Friday, 31 May 2013

CONTOH PTS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan modal penting untuk membangun suatu bangsa. Maju mundurnya suatu negara sangat dipengaruhi oleh warga negaranya. Oleh karena itu seluruh negara berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang dimilikinya di samping sumber daya alamnya. Dan pada akhirnya negara-negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan di dunia internasional. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia. Indonesia terkenal memiliki beraneka ragam budaya.  Budaya-budaya tersebut merupakan aset nasional Indonesia yang sangat berharga, karena selain bisa menghasilkan devisa bagi negara juga dapat meningkatkan prestige Indonesia di mata dunia.
Akhir-akhir ini cukup banyak kebudayaan Indonesia yang di-claim oleh negara lain, seperti Kesenian REYOG, Angklung, Lagu Rasa Sayange, dan lain sebagainya. Betapa malunya kita sebagai rakyat Indonesia di mata dunia internasional. Mereka menganggap kita sebagai rakyat Indonesia tidak bisa menjaga dengan baik kekayaan budaya yang dimiliki.
Untuk mencegah terulangnya kejadian memalukan tadi, muncul berbagai pikiran-pikiran untuk menanggulanginya. Salah satu caranya dengan meningkatkan sumber daya manusia bangsa Indonesia di bidang kebudayaan. Dengan kemakmuran di bidang kebudayan itu dapat menyejahterakan rakyat pula, karena banyak kebudayaan Indonesia bermutu internasional, salah satunya adalah Kesenian REYOG Ponorogo.
Perbaikan sumber daya manusia yang baik dimulai dari hal-hal yang kecil sampai hal yang besar. Di Kabupaten Ponorogo sudah muncul upaya-upaya perbaikan. SMA Negeri 1 Ponorogo sebagai salah satu sekolah di Kabupaten Ponorogo merintis perbaikan kebudayaan REYOG tersebut, karena sekolah merupakan tempat yang sangat cocok dan tempat untuk proses sosialisasi manusia. Upaya SMA Negeri 1 Ponorogo tersebut adalah mencanangkan adanya “MUATAN LOKAL REYOG”. Mulok REYOG mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2007/2008 tepatnya pada siswa-siswa kelas X.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tersentuh untuk melakukan penelitian tentang keefektifan Mulok REYOG sebagai salah satu jalan atau cara untuk meningkatkan sumber daya manusia rakyat Indonesia khususnya di SMAN I Ponorogo.
B. Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya
  1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini memuat pertanyaan alasan dan bagaimana tahapan-tahapan  diadakan Mapel Mulok Reyog dan tentang keefektifan Mapel Mulok Reyog di SMAN I dilihat daari aspek pembuatan Silabus Mulok Reyog, Kinerja Gurunya  dan respon siswa terhadap  mulok Reyog. Adapun rumusam masalah dalam penelitian ini adalah:
1)      Kenapa Mulok Reyog dapat meningkatkan SDM kelas Nasional dan Dunia?
2)      Bagaimanakah tahapan-tahapan pengenalan Kesenian Reyog Ponorogo pada siswa SMAN I Ponorogo?
3)      Bagaimanakah perkembangan kelayakan silabus yang dipakai guru Mulok Reyog SMAN I Ponorogo?
4)      Bagaimanakah peningkatan kinerja guru Mulog Reyog SMAN I ditinjau dari aspek kedisiplinan?
5)      Bagaimanakah respon siswa terhadap keberadaan Mapel Mulog Reyog?

  1. Rencana Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian di lingkup SMA Negeri 1 Ponorogo serta melakukan observasi ke lembaga-lembaga lainnya yang terkait dengan penelitian tentang Mulok Reyog. Yang diharapkan mata pelajaran ini dapat meningkatkan sumber daya manusia khususnya pada siswa SMA Negeri 1 Ponorogo, supaya nantinya mereka tertarik dan mempunyai pengetahuan tentang Kesenian Reyog Ponorogo dan bisa menjadi bibit-bibit yang bisa ikut andil dalam membesarkan nama Indonesia melalui Kesenian Reyog Ponorogo di kancah internasional.  Suatu mata pelajaran dikatakan berhasil apabila dalam perencanaan, penyajian dan evaluasi sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku yang saat ini disebut KTSP.
Masalah pada penelitian ini adalah Mapel Mulok Reyog hanya dilaksanakan di SMAN I Ponorogo sehingga perlu diadakan penelitian tentang alasan dan bagaimana tahapan-tahapan  diadakan Mapel Mulok Reyog dan  silabus yang dipakai, kinerja gurunya dan respon siswa  yang didapat melalui laporan gurunya. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan telaah pustaka, wawancara lembaga yang terkait dan pihak pengelola sekolah. Kemudian diadakan perbaikan silabus yang sudah dibuat dan disesuaikan dengan kriteria standar pembuatan silabus baik dari segi isi, bahasa maupun konstruksinya. Silabus ini perlu dibuat sesempurna mungkin bila sekolah-sekolah lain ingin menggunakan baik untuk SD,  SMP dan SMA baik negeri maupun swasta di lingkungan Ponorogo khususnya dan di Jawa Timur Umumnya.
Sekali lagi kinerja guru sangat penting dipantau dalam penerapan Mulok Reyog ini karena pelajaran ini merupakan pelajaran baru. Melalui kinerja guru yang baik khususnya pada aspek disiplin membuat para siswa semangat dalam mengikuti pelajaran. Kemudian bila dilakukan pantauan terhadap respon siswa yang didapat dari guru pelajaran Mulok Reyog ini diharapkan adanya evaluasi terus menerus sehingga  dapat diketahui peningkatan sumber daya manusia terhadap kesenian Reyog sebagai aset local milik nasional.
C. Tujuan
      Tujuan penelitian ini adalah:
1)      Untuk mengetahui kenapa Mulok Reyog dapat meningkatkan SDM kelas Nasional dan Dunia?
2)      Untuk mengetahui bagaimanakah tahapan-tahapan pengenalan Kesenian Reyog Ponorogo pada siswa SMAN I Ponorogo?
3)      Untuk mengetahui perkembangan kelayakan silabus yang dipakai guru Mulok Reyog SMAN I Ponorogo.
4)      Untuk mengetahui peningkatan kinerja guru Mulog Reyog SMAN I ditinjau dari aspek kedisiplinan.
5)      Untuk mengetahui respon  siswa terhadap keberadaan Mapel Mulog Reyog.

D. Manfaat
            Manfaat penelitian ini adalah:
1)      Dapat memperdalam wawasan tentang Kebudayaan Reyog Ponorogo sebagai kebudayaan lokal yang dimiliki daan kebuddayaan tersebut harus dijaga serta dilestarikan keberadannya.
2.   Dapat mengetahui seluk-beluk tentang Mulok Reyog yang sengaja dicanangkan untuk peningkatan sumber daya manusia di bidang kebudayaan yang nantinya muncul bibit-bibit yang bisa ikut andil dalam membesarkan nama Indonesia dengan Kesenian Reyog Ponorogo di dunia internasional.
3.   Memperkenalkan kepada masyarakat luas pada umumnya dan daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai kesenian daerah tentang adanya mata pelajaran muatan lokal baru yaitu “Mulok Reyog” .
4.   Memberikan motivasi kepada masyarakat luas untuk membuat usaha-usaha atau program-program yang dapat meningkatkan sumber daya manusia di bidang kebudayaan yang nantinya kebudayaan itu bisa terjaga dengan baik dan dapat dikembangkan serta diharapkan dapat diperkenalkan di dunia internasional.
E. Hipotesis Tindakan 
            Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan efektifitas peranan mapel Mulok Reyog dalam meningkatkan sumber daya manusia kesenian reyog Ponorogo bila ditinjau dari perkembangan kelayakan silabus, peningkatan kinerja guru, dan evaluasi hasil belajar siswa dari guru Mulok Reyog.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.. Kesenian Reyog Ponorogo
Reog PonorogoReyog merupakan bentuk teater yang dilakukan sekelompok drama tari dengan berbagai karakter pelaku, sebuah kesenian tradisional khas daerah Ponorogo – Jawa Timur. Yang sekarang berkembang ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.
Text Box: Gambar 1. 
Reyog Ponorogo
Latar belakang sejarah Reyog pada dasarnya sama dengan latar belakang sejarah munculnya berbagai kesenian di Jawa pada umumnya yaitu muncul sebagai salah satu bentuk upacara kepercayaan pada kekuatan gaib setempat.
Seiring dengan perubahan waktu bentuk dan unsur upacara tersebut berubah menjadi satu bentuk hiburan atau kesenian rakyat yang berkembang lebih baik sesuai perkembangan zaman.
Dimulai abad ke- 14 menjadi sarana untuk memperingati peristiwa kepahlawanan atau ketokohan. Selanjutnya sekitar abad ke- 15 sudah berkembang menjadi suatu bentuk kelompok-kelompok tradisi yang berguna untuk hiburan masyarakat yang memang pada saat itu para pembesar pemerintahan juga menganjurkan adanya Budaya Reyog tersebut, sejak itu pula nama “ Ponorogo “ ada, yaitu nama yang diberikan oleh Kerajaan Wengker yang saat itu sedang masuk ke dalam ajaran Islam dengan seorang raja yang bergelar “Wijayarasa“, maka ditandai pada paruh kepala meraknya membawa mutiara yang melambangkan biji tasbih. Sedang ide bentuk Reyog tersebut diduga pada zaman itu terinspirasi dari bentuk sebuah patung di Gugusan Pura Belahan yang berdiri pada zaman kekuasaan Airlangga dari Kahuripan dekat Gunung Penanggungan, yaitu patung Dewa Wisnu di atas Garuda yang berbulu menyebar.
B.   Muatan Lokal Reyog
Mulok  Reyog  ini  adalah  salah  satu  mata pelajaran  di  SMA Negei 1 Ponorogo. Mata pelajaran  ini mulai  diberlakukan  siswa-siswi  kelas X  SMA Negeri 1 Ponorogo  pada  tahun  pelajaran  2007/2008.
Adanya  Mulok Reyog ini  sebagai mata pelajaran baru di  SMAN 1 Ponorogo  mempunyai latar  belakang. Suatu  saat  para  guru-guru  mengadakan musyawarah  tentang  bagaimana  caranya  supaya  Kesenian  Reyog  Ponorogo dapat lestari  dan  terjaga  serta  tidak  hilang seiring berjalannya  waktu. Maka mereka memutuskan untuk membuat  mata  pelajaran  baru yaitu  “Mulok Reyog”. Selain itu  SMAN 1 Ponorogo  juga  berkeinginan  menjadi  sekolah yang  baik  dalam  pengembangan   kebudayaan  terutama  kebudayaan lokal dan juga ingin menjadi perintis dalam pelestarian kebudayaan Reyog dengan cara memberikan pendidikan  pengetahuan  kepada  siswa-siswinya  tentang  kebudayaan  tersebut  agar  ahli-ahli  kebudayaan  tidak  punah.
Mata  pelajaran ini  mulai  diresmikan  pada  tanggal  6 September 2007  tepatnya  pada saat  diadakannya  Seminar Reyog  dalam  rangka  HUT SMAN  1  Ponorogo .
Mulok Reyog mempunyai frekuensi pelajaran 2 jam pelajaran setiap minggunya. Yang diajarakan dalam Mulok Reyog adalah tentang Keadaan geografis Ponorogo, keadaan sosial rakyat Ponorogo dilengkapi proses sosialisasinya, kesenian Reyog beserta maknanya mulai dari cerita sampai piranti-piranti yang digunakan dalam Kesenian Reyog. Sistem pengajarannya menggunakan guru-guru yang berganti-ganti setiap minggunya, misalkan minggu ini mempelajari keadaan geografis Ponorogo minggu depannya tentang keadaan sosial rakyat Ponorogo, dan seterusnya. Guru yang mengajarpun sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Adapun tujuan dicanangkan mata pelajaran “Mulok Reyog” ini adalah:
1.  agar siswa-siswi SMAN 1 Ponorogo mempunyai pengetahuan yang luas tentang kebudayaan Reyog karena sampai sekarang para remaja hanya tahu Kesenian Reyog sebatas tari-tariannya, maka lewat pelajaran ini mereka bisa lebih mendalam mengetahui tentang seluk beluk Kesenian Reyog,
2.  agar kesenian Reyog tidak punah dan tetap terjaga,
3.  menciptakan bibit-bibit yang ahli tentang Kebudayaan Reyog yang semakin lama bisa punah, maka lewat mata pelajaran ini nantinya tercipta ahli-ahli dalam bidang kebudayaan,
4.  lebih mengembangkan Kesenian Reyog Ponorogo supaya dapat dikenal masyarakat luas bahkan bisa sampai ke masyarakat dunia.
5.  agar para siswa tertarik dengan Kesenian Reyog sehingga nantinya mereka dapat mengembangkan diri untuk ikut berkecimpung dalam Kesenian Reyog tersebut.
Mulok Reyog ini ternyata mendapat banyak dukungan dari banyak orang bahkan pejabat daerah pun cukup banyak yang merespon, misalkan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo, Sekretaris Daerah Ponorogo, para seniman-seniman Ponorogo, Pakar Kebudayaan dari ISI Surakarta, dan Bapak Sekretaris Provinsi Jawa Timur yang bernama  Drs. H. Sukarwo. Bahkan sesuai kabar burung “Pakdhe Karwo” sangat menyetujui adanya Mulok Reyog ini dan ingin menjadikan Mulok Reyog ini menjadi salah satu daftar pelajaran siswa-siswi sekolah di seluruh Jawa Timur. Tetapi sekarang para guru dari SMAN 1 Ponorogo sedang berusaha menyusun silabus untuk Mulok Reyog ini supaya mata pelajaran ini dapat disahkan pemerintah untuk menjadi mata pelajaran pokok siswa-siswi sekolah di Ponorogo yang nantinya dapat berkembang lagi pada siswa-siswi sekolah di seluruh Provinsi Jawa Timur.
Harapan para guru SMAN 1 Ponorogo dengan adanya Mulok Reyog adalah para siswa dapat tertarik untuk menjaga dan melestarikan Kesenian Reyog sehingga nantinya dapat membawa nama Kebudayaan lokal Ponorogo di tingkat Indonesia bahkan nantinya dapat membawa nama baik Indonesia ke dunia internasional melalui Kesenian Reyog ini, karena akhir-akhir ini Kesenian Reyog mulai banyak dilirik oleh dunia internasional bahkan ada negara lain yang berani mengklaim Kesenian Reyog sebagai aset kebudayaannya.
C.  Bahan Ajar`Muatan Lokal Reyog
1)                                                            Tinjauan Geografis
a.   Standar Kompetensi
Memahami kondisi geografis dan sosiologis masyarakat Kabupaten Ponorogo.
b.  Kompetensi Dasar
1)  Luas, bentuk, dan letak Kabupaten Ponorogo
2)  Mengidentifikasi luas wilayah Kabupaten Ponorogo
3)  Kondisi demografi Kabupaten Ponorogo
4)  Keadaan kewilayahan administrasi dan pusat-pusat ekonomi wilayah Kabupaten Ponorogo.

c.   Materi
1)  Mengidentifikasi luas wilayah Kabupaten Ponorogo
2)  Mengidentifikasi bentuk wilayah Kabupaten Ponorogo
3)      Mengidentifikasi letak wilayah Kabupaten Ponorogo dilihat dari segi astronomis, geologis, dan ekonomis
4)  Mengidentifikasi jenis-jenis morfologi wilayah Kabupaten Ponorogo
5)      Mengidentifikasi jenis-jenis kenampakan wilayah Kabupaten   Ponorogo
6)  Mengidentifikasi jenis-jenis iklim wilayah Kabupaten Ponorogo
7)  Mengidentifikasi pengaruh iklim terhadap aktivitas masyarakat
8)  Mengidentifikasi potensi lahan Kabupaten Ponorogo
9)  Mengartikan pengertian demografi
10)  Menghitung besar sex-ratio Kabupaten Ponorogo
11)  Menghitung dependency ratio Kabupaten Ponorogo
12)  Menghitung pertumbuhan penduduk Kabupaten Ponorogo
13)  Membuat piramida penduduk Kabupaten Ponorogo
14)  Mengidentifikasikan desa-desa di Kabupaten Ponorogo berdasarkan morfologinya
15)  Mengidentifikasikan pusat-pusat ekonomi Kabupaten Ponorogo.
2)  Tinjauan Sosiologis dan Antropologis
a.   Standar Kompetensi
Memahami perilaku masyarakat Ponorogo
b.  Kompetensi Dasar
1)  Mendeskripsikan interaksi masyarakat Ponorogo
2)  Mengidentifikasikan nilai dan norma pada masyarakat Ponorogo
3)  Mengidentifikasikan ragam seni di masyarakat Ponorogo
4)  Mendeskripsikan tujuh system kebudayaan masyarakat Ponorogo.
c.   Materi
1)  Pengertian Interaksi
2)  Interaksi Sosial
3)  Pengertian Nilai dan Norma
4)  Pengertian Kesenian
5)  Ragam Seni pada Masyarakat Ponorogo
6)  Unsur-unsur Kebudayaan.

















BAB III
METODE PENELITIAN TINDAKAN

A. Desain Penelitian Tindakan
Desain penelitian tindakan yang digunakan adalah desain penelitian tindakan dengan menggunkan siklus. Setiap siklus yang digunakan memuat tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
B. Subyek dan Obyek
Subyek dalam penelitian adalah peneliti sendiri sebagai pengawas sekolah menengah atas yang salah saatu binaannya adalah SMAN I Ponorogo.
Obyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran Mulok Reyog SMA Negeri Ponorogo.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
      Waktu penelitian adalah  dimulai tanggal 1 Agustus  2008 sampai dengan 14  September 2008 sesuai dengan 2 siklus yang direncanakan. Siklus pertama dilakukan selama 6 pertemuan atau 3 minggu dan siklus kedua juga dilaksanakan selama 6 kali pertemuan atau 3 minggu. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Ponorogo yaitu yang bealamat di jalan Budi Utomo No. 1 Ponorogo. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah seperti berikut.
D.    Prosedur
1. Perencanaan
Pada langkah ini peneliti menyiapkan perangkat penelitian dan instrument penelitian. Perangkat penelitian adalah format standar tentang pembuatan silabus mata pelajaran yang berorientasi pada KTSP.  Instrumen (lembar observasi) yang dipakai untuk mengetahui kelayakan silabus yang dibuat guru adalah kriteria kelayakan yang ditinjau dari Isi, Bahasa dan konstruk. (Lampiran 1) Sedangkan untuk kriteria kinerja guru ditinjau kedisiplinan guru dapat dipandang dari prosentase kehadiran, kemudian untuk pengamatan respon siswa ditinjau dari nilai angket (lampiran 2) yang dibuat peneliti yang diberikan kepada siswa oleh guru mulok.
      2.   Pelaksanaan Tindakan
Pada langkah ini peneliti melaksanakan penelitian per siklus. Perangkat dan instrumen yang telah dibuat digunakan untuk pelaksanaan tindakan.
3        Observasi.
Perubahan tentang pembuatan silabus oleh guru Mulok Reyog diamati. Peningkatan kinerja guru Mulok Reyog diamati dengan mengisi lembar observasi. Dan respon  siswa diamati dari hasil angket.
4.                              Refleksi
Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, untuk merancang tindakan siklus selanjutnya. Diharapkan terdapat peningkatan validitas silabus yang dibuat guru sesuai dengan standar kelayakan, adapun tingkat keberhasilan validitas silabus disesuaikan dengan nilai validitas pada lembar observasi. Silabus dikatakan valid bila memenuhi nilai lebih dari atau sama dengan 45, dengan syarat nilai minimal 3 untuk setiap kategori pada lembar observasi. Hal ini dimaknai bahwa silabus dikatakan minimal cukup valid. Untuk tingkat keberhasilan kinerja guru (kedisiplinan)  yang dipandang dari prosentase kehadiran dikatakan berhasil bila memenuhi  95% tingkat kehadiran dalam melaksanakan tugas. Sedangkan untuk respon  siswa dari laporan guru dikatakan berhasil bila siswa  mempunyai prosentase respon positif lebih besar daripada respon negatif untuk pertanyaan positif dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Sebelum peneliti menulis hasil penelitian secara  deskriptif  dapat dilaporkan tentang kenapa alasan Mulok Reyog  dapat meningkat SDM kelas Nasional bahkan kelas Dunia, nilai  positif Mulok Reyog, dan Tahapan-Tahapan Pendidikan Pengenalan Kesenian Reyog.
1.      Alasan Mulok Reyog Dapat Meningkatkan SDM Kelas Nasional dan Dunia
Dalam mata pelajaran Mulok Reyog  ini, pihak sekolah yaitu SMAN 1 Ponorogo belum terlalu mengacu atau terobsesi untuk menyukseskan program Mulok Reyog ini, padahal Mulok Reyog  ini kalau dilaksanakan secara optimal bisa sukses dan bisa menciptakan kualitas sumber daya manusia yang tinggi di bidang kebudayaan. Di samping itu, Kesenian Reyog ini mulai dilirik oleh dunia internasional, bahkan ada yang berani mengklaim bahwa Kesenian Reyog  ini adalah milik negara mereka. Sudah beberapa kali kontingen Reyog Ponorogo diundang negara lain untuk menampilkan Kesenian Reyog di sana, negara-negara tersebut adalah :
1.                  New Zealand,
2.                  Suriname,
3.                  Australia,
4.                  Spanyol,
5.                  Amerika Serikat, dan
6.                  Taiwan.
Sebentar lagi Ponorogo juga akan mengirimkan kontingen Reyog Ponorogo ke Belgia untuk memenuhi undangan tampil di sana.
(Sumber data dari Dinas Pariwisata Pemkab. Ponorogo










Gambar 2.  Kesenian ReyogPonorogo Saat Tampil di Negara Taiwan
 
 












            Ketika acara Grebeg Suro di Ponorogo yang banyak menampilkan Kesenian Reog, banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Ponorogo. Menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo pada tahun 2006 ada 7 orang wisatawan asing yang berkunjung saat Grebeg Suro, pada tahun 2007 ada 10 orang wisatawan asing yang berkunjung, dan pada tahun 2008 ada 12 orang wisatawan asing yang berkunjung ke Ponorogo saat Grebeg Suro. Dan beberapa kali pula Ponorogo mengirimkan ahli-ahli tari Reyog  Ponorogo ke luar negeri untuk memberi pelajaran seni tari dari Reyog Ponorogo kepada masyarakat luar negeri sana, itupun masyarakat luar negeri itu yang mengundang. Ponorogo pernah mengirimkan guru-guru tari tersebut ke beberapa negara, antara lain :
  1. New Zealand,
  2. Australia, dan
  3. Amerika Serikat
(Sumber data dari Dinas Pariwisata Pemkab. Ponorogo)
           









Gambar 3.  Wisatawan asing yang sedang berfoto dengan Penari Reyogpada Saat Perayaan Grebeg Suro
 
 













      Dengan adanya respon-respon positif tersebut maka dapat disimpulkan Kesenian Reyog  Ponorogo dapat berpeluang untuk berkarir di dunia internasional termasuk para pendukung-pendukungnya pun bisa berkarir di dunia internasional dengan Kesenian Reyog ini. Maka mulai sekarang harus dirintis untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas tinggi yang mempunyai keahlian di segala hal yang mempunyai sangkut paut dengan Kesenian Reyog untuk persiapan go Internasional-nya Kesenian Reyog, karena Kesenian Reyog mempunyai daya tarik yang tinggi bagi dunia internasional.  
Melalui Mulok Reyoginilah proses sosialisasi tentang pengembangan Kesenian Reyog bisa berkembang dengan optimal apabila dilaksanakan dengan optimal pula. Ditambah pula proses tersebut dilaksanakan di lingkungan sekolah, karena proses sosialisasi suatu manusia bisa cepat ditangkap melalui proses pergaulan dengan teman sepermainan dan di sekolah manusia bertemu dengan teman-teman sepermainannya, serta di sekolah pula merupakan lingkungan sosialisasi kedua setelah lingkungan teman sepermainan. Jadi, melalui proses inilah Mulok Reyog bisa dengan cepat untuk berkembang.
Di SMAN 1 Ponorogo juga mempunyai kegiatan ekstrakulikuler tentang seni tari yang bernama “Ganesha Dance”. Di sini para siswa bisa mempelajari seni tari apapun termasuk Tari Reog. Para siswa juga bisa tampil dalam event-event tertentu untuk menanpilkan keahlian tari-tariannya setelah dipelajari di Ganesha Dance. Ekstrakulikuler ini juga sangat membantu proses peningkatan sumber daya manusia siswa SMAN 1 Ponorogo yang berkualitas tinggi di samping menjalankan mata pelajaran Mulok Reyog. Selain itu pembelajaran mulok Reyog juga sebagai sarana kaderisasi untuk mencetak seniman-senman Reyog agar kesenion Reyog tidak punah dan mampu bersaing dalam kesenian internasional.










Gambar 4.  Keikutsertaan Siswa-Siswi SMAN 1 Ponorogo dalam Penampilan Seni Tari Reyog di Bali
 
 














2.      Nilai Positif Mulok Reyog
Mulok Reyog ini telah berjalan di SMAN 1 Ponorogo selama 1 semester 2 bulan ( 8 bulan ). Mulok Reyog ini mulai diterapkan pada siswa-siswi kelas X tahun pelajaran 2007/2008. Hal positif dari Mulok Reyog ini adalah :dapat meningkatkan sumber daya manusia para pelajar di bidang kebudayaan, mendorong pelajar untuk tetap melestarikan dan menjaga selalu kebudayaannya, bisa memberikan motivasi kepada khalayak luas untuk membuat program-program yang dapat meningkatkan sumber daya manusia di bidang kebudayaan,dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam hal kebudayaan (terutama kebudayaan lokal yang dimiliki), serta menciptakan pakar-pakar budaya (khususnya dalam Kesenian Reog) yang nantinya bisa membawa nama baik Indonesia di kancah internasional dengan Kesenian Reyog ini.
      3. Tahapan-Tahapan Pendidikan Pengenalan Kesenian Reog
Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mempunyai suatu konsep untuk pendidikan pengenalan Kesenian Reog. Dengan adanya konsep ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (khususnya penduduk Ponorogo) di bidang kebudayaan (kebudayaan lokal yang dimiliki).
      Tahapan-tahapan tersebut adalah :






Dalam prosesnya tari massal ini dilaksanakan siswa-siswi dari TK (Taman Kanak-kanak) di alun-alun Ponorogo setiap menjelang Grebeg Suro.
 

Text Box: TARI MASSAL REYOG PONOROGO

 


                                                                                ket
                                                                                       












Festival ReyogMini diikuti oleh para pelajar atau siswa-siswi yang berusia kurang dari 15 tahun. Festival ini dilaksanakan setiap menyambut hari jadi Kota Ponorogo.
 

Text Box: FESTIVAL REYOG MINI PONOROGO

 





                                                                                ket

















Mulok Reyog diterapkan di tingkat SMA. Setelah siswa mengerti sedikit tentang Kesenian Reyogmelalui pengalaman belajar Tari Reyog, selanjutnya siswa akan diberi pengetahuan yang lebih mendalam lagi tentang Kebudayaan Ponorogo. Disini diharapkan siswa dapat lebih matang lagi dalam penguasaan kebudayaan tersebut.
 


Text Box: MULOK REYOG PONOROGO

 











                                                                                ket













Festival ini lingkup penyelenggaraannya hanya pada wilayah JABODETABEK. Maka peranan siswa Ponorogo disini adalah melihat festival tersebut dan belajar melakukan penilaian tentang bagus tidaknya kelompok Reyog dari daerah lain dalam membawakan taria-tariannya. Dan bisa menambah pengetahuan siswa apabila ada pengembangan-pengembangan gerakan Tari Reyog Ponorogo yang dilakukan dari daerah lain (bisa dijadikan inspirasi dalam improve gerakan Tarian ReyogPonorogo).
 


Text Box: FESTIVAL REYOG PONOROGO
SE-JABODETABEK

 








                                                                                ket


 







 












B. Hasil siklus I
                        Setelah peneliti mengamati dan melaksanakan siklus I, hasil  penelitian yang diperoleh dari lembar validasi silabus mulog Reyog diperoleh skor 40. Hal ini berarti bila disesuikan dengan criteria indicator kelayakan silabus yang dibuat para guru belum layak karena kurang dari skor 45 dan masih banyak indicator pertanyaan yang nilainya kurang dari 3. Hal ini dapat dilihat pada tabel di halaman berikut.






      Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Lembar Validasi MuloK Reyog  Siklus I
Pertanyaan
Skor
1.   Apakah dalam silabus yang dibuat para guru  kompetensi dasar dinyatakan dengan jelas ?
3
Saran : .........................................................................................

 2. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru materi pokok pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
4
Saran : .........................................................................................

 3. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kegiatan pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
2
Saran : belum kelihatan jelas  kegiatan guru dan siswa

 4. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru Indikator pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
2
Saran : Indikator masih bias

 5. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru penilaian pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
2
Saran : belum dilampirkan dalam bentuk soal.

6.   Apakah silabus  yang dibuat para guru dapat diimplimentasikan pada pembelajaran?
3
Saran : .........................................................................................

7.   Apakah silabus yang dibuat para guru peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan ?
2
Saran : guru masih dominan, diskusi, sharing dan eksplorasi belum tampak

8.   Apakah silabus  yang dibuat para guru, guru  tidak mengalami kesulitan dalam memberikan materi pelajaran ?
2
Saran : kesulitan menghubungkan antara geografi dengan Reyog

9.   Apakah materi dalam silabus yang dibuat para guru dikembangkan secara berurutan sehingga tidak membingungkan siswa ?
3
Saran : .........................................................................................

10. Apakah silabus  yang dibuat para guru  mempunyai bentuk yang bagus?
2
Saran : belum bagus dilihat dari bentuk dan warna

11. Apakah silabus  yang dibuat para guru tersedia tugas siswa yang cukup dan tidak berlebihan serta mudah dipahami ?
3
Saran : .........................................................................................

12. Apakah silabus  yang dibuat para guru menyediakan tugas / kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa ?
3
Saran : .........................................................................................

13. Apakah tugas pada silabus  yang dibuat para guru dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia ?
3
Saran : .........................................................................................

14. Apakah silabus  yang dibuat para guru menggunakan bahasa yang baik dan benar ?
3
Saran : .........................................................................................

15. Apakah silabus  yang dibuat para guru menggunakan warna yang menarik ?
3
Saran : .........................................................................................


                        Kriteria atau indicator pertanyaan pada table di atas yang perlu dicermati adalah criteria nomor 3, 4, 5, 7, 8,  dan 10. Untuk kriteria nomor 3 nilai kurang karena belum kelihatan kegiatan guru dan siswa. Untuk nomor 4 indikator pembelajaran masih bias karena masih mengandung makna ganda atau belum tertuju pada satu tujuan tertentu.  Kriteria nomor 5 nilainya masih kurang karena belum dilampirkan dalam lembaran soal. Dari kriteria nomor 7 nilainya masih kurang karena pembelajaran masih terkesan monoton daan guru terkesan dominan belum ada metode dua arah, diskusi, sharing atau eksplorasi yang lain. Sedangkan kekurangan nilai dari hasil kriteria nomor 8 adalah guru masih kesulitan mencari hubungan antara geografi dengan adanya kesenian Reyog., apa hubungannya. Untuk kriteria nomor 10 didapat hasil yang kurang karena silabus yang dibuat belum bagus dilihat dari bentuk, warna dan tulisan.
                  Hasil pengamatan kinerja guru Mulok Reyog SMAN I Ponorogo dipandang dari aspek keberhasilan belum berhasil, hal ini diindikasikan dengan prosentase kehadiran 83% (kurang dari 95%)  yaitu masuk 5 kali dari 6 kali pertemuan.
C. Refleksi                                                          
                        Sebelum peneliti mengadakan siklus II refleksi yang dilakukan adalah berdiskusi dengan para guru mulok Reyog untuk memperbaiki silabus.  Bagian silabus yang diperbaiki adalah memperjelas kegiatan guru dan siswa, membuat indicator yang tidak bias, menernemahkan soal-soal daari indicator, membuat metode pembelajaran yang dua arah, tidak monoton dan kontekstual serta outdoor learning.  Selanjutnya merivisi silabus tentang kenapa mempelajari seni Reyog dihubungkan dengan keadaan geografi suatu daerah, kemudian menyarankan para guru mulok reyog untuk membuat silabus yang lebih bagus lagi dilihat dari segi warna, bentuk daan tulisan.
                        Untuk keberhasilan dipandang dari tingkat kehadiran guru peneliti menyarankan agar guru tersebut hadir 100% karena pelajaran mulok Reyog ini sangat penting  untuk dikembangakan daan dilestarikan.
D. Hasil Siklus II
                        Setelah peneliti mengamati dan melaksanakan siklus II penilaian yang diperoleh dari kelayakan silabus diperoleh skor 50, yang rinciannya dapat dilihat dari table di bawah ini.
      Tabel 4. 2 Hasil Rekapitulasi Lembar Validasi MuloK Reyog  Siklus II
Pertanyaan
Skor
1.   Apakah dalam silabus yang dibuat para guru  kompetensi dasar dinyatakan dengan jelas ?
4
Saran : .........................................................................................

 2. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru materi pokok pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
4
Saran : .........................................................................................

 3. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kegiatan pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
4
Saran :  sudah ada kejelasan kegiatan guru dan siswa

 4. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru Indikator pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
4
Saran : Indikator sudah dinyatakan jelas

 5. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru penilaian pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
3
Saran : dilampirkan bentuk soal.

6.   Apakah silabus  yang dibuat para guru dapat diimplimentasikan pada pembelajaran?
3
Saran : .........................................................................................

7.   Apakah silabus yang dibuat para guru peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan ?
3
Saran : variasi mengajar sudah tampak ada diskusi, sharing dan eksplorasi serta kontekstual

8.   Apakah silabus  yang dibuat para guru, guru  tidak mengalami kesulitan dalam memberikan materi pelajaran ?
3
Saran : sudah berusaha mencari hubungan antara geografi dengan Reyog

9.   Apakah materi dalam silabus yang dibuat para guru dikembangkan secara berurutan sehingga tidak membingungkan siswa ?
3
Saran : .........................................................................................

10. Apakah silabus  yang dibuat para guru  mempunyai bentuk yang bagus?
3
Saran : sudah dirapikan tulisan, dan diberi warna.

11. Apakah silabus  yang dibuat para guru tersedia tugas siswa yang cukup dan tidak berlebihan serta mudah dipahami ?
4
Saran : .........................................................................................

12. Apakah silabus  yang dibuat para guru menyediakan tugas / kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa ?
3
Saran : .........................................................................................

13. Apakah tugas pada silabus  yang dibuat para guru dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia ?
3
Saran : .........................................................................................

14. Apakah silabus  yang dibuat para guru menggunakan bahasa yang baik dan benar ?
3
Saran : .........................................................................................

15. Apakah silabus  yang dibuat para guru menggunakan warna yang menarik ?
3
Saran : .........................................................................................


Sedangkan untuk kinerja guru pada siklus II ini didapatkan skor prosentase kehadiran 100% yaitu masuk 6 kali pertemuan selama 3 minggu hal ini sesuai indicator keberhasilan dapat dikatakan bahwa kinerja guru berhasil dari aspek kedisiplinan yang didasrkaan pada prosentase kehadiran.
Setelah melaksanakan siklus II ini refleksi yang dilakukan peneliti adalah memberi motivasi pada para guru mulok Reyog agar menyempurnakan terus silabus ini secara terus menerus dan displin dalam mengajarnya.  Karena dilihat dari tingkat keberhasilan dari observasi silabus dan tingkat keberhasilan sudah memenuhi dan keterbatasan waktu maka penelitian tindakan ini hanya pada sampai siklus II saja. Namun penelitian ini masih bisa dilanjutkan lagi mungkin dilihat dari aspek lain, mungkin dari efektifitas pembelajarannya, kelengkapan literaurnya, dan atau kelengkapan sarana dan prasarananya.
E. Pembahasan
                        Pembahasan yang dapat dibahas pada penelitian tindakan sekolah ini adalah dengan mengadakan deskripsi pelaksanaan mulok reyog, perbaikan silabus tiap siklus, dan  peningkatan kedisiplinan guru maka penerapan mulok. Deskripsi diberikan karena penerapan mulok Reyog ini dapat menjadi contoh untuk pelaksanaan daerah lain yang mempunyai kesenian unggulan. Sedangkan perbaikan silabus penting diadakan untuk peningkatan pembelajaran mulok Reyog sendiri dan untuk kedisilinan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh para guru.
F. Hasil Angket
Hasil survei 50 siswa dari 360 siswa kelas XI SMAN 1 Ponorogo tapel 2008/2009
 
            Angket diberikan oleh guru Mulok Reyog yang bernama Bpk. Drs. Gatot setelah pelaksanaan siklus II kepada 50 siswa dari 360 siswa kelas XI tahun pelajaran 2008/2009. . Adapun hasil angket didapat seperti berikut.

1.  Rekapitulasi Reaksi Siswa dengan Adanya Mata Pelajaran Mulok Reyog dalam Daftar Mata Pelajaran Kelas X  2007/2008
Tabel 4.3. Reaksi pertama siswa tentang adanya mata pelajaran Mulok Reog

No.

JAWABAN
JUMLAH
Σ
%
1.
Senang
15
30
2.
Biasa  Saja
34
68
3.
Tidak  Senang
1
2







Grafik 1.  Reaksi Siswa dengan Adanya Mata Pelajaran Mulok Reog.










Kesimpulan yang diperoleh dari hasil angket “Pertanyaan 1” :
            Reaksi “Biasa Saja” memiliki persentase paling banyak. Berarti banyak siswa yang belum tertarik dengan Kesenian Reog. Mungkin dikarenakan mereka belum banyak bahkan belum pernah menerima pendidikan mengenai Kesenian Reog.

 
 






2. Rekapitulasi siswa yang menjawab tentang rasa ketertarikan untuk melestarikan dan menjaga Kesenian Reyogsetelah mempelajari Mulok Reog.
          Tabel 4.4 Rasa Kertarikan Siswa untuk Melestarikan dan  Menjaga Kesenian
                         Reyogsetelah Mempelajari Mulok Reog

No.

JAWABAN
JUMLAH
Σ
%
1.
Ya
48
96
2.
Tidak
2
4
           
          Grafik 2.  Rasa Ketertarikan Siswa untuk Melestarikan dan Menjaga Ke-
                          senian Reyogsetelah Mempelajari Mulok Reog



                                                                                                            





Kesimpulan yang diperoleh dari hasil angket “Pertanyaan 2” :
            Persentase menjawab “Ya” paling banyak. Ternyata terbukti ketika sesudah mempelajari Mulok Reog, para siswa merasa tertarik dengan Kesenian Reyog(yang sebelumya menganggap biasa saja tentang Kesenian Reog)

 
 




       
3. Rekapitulasi siswa yang menjawab tentang nilai mata pelajaran Mulok Reyogdiatas SKBM ( 75 )
          Tabel 4.5.  Siswa yang Mendapat Nilai Pelajaran Mulok Reyogdi Atas SKBM

No.

JAWABAN
JUMLAH
Σ
%
1.
Ya
48
96
2.
Tidak
2
4


  Grafik 3.  Siswa yang Mendapat Nilai Mata Pelajaran Mulok Reyogdi atas
                         SKBM (75)


 








Kesimpulan yang diperoleh dari hasil angket “Pertanyaan 3” :
            Persentase yang menjawab “Ya” paling banyak. Ini berarti siswa sangat tertarik untuk mempelajari Kebudayaan Reog, dengan bukti para siswa mendapatkan nilai diatas SKBM (75) pada rapor semester gasal untuk mata pelajaran Mulok Reog.

 
 





4.  Rekapitulasi Siswa tentang Professional Tidaknya Guru-guru Pengajar Mata Pelajaran Mulok Reog.
  Tabel 4.6.  Profesional Tidaknya Guru-Guru Pengajar Mulok Reog

No.

JAWABAN
JUMLAH
Σ
%
1.
Ya
35
70
2.
Tidak
15
30
       
       Grafik 4.  Profesional Tidaknya Guru-Guru Pengajar Mata Pelajaran Mulok
                         Reog
 











5.  Rekapitulasi Bermanfaat tidaknya Mulok Reyogdalam Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia Siswa-Siswi SMAN 1 Ponorogo di Bidang Kebudayaan
Tabel 4.7. Bermanfaat  Tidaknya  Mulok  Reyog untuk Peningkatan SDM  di
           Bidang Kebudayaan

No.

JAWABAN
JUMLAH
Σ
%
1.
Ya
45
90
2.
Tidak
5
10

 
  Grafik 5.  Bermanfaat tidaknya Mulok Reyoguntuk Peningkatan SDM di
                          Bidang Kebudayaan


 












6.  Rekapitulasi Siswa yang Menjawab tentang Dampak Adanya Mulok Reyogini,  Kesenian ReyogPonorogo Nantinya Dapat Berkembang di Dunia Internasional
Tabel 4. 8. Penerapan  Mulok Reyog Dapat Membuat Kesenian ReyogNantinya
                    Dapat Berkembang di Dunia Internasional

No.

JAWABAN
JUMLAH
Σ
%
1.
Ya
45
90
2.
Tidak
5
10

Grafik 6.  Penerapan  Mulok  Reyog Dapat Membuat Kesenian ReyogNanti-
                 nya Dapat Berkembang di Dunia Internasional

























8. Jadwal Kegiatan Penelitian
NO
KEGIATAN
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
MINGGU KE
MINGGU KE
MINGGU KE
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1.
Pembuatan Proposal
X









2.
Pembuatan Perangkat dan Instrumen

X








3.
Siklus I


X
X






4.
Siklus II



X
X





5.
Siklus III




X
X




6.
Penulisan Laporan






X



7.
Penulisaan Artikel






X
X









9. Daftar Pustaka
    Iskandar. 2005. Geografi 2 kelas XI SMA kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja   Rosdakarya Bandung.
    Buku Indonesian Heritage seri 8
    Majalah Mossaik edisi 5 tahun 2003
    www.wikipedia.org  dikutip pada 23 Februari 2008 pukul 20.00 WIB
    Priyo, Anggoro, Tri. 2002. Strategi Menghadapi Lomba Karya Ilmiah. Tesis, Universitas Airlangga Surabaya















LEMBAR OBSERVASI SILABUS MULOG REYOG

A.    Tujuan
Tujuan penggunaan lembar validasi ini adalah mendapatkan penilaian dari peneliti untuk mengetahui bahwa silabus yang dibuat guru layak diujicobakan.
B.     Petunjuk
1.      Peneliti memberikan penilaian masing-masing aspek pada kolom skor lembar validasi
2.      Penilaian yang diharapkan hendaknya antara nilai 1 sampai dengan nilai 4.
3.      Makna angka penilaian adalah 1 (tidak valid), 2 (kurang valid), 3 (cukup valid), 4 (valid).
TABEL PENILAIAN
Pertanyaan
Skor
1.   Apakah dalam silabus yang dibuat para guru  kompetensi dasar dinyatakan dengan jelas ?

Saran : .........................................................................................

 2. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru materi pokok pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?

Saran : .........................................................................................

 3. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kegiatan pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?

Saran : .........................................................................................

 4. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru Indikator pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?

Saran : .........................................................................................

 5. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru penilaian pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?

Saran : .........................................................................................

6.   Apakah silabus  yang dibuat para guru dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum ?

Saran : .........................................................................................

7.   Apakah silabus yang dibuat para guru peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan ?

Saran : .........................................................................................

8.   Apakah dengan yang dibuat para guru, guru  tidak mengalami kesulitan dalam memberikan materi pelajaran ?

Saran : .........................................................................................

9.   Apakah materi dalam silabus yang dibuat para guru dikembangkan secara berurutan sehingga tidak membingungkan siswa ?

Saran : .........................................................................................

10. Apakah silabus  yang dibuat para guru  mempunyai bentuk yang bagus?

Saran : .........................................................................................

11. Apakah silabus  yang dibuat para guru tersedia tugas siswa yang cukup dan tidak berlebihan serta mudah dipahami ?

Saran : .....................................................................................................

12. Apakah silabus  yang dibuat para guru menyediakan tugas / kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa ?

Saran : .........................................................................................

13. Apakah tugas pada silabus  yang dibuat para guru dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia ?

Saran : .........................................................................................

14. Apakah silabus  yang dibuat para guru menggunakan bahasa yang baik dan benar ?

Saran : .........................................................................................

15. Apakah silabus  yang dibuat para guru menggunakan warna yang menarik ?

Saran : .........................................................................................






Ponorogo, ……………………


Peneliti
Drs. Christian Nurseto, M. Pd.
NIP : 131 661 649

ANGKET

NAMA : ……………………………
KELAS: ……………………………..
Pilihlah salah satu jawaban yang telah tersedia dengan menyilang (X) pada a, b,atau c
1. Apakah reaksi pertama anda ketika tau bahwa ada mata pelajaran “Mulok Reyog” dalam susunan mata pelajaran kelas X tapel 2007/2008?
      a. senang                           b biasa saja                              d. Tidak senang
2. Setelah mempelajari Mulok Reyog, apakah anda merasa tertarik dan ingin melestarikan serta menjaga kesenian Reyog?
      a. ya                                               b. Tidak
3. Apakah nilai mata pelajaran Mulok Reyog nada di rapor diatas SKBM (75)?
      a. ya                                               b. Tidak
4. Apakah guru-guru pengajar Mulok Reyog sudah cukup profesional?
      a. ya                                               b. Tidak
5. Apakah menurut anda mata pelajaran ini bermanfasat sekali bagi peningkatan sumber daya manusia siswa-siswi SMAN 1 Ponorogo terutama di bidang kebudayaan?
      a. ya                                               b. Tidak
6. Apakah menurut anda dengan adanya Mulok Reyog ini Kesenian Reyog nantinya dapat berkembang di dunia internasional?
      a. ya                                               b. Tidak




            

No comments:

Post a Comment