model Pembelajaran membaca dengan pendekatan keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehanya. Kemampuan yang dilatihkan dalam pendekatan ini ialah kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan,dan mengekspre sikan diri ke dalam suatu karya.
Dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan keterampilan proses pembelajar dilatih untuk menerapkan keterampilan-ketrampilan membaca dengan bertolak pada suatu wacana. Misalnya, pembelajar diminta untuk mengidentifikasi kata-kata berimbuhan, kemudian mengklasifikasikan kata-kata tersebut berdasarkan imbuhannya. Selanjutnya pembelajar menerapkan kata berimbuhan tersebut dalam kalimat  dan mengkomunikasikan kepada kelompok atau kelas.
Contoh Wacana
BAGAIMANA MEMBUAT RINGKASAN DAN IKHTISAR
 Ringkasan
Ringkasan atau sering juga disebut dengan istilah ”precis”adalah bentuk singkat atau ringkas dari sebuah karangan yang masih memperlihatkan sosok dasar dari aslinya. Inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat, tidak meningalkan urutan-urutan  gagasan yang melandasinya. Kata ’ precis’ itu sendiri mempunai makna  ”memangkas” ; atinya, penyusun ringkasan hanya memangkas hal-hal  lebih kecil yang menyelimuti gagasan utama bacaan. Dengan demikian, kerangka dasarnya masih tampak jelas. Bila Anda memangkas cabang-cabang sebuah pohon, sehinga tampak pokok-pohon beserta cabang-cabang utamanya, itulah membuat ringkasan.
Ikhtisar
Ikhtisar pada dasarnya sama dengan ringkasan. Dilihat dari tujuannya, keduanya bertujuan mengambil bentuk kecil dari sebuah karangan panjang. Hanya perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan-urutan gagasan yang membangun karangan itu.  Terserah kepada pembuat ikhtisar sendiri, untuk mengungkapkan ide dasar karangan itu. Ia bebas menyusun kalimat atau bahasa ikhtisar, sepanjang hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan inni bacaan yang baru dibacanya.
Sumber : Ahmad slamet (1999: 76)

Metode     :Metode yang digunakan adalah observasi, inkuiri, dan diskoveri
Media        : Media yang dipakai wacana dan lembar evaluasi

Evaluasi    :
1)    Sebelum Anda membaca , amati judul, jumlah paragraf, nama atau kata kunci, dan sumber wacana . tuliskan hasil baca sekilas Anda di tempat yang tersedia.
a)    Judul wacana .............
b)    Jumlah paragraf..............
c)    Nama dan kata kunci........
d)    Sumber wacana ..............
2)    Baca secara cepat, kemudian rumuskan pertanyaan tentang isi wacana dengan kata tanya apa, untuk apa, mengapa, dan bagaimana?
a)    ....................................................................................
b)    ....................................................................................
c)    ....................................................................................
d)    ....................................................................................
3)    Baca dalam hati wacana di atas. Kemudian jawab pertanyaan berikut ini. Komunikasikan jawaban Anda dalam kelompok.
a)    Paragraf pertama mengungkapkan ...............................
b)    Paragraf kedua mengungkapkan ...............................
4)    Sebutkan dua perbedaan yang Anda temukan dari kedua paragraf di atas?
a)    ..........................................................................................
b)    ..........................................................................................
5)    Tuliskan isi ringkas wacana di atas dengan kalimat Anda !
6)    Tuliskan kata-kata yang mendapat imbuhan me-kan, di-kan, me-, pe-, ber- !
Me-kan    di-kan    Me-    Pe-    Ber-
1               
2               
3               
4               

7)    Buat kalimat dengan kata temuan Anda 1 ambil satu kata saja dari imbuhan yang ada!
8)    Pilih satu wacana yang menarik perhatian Anda. Kemudian buat ringkasan atau ikhtisarnya. Sampaikan hasilnya di kelas. Teman Anda boleh memberi penilaian berdasarkan tabel di bawah ini.
No    Nama    Vokal    Ekspresi    Gerak tubuh    Penguasan Materi
1                   
2                   
3                   
4                   
5                   


F.    Evaluasi Membaca    
    Evaluasi membaca dapat dilakukan lewat evaluasi hasil dan evaluasi proses. Evaluasi hasil hanya merujuk pada hasil membaca siswa yang berupa respon atau jawaban-jawaban terhadap pertanyaan. Respon dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya respon itu dengan apa yang diungkapkan atau diperintahkan dalam bahan bacaan. Adapun jawaban terhadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya jawaban itu dengan melakukan penskoran berdasarkan bobot soal. Soal benar-salah, misalnya, bobotnya tetu lebih rendah daripada soal uraian, dan seterusnya.
    Adapun penilaian terhadap proses dapat dilakukan dengan menggunakan mode instrumen yang dirancang guru. Berikut ini adalah model blangko penilaian membaca yang berusaha menyatukan evaluasi hasil dan evaluasi proses adalah sebagai berikut.


1.    Format Mencari Informasi dari Media Massa Cetak
    Para siswa dapat membaca buku, majalah, atau surat kabar yang memuat tulisan atau artikel mengenai masalah yang sedang dianalisis. Untuk memahami posisi tulisan atauartikel tersebut serta untuk memahami kebijakan apa yang ditawarkan untuk memecahkan maslah, tentu saja para siswa harus membacanya dengan seksama dan tidak cukup satu kali. Bawalah bahan-bahan yang diperoleh ke kelas. Beritahukanlah bahan-bahan tersebut kepada guru dan teman sekelas. Format di bawah ini dapat digunakan untuk membuat intisari informasi yang ditemukan dari sumber cetak tersebut.

Format Sumber informasi media massa cetak

Nama Siswa      :
Masalah         :
Tanggal        :
Nama penerbitan    :
Tanggal Penerbitan :
Pokok Berita/ Artikel :

1.    Bagaimana posisi berita/ artikel tersebut terhadap masalah yang dianalisis ?
......................................................................................................................
2.    Hal-hal penting apa saja yang ditulis dalam berita/ artikel tersebut yang berkenaan dengan masalah yang dianalisis?
......................................................................................................................
3.    Menurut sumber cetak di atas, kebijakan apakah yang saat ini dimiliki Pemerintah untuk menangani masalah tersebut ?
......................................................................................................................
Jika kebijakan itu ada, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
i.    Apakah keuntungan dari kebijakan tersebut?
......................................................................................................................
ii.    Apakah kerugian dari kebijakan tersebut  ?
......................................................................................................................
iii.    Bagaimana perbaikan kebijakan tersebut ?
......................................................................................................................
iv.    Apakah kebiajakan tersebut perlu  diganti ? Mengapa ?
......................................................................................................................
v.    Adakah silang pendapat di masyarakat berkenaan dengan kebijakan tersebut ?
......................................................................................................................
2.    Format Evaluasi Membaca
Nama siswa    :
Kelas        :
Tanggal    :

No    Indikator
    Bobot    Skor    Nilai    Keterangan
1    Aktivitas Pembacaan
b.    keseriusan
c.    keterlibatan dalam diskusi
d.    memperhatikan detail               
2    Pemahaman
a.    pemahaman ide pokok
b.    pemahaman ide penunjang
c.    penyusunan simpulan
d.    pemahman tema               
3    Penilaian Isi
a.    dapat membedakan fakta dan opini
b.    dapat menemukan manfaat dan makna
c.    dapat menilai kelebihan dan kekurangan materi
               
    Jumlah skor               
    Rata-rata               

Penilai,
................................













DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas,2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Dasar. Jakarta
Harjasujana, Ahkmad Slamet . 1999.  Membaca : Makalah disampaikan dalam diklat MMAS di PPPG Bahasa. Jakarta
Keraf, Gorys. 194.Komposisi.  Flores : Nusa Indah.
Ngurah Oka, I gusti. 1983. Pengantar Membaca dan pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurhadi. 2000.  Membaca cepat dan efektif.  Bandung : Sinar Baru dan YA 3 Malang
Soedarsono. 1991. Sistem Membaca Cepat dan Efektif.  Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan Efesien.   Bandung : Angkasa.
Tarigan,Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.  Bandung : Angkasa.
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta: BPFE.
Hafni, 1981. Pemilihan dan Pengembangan Bahan Pengajaran Membaca. Jakarta Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.



No comments:

Post a Comment