BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan modal penting untuk membangun suatu
bangsa. Maju mundurnya suatu negara sangat dipengaruhi oleh warga negaranya.
Oleh karena itu seluruh negara berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang dimilikinya di samping sumber daya alamnya. Dan pada akhirnya
negara-negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang bisa diandalkan di
dunia internasional. Negara Indonesia
yang merupakan negara berkembang sangat penting untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Indonesia
terkenal memiliki beraneka ragam budaya.
Budaya-budaya tersebut merupakan aset nasional Indonesia yang sangat berharga, karena selain
bisa menghasilkan devisa bagi negara juga dapat meningkatkan prestige Indonesia di mata dunia.
Akhir-akhir ini cukup banyak kebudayaan Indonesia yang di-claim oleh negara lain, seperti Kesenian
REYOG, Angklung, Lagu Rasa Sayange, dan lain sebagainya. Betapa malunya kita sebagai rakyat Indonesia di
mata dunia internasional. Mereka menganggap kita sebagai rakyat Indonesia tidak
bisa menjaga dengan baik kekayaan budaya yang dimiliki.
Untuk mencegah terulangnya kejadian
memalukan tadi, muncul berbagai pikiran-pikiran untuk menanggulanginya. Salah
satu caranya dengan meningkatkan sumber daya manusia bangsa Indonesia di bidang
kebudayaan. Dengan kemakmuran di bidang kebudayan itu dapat menyejahterakan
rakyat pula, karena banyak kebudayaan Indonesia bermutu internasional, salah
satunya adalah Kesenian REYOG Ponorogo.
Perbaikan sumber daya manusia yang baik
dimulai dari hal-hal yang kecil sampai hal yang besar. Di Kabupaten Ponorogo
sudah muncul upaya-upaya perbaikan. SMA Negeri 1 Ponorogo sebagai salah satu
sekolah di Kabupaten Ponorogo merintis perbaikan kebudayaan REYOG tersebut,
karena sekolah merupakan tempat yang sangat cocok dan tempat untuk proses
sosialisasi manusia. Upaya SMA Negeri 1 Ponorogo tersebut adalah mencanangkan
adanya “MUATAN LOKAL REYOG”. Mulok REYOG mulai dilaksanakan pada tahun ajaran
2007/2008 tepatnya pada siswa-siswa kelas X.
Berdasarkan
hal tersebut, penulis tersentuh untuk melakukan penelitian tentang keefektifan
Mulok REYOG sebagai salah satu jalan atau cara untuk meningkatkan sumber daya
manusia rakyat Indonesia khususnya di SMAN I Ponorogo.
B. Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya
- Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini memuat pertanyaan alasan
dan bagaimana tahapan-tahapan diadakan
Mapel Mulok Reyog dan tentang keefektifan Mapel Mulok Reyog di SMAN I dilihat
daari aspek pembuatan Silabus Mulok Reyog, Kinerja Gurunya dan respon siswa terhadap mulok Reyog. Adapun rumusam masalah dalam
penelitian ini adalah:
1)
Kenapa
Mulok Reyog dapat meningkatkan SDM kelas Nasional dan Dunia?
2)
Bagaimanakah tahapan-tahapan
pengenalan Kesenian Reyog Ponorogo pada siswa SMAN I Ponorogo?
3)
Bagaimanakah perkembangan
kelayakan silabus yang dipakai guru Mulok Reyog SMAN I Ponorogo?
4)
Bagaimanakah peningkatan
kinerja guru Mulog Reyog SMAN I ditinjau dari aspek kedisiplinan?
5)
Bagaimanakah respon siswa terhadap
keberadaan Mapel Mulog Reyog?
- Rencana Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya
melakukan penelitian di lingkup SMA Negeri 1 Ponorogo serta melakukan observasi
ke lembaga-lembaga lainnya yang terkait dengan penelitian tentang Mulok Reyog.
Yang diharapkan mata pelajaran ini dapat meningkatkan sumber daya manusia
khususnya pada siswa SMA Negeri 1 Ponorogo, supaya nantinya mereka tertarik dan
mempunyai pengetahuan tentang Kesenian Reyog Ponorogo dan bisa menjadi
bibit-bibit yang bisa ikut andil dalam membesarkan nama Indonesia melalui
Kesenian Reyog Ponorogo di kancah internasional. Suatu mata pelajaran dikatakan berhasil
apabila dalam perencanaan, penyajian dan evaluasi sesuai dengan standar
kurikulum yang berlaku yang saat ini disebut KTSP.
Masalah pada penelitian ini adalah
Mapel Mulok Reyog hanya dilaksanakan di SMAN I Ponorogo sehingga perlu diadakan
penelitian tentang alasan dan bagaimana tahapan-tahapan diadakan Mapel Mulok Reyog dan silabus yang dipakai, kinerja gurunya dan
respon siswa yang didapat melalui laporan
gurunya. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan telaah pustaka,
wawancara lembaga yang terkait dan pihak pengelola sekolah. Kemudian diadakan perbaikan
silabus yang sudah dibuat dan disesuaikan dengan kriteria standar pembuatan
silabus baik dari segi isi, bahasa maupun konstruksinya. Silabus ini perlu
dibuat sesempurna mungkin bila sekolah-sekolah lain ingin menggunakan baik
untuk SD, SMP dan SMA baik negeri maupun
swasta di lingkungan Ponorogo khususnya dan di Jawa Timur Umumnya.
Sekali lagi kinerja guru sangat
penting dipantau dalam penerapan Mulok Reyog ini karena pelajaran ini merupakan
pelajaran baru. Melalui kinerja guru yang baik khususnya pada aspek disiplin
membuat para siswa semangat dalam mengikuti pelajaran. Kemudian bila dilakukan
pantauan terhadap respon siswa yang didapat dari guru pelajaran Mulok Reyog ini
diharapkan adanya evaluasi terus menerus sehingga dapat diketahui peningkatan sumber daya
manusia terhadap kesenian Reyog sebagai aset local milik nasional.
C. Tujuan
Tujuan
penelitian ini adalah:
1)
Untuk mengetahui kenapa Mulok
Reyog dapat meningkatkan SDM kelas Nasional dan Dunia?
2)
Untuk mengetahui bagaimanakah
tahapan-tahapan pengenalan Kesenian Reyog Ponorogo pada siswa SMAN I Ponorogo?
3)
Untuk mengetahui perkembangan
kelayakan silabus yang dipakai guru Mulok Reyog SMAN I Ponorogo.
4)
Untuk mengetahui peningkatan
kinerja guru Mulog Reyog SMAN I ditinjau dari aspek kedisiplinan.
5)
Untuk mengetahui respon siswa terhadap keberadaan Mapel Mulog Reyog.
D. Manfaat
Manfaat penelitian
ini adalah:
1) Dapat memperdalam wawasan tentang Kebudayaan Reyog Ponorogo sebagai
kebudayaan lokal yang dimiliki
daan kebuddayaan tersebut harus dijaga serta dilestarikan keberadannya.
2. Dapat mengetahui seluk-beluk tentang Mulok
Reyog yang sengaja dicanangkan untuk peningkatan sumber daya manusia di bidang
kebudayaan yang nantinya muncul bibit-bibit yang bisa ikut andil dalam
membesarkan nama Indonesia dengan Kesenian Reyog Ponorogo di dunia
internasional.
3. Memperkenalkan kepada masyarakat luas pada
umumnya dan daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai kesenian daerah tentang
adanya mata pelajaran muatan lokal baru yaitu “Mulok Reyog” .
4. Memberikan motivasi kepada masyarakat luas
untuk membuat usaha-usaha atau program-program yang dapat meningkatkan sumber
daya manusia di bidang kebudayaan yang nantinya kebudayaan itu bisa terjaga
dengan baik dan dapat dikembangkan serta diharapkan dapat diperkenalkan di
dunia internasional.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah terdapat
peningkatan efektifitas peranan mapel Mulok Reyog dalam meningkatkan sumber
daya manusia kesenian reyog Ponorogo bila ditinjau dari perkembangan kelayakan
silabus, peningkatan kinerja guru, dan evaluasi hasil belajar siswa dari guru
Mulok Reyog.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.. Kesenian Reyog Ponorogo
Reyog merupakan bentuk teater yang
dilakukan sekelompok drama tari dengan berbagai karakter pelaku, sebuah
kesenian tradisional khas daerah Ponorogo – Jawa Timur. Yang sekarang
berkembang ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara.
Latar
belakang sejarah Reyog pada dasarnya sama dengan latar belakang sejarah
munculnya berbagai kesenian di Jawa pada umumnya yaitu muncul sebagai salah
satu bentuk upacara kepercayaan pada kekuatan gaib setempat.
Seiring dengan
perubahan waktu bentuk dan unsur upacara tersebut berubah menjadi satu bentuk
hiburan atau kesenian rakyat yang berkembang lebih baik sesuai perkembangan
zaman.
Dimulai abad ke- 14 menjadi sarana untuk memperingati peristiwa
kepahlawanan atau ketokohan. Selanjutnya sekitar abad ke- 15 sudah berkembang
menjadi suatu bentuk kelompok-kelompok tradisi yang berguna untuk hiburan
masyarakat yang memang pada saat itu para pembesar pemerintahan juga
menganjurkan adanya Budaya Reyog tersebut, sejak itu pula nama “ Ponorogo “
ada, yaitu nama yang diberikan oleh Kerajaan
Wengker yang saat itu sedang masuk ke dalam ajaran Islam dengan seorang
raja yang bergelar “Wijayarasa“, maka
ditandai pada paruh kepala meraknya membawa mutiara yang melambangkan biji tasbih.
Sedang ide bentuk Reyog tersebut diduga pada zaman itu terinspirasi dari bentuk
sebuah patung di Gugusan Pura Belahan yang berdiri pada zaman
kekuasaan Airlangga dari Kahuripan dekat Gunung Penanggungan, yaitu patung Dewa
Wisnu di atas Garuda yang berbulu menyebar.
B. Muatan Lokal Reyog
Mulok Reyog
ini adalah salah
satu mata pelajaran di SMA
Negei 1 Ponorogo. Mata pelajaran ini
mulai diberlakukan siswa-siswi
kelas X SMA Negeri 1
Ponorogo pada tahun
pelajaran 2007/2008.
Adanya Mulok Reyog ini sebagai mata pelajaran baru di SMAN 1 Ponorogo mempunyai latar belakang. Suatu saat
para guru-guru mengadakan musyawarah tentang
bagaimana caranya supaya
Kesenian Reyog Ponorogo dapat lestari dan
terjaga serta tidak
hilang seiring berjalannya waktu.
Maka mereka memutuskan untuk membuat
mata pelajaran baru yaitu
“Mulok Reyog”. Selain itu SMAN 1
Ponorogo juga berkeinginan
menjadi sekolah yang baik
dalam pengembangan kebudayaan
terutama kebudayaan lokal dan
juga ingin menjadi perintis dalam pelestarian kebudayaan Reyog dengan cara
memberikan pendidikan pengetahuan kepada
siswa-siswinya tentang kebudayaan
tersebut agar ahli-ahli
kebudayaan tidak punah.
Mata pelajaran ini mulai
diresmikan pada tanggal 6 September 2007 tepatnya
pada saat diadakannya Seminar Reyog
dalam rangka HUT SMAN
1 Ponorogo .
Mulok Reyog
mempunyai frekuensi pelajaran 2 jam pelajaran setiap minggunya. Yang diajarakan
dalam Mulok Reyog adalah tentang Keadaan geografis Ponorogo, keadaan sosial
rakyat Ponorogo dilengkapi proses sosialisasinya, kesenian Reyog beserta
maknanya mulai dari cerita sampai piranti-piranti yang digunakan dalam Kesenian
Reyog. Sistem pengajarannya menggunakan guru-guru yang berganti-ganti setiap
minggunya, misalkan minggu ini mempelajari keadaan geografis Ponorogo minggu
depannya tentang keadaan sosial rakyat Ponorogo, dan seterusnya. Guru yang
mengajarpun sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Adapun tujuan dicanangkan mata pelajaran “Mulok Reyog” ini adalah:
1. agar siswa-siswi SMAN 1 Ponorogo mempunyai
pengetahuan yang luas tentang kebudayaan Reyog karena sampai sekarang para
remaja hanya tahu Kesenian Reyog sebatas tari-tariannya, maka lewat pelajaran
ini mereka bisa lebih mendalam mengetahui tentang seluk beluk Kesenian Reyog,
2. agar kesenian Reyog tidak punah dan tetap
terjaga,
3. menciptakan bibit-bibit yang ahli tentang
Kebudayaan Reyog yang semakin lama bisa punah, maka lewat mata pelajaran ini
nantinya tercipta ahli-ahli dalam bidang kebudayaan,
4. lebih mengembangkan Kesenian Reyog
Ponorogo supaya dapat dikenal masyarakat luas bahkan bisa sampai ke masyarakat
dunia.
5.
agar
para siswa tertarik dengan Kesenian Reyog sehingga nantinya mereka dapat
mengembangkan diri untuk ikut berkecimpung dalam Kesenian Reyog tersebut.
Mulok Reyog ini
ternyata mendapat banyak dukungan dari banyak orang bahkan pejabat daerah pun
cukup banyak yang merespon, misalkan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo,
Sekretaris Daerah Ponorogo, para seniman-seniman Ponorogo, Pakar Kebudayaan
dari ISI Surakarta, dan Bapak Sekretaris Provinsi Jawa Timur yang bernama Drs. H. Sukarwo. Bahkan sesuai kabar burung “Pakdhe Karwo” sangat menyetujui adanya
Mulok Reyog ini dan ingin menjadikan Mulok Reyog ini menjadi salah satu daftar
pelajaran siswa-siswi sekolah di seluruh Jawa Timur. Tetapi sekarang para guru
dari SMAN 1 Ponorogo sedang berusaha menyusun silabus untuk Mulok Reyog ini
supaya mata pelajaran ini dapat disahkan pemerintah untuk menjadi mata
pelajaran pokok siswa-siswi sekolah di Ponorogo yang nantinya dapat berkembang
lagi pada siswa-siswi sekolah di seluruh Provinsi Jawa Timur.
Harapan para guru
SMAN 1 Ponorogo dengan adanya Mulok Reyog adalah para siswa dapat tertarik
untuk menjaga dan melestarikan Kesenian Reyog sehingga nantinya dapat membawa
nama Kebudayaan lokal Ponorogo di tingkat Indonesia bahkan nantinya dapat
membawa nama baik Indonesia ke dunia internasional melalui Kesenian Reyog ini,
karena akhir-akhir ini Kesenian Reyog mulai banyak dilirik oleh dunia
internasional bahkan ada negara lain yang berani mengklaim Kesenian Reyog
sebagai aset kebudayaannya.
C. Bahan Ajar`Muatan Lokal Reyog
1)
Tinjauan Geografis
a.
Standar Kompetensi
Memahami kondisi geografis dan
sosiologis masyarakat Kabupaten Ponorogo.
b.
Kompetensi Dasar
1) Luas, bentuk, dan letak Kabupaten Ponorogo
2)
Mengidentifikasi luas wilayah
Kabupaten Ponorogo
3)
Kondisi demografi Kabupaten
Ponorogo
4)
Keadaan kewilayahan
administrasi dan pusat-pusat ekonomi wilayah Kabupaten Ponorogo.
c.
Materi
1)
Mengidentifikasi luas wilayah
Kabupaten Ponorogo
2)
Mengidentifikasi bentuk wilayah
Kabupaten Ponorogo
3)
Mengidentifikasi letak wilayah
Kabupaten Ponorogo dilihat dari segi astronomis, geologis, dan ekonomis
4)
Mengidentifikasi jenis-jenis
morfologi wilayah Kabupaten Ponorogo
5)
Mengidentifikasi jenis-jenis
kenampakan wilayah Kabupaten Ponorogo
6)
Mengidentifikasi jenis-jenis
iklim wilayah Kabupaten Ponorogo
7)
Mengidentifikasi pengaruh iklim
terhadap aktivitas masyarakat
8)
Mengidentifikasi potensi lahan
Kabupaten Ponorogo
9)
Mengartikan pengertian
demografi
10) Menghitung besar sex-ratio Kabupaten
Ponorogo
11)
Menghitung dependency ratio
Kabupaten Ponorogo
12)
Menghitung pertumbuhan penduduk
Kabupaten Ponorogo
13)
Membuat piramida penduduk
Kabupaten Ponorogo
14)
Mengidentifikasikan desa-desa
di Kabupaten Ponorogo berdasarkan morfologinya
15)
Mengidentifikasikan pusat-pusat
ekonomi Kabupaten Ponorogo.
2)
Tinjauan Sosiologis dan
Antropologis
a.
Standar Kompetensi
Memahami perilaku masyarakat Ponorogo
b.
Kompetensi Dasar
1)
Mendeskripsikan interaksi
masyarakat Ponorogo
2) Mengidentifikasikan nilai dan norma pada
masyarakat Ponorogo
3)
Mengidentifikasikan ragam seni
di masyarakat Ponorogo
4) Mendeskripsikan tujuh system kebudayaan
masyarakat Ponorogo.
c.
Materi
1)
Pengertian Interaksi
2)
Interaksi Sosial
3)
Pengertian Nilai dan Norma
4)
Pengertian Kesenian
5)
Ragam Seni pada Masyarakat
Ponorogo
6)
Unsur-unsur Kebudayaan.
BAB III
METODE PENELITIAN TINDAKAN
A. Desain Penelitian
Tindakan
Desain penelitian tindakan yang
digunakan adalah desain penelitian tindakan dengan menggunkan siklus. Setiap
siklus yang digunakan memuat tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
B. Subyek dan Obyek
Subyek dalam penelitian adalah peneliti
sendiri sebagai pengawas sekolah menengah atas yang salah saatu binaannya
adalah SMAN I Ponorogo.
Obyek penelitian ini adalah guru mata
pelajaran Mulok Reyog SMA Negeri Ponorogo.
C. Lokasi dan Waktu
Penelitian
Waktu penelitian adalah
dimulai tanggal 1 Agustus 2008
sampai dengan 14 September 2008 sesuai
dengan 2 siklus yang direncanakan. Siklus pertama dilakukan selama 6 pertemuan atau 3 minggu dan siklus kedua
juga dilaksanakan selama 6 kali pertemuan atau 3 minggu. Tempat penelitian
adalah SMA Negeri 1 Ponorogo yaitu yang bealamat di jalan Budi Utomo No. 1
Ponorogo. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah
seperti berikut.
D. Prosedur
1. Perencanaan
Pada
langkah ini peneliti menyiapkan perangkat penelitian dan instrument penelitian.
Perangkat penelitian adalah format standar tentang pembuatan silabus mata
pelajaran yang berorientasi pada KTSP. Instrumen
(lembar observasi) yang dipakai untuk mengetahui kelayakan silabus yang dibuat
guru adalah kriteria kelayakan yang ditinjau dari Isi, Bahasa dan konstruk.
(Lampiran 1) Sedangkan untuk kriteria kinerja guru ditinjau kedisiplinan guru
dapat dipandang dari prosentase kehadiran, kemudian untuk pengamatan respon siswa
ditinjau dari nilai angket (lampiran 2) yang dibuat peneliti yang diberikan
kepada siswa oleh guru mulok.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada
langkah ini peneliti melaksanakan penelitian per siklus. Perangkat dan instrumen yang telah
dibuat digunakan untuk pelaksanaan
tindakan.
3
Observasi.
Perubahan
tentang pembuatan silabus oleh guru Mulok Reyog diamati. Peningkatan kinerja
guru Mulok Reyog diamati dengan mengisi lembar observasi. Dan respon siswa diamati dari hasil angket.
4.
Refleksi
Refleksi
dilaksanakan setiap akhir siklus, untuk merancang tindakan siklus selanjutnya.
Diharapkan terdapat peningkatan validitas silabus yang dibuat guru sesuai
dengan standar kelayakan, adapun tingkat keberhasilan validitas silabus
disesuaikan dengan nilai validitas pada lembar observasi. Silabus dikatakan
valid bila memenuhi nilai lebih dari atau sama dengan 45, dengan syarat nilai
minimal 3 untuk setiap kategori pada lembar observasi. Hal ini dimaknai bahwa
silabus dikatakan minimal cukup valid. Untuk tingkat keberhasilan kinerja guru
(kedisiplinan) yang dipandang dari
prosentase kehadiran dikatakan berhasil bila memenuhi 95% tingkat kehadiran dalam melaksanakan
tugas. Sedangkan untuk respon siswa dari
laporan guru dikatakan berhasil bila siswa mempunyai prosentase respon positif lebih
besar daripada respon negatif untuk pertanyaan positif dan sebaliknya untuk
pertanyaan negatif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Sebelum
peneliti menulis hasil penelitian secara
deskriptif dapat dilaporkan tentang
kenapa alasan Mulok Reyog dapat
meningkat SDM kelas Nasional bahkan kelas Dunia, nilai positif Mulok Reyog, dan Tahapan-Tahapan
Pendidikan Pengenalan Kesenian Reyog.
1.
Alasan Mulok Reyog Dapat Meningkatkan SDM
Kelas Nasional dan Dunia
Dalam mata
pelajaran Mulok Reyog ini, pihak sekolah
yaitu SMAN 1 Ponorogo belum terlalu mengacu atau terobsesi untuk menyukseskan
program Mulok Reyog ini, padahal Mulok Reyog
ini kalau dilaksanakan secara optimal bisa sukses dan bisa menciptakan
kualitas sumber daya manusia yang tinggi di bidang kebudayaan. Di samping itu,
Kesenian Reyog ini mulai dilirik oleh dunia internasional, bahkan ada yang
berani mengklaim bahwa Kesenian Reyog ini
adalah milik negara mereka. Sudah beberapa kali kontingen Reyog Ponorogo
diundang negara lain untuk menampilkan Kesenian Reyog di sana, negara-negara
tersebut adalah :
1.
New Zealand,
2.
Suriname,
3.
Australia,
4.
Spanyol,
5.
Amerika Serikat, dan
6.
Taiwan.
Sebentar lagi Ponorogo juga akan mengirimkan kontingen Reyog
Ponorogo ke Belgia untuk memenuhi undangan tampil di sana.
(Sumber data dari Dinas Pariwisata Pemkab. Ponorogo
|
Ketika acara Grebeg Suro di Ponorogo
yang banyak menampilkan Kesenian Reog, banyak wisatawan asing yang berkunjung
ke Ponorogo. Menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo pada tahun
2006 ada 7 orang wisatawan asing yang berkunjung saat Grebeg Suro, pada tahun
2007 ada 10 orang wisatawan asing yang berkunjung, dan pada tahun 2008 ada 12
orang wisatawan asing yang berkunjung ke Ponorogo saat Grebeg Suro. Dan
beberapa kali pula Ponorogo mengirimkan ahli-ahli tari Reyog Ponorogo ke luar negeri untuk memberi
pelajaran seni tari dari Reyog Ponorogo kepada masyarakat luar negeri sana,
itupun masyarakat luar negeri itu yang mengundang. Ponorogo pernah mengirimkan guru-guru
tari tersebut ke beberapa negara, antara lain :
- New Zealand,
- Australia, dan
- Amerika Serikat
(Sumber data dari Dinas Pariwisata Pemkab. Ponorogo)
|
Dengan
adanya respon-respon positif tersebut maka dapat disimpulkan Kesenian Reyog Ponorogo dapat berpeluang untuk berkarir di
dunia internasional termasuk para pendukung-pendukungnya pun bisa berkarir di
dunia internasional dengan Kesenian Reyog ini. Maka mulai sekarang harus
dirintis untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas tinggi yang
mempunyai keahlian di segala hal yang mempunyai sangkut paut dengan Kesenian Reyog
untuk persiapan go Internasional-nya
Kesenian Reyog, karena Kesenian Reyog mempunyai daya tarik yang tinggi bagi
dunia internasional.
Melalui Mulok Reyoginilah
proses sosialisasi tentang pengembangan Kesenian Reyog bisa berkembang dengan
optimal apabila dilaksanakan dengan optimal pula. Ditambah pula proses tersebut
dilaksanakan di lingkungan sekolah, karena proses sosialisasi suatu manusia
bisa cepat ditangkap melalui proses pergaulan dengan teman sepermainan dan di
sekolah manusia bertemu dengan teman-teman sepermainannya, serta di sekolah
pula merupakan lingkungan sosialisasi kedua setelah lingkungan teman
sepermainan. Jadi, melalui proses inilah Mulok Reyog bisa dengan cepat untuk
berkembang.
Di SMAN 1 Ponorogo
juga mempunyai kegiatan ekstrakulikuler tentang seni tari yang bernama “Ganesha
Dance”. Di sini para siswa bisa mempelajari seni tari apapun termasuk Tari
Reog. Para siswa juga bisa tampil dalam event-event tertentu untuk menanpilkan
keahlian tari-tariannya setelah dipelajari di Ganesha Dance. Ekstrakulikuler
ini juga sangat membantu proses peningkatan sumber daya manusia siswa SMAN 1
Ponorogo yang berkualitas tinggi di samping menjalankan mata pelajaran Mulok Reyog.
Selain itu pembelajaran mulok Reyog juga sebagai sarana kaderisasi untuk
mencetak seniman-senman Reyog agar kesenion Reyog tidak punah dan mampu
bersaing dalam kesenian internasional.
|
2.
Nilai Positif Mulok Reyog
Mulok Reyog ini telah berjalan di
SMAN 1 Ponorogo selama 1 semester 2 bulan ( 8 bulan ). Mulok Reyog ini mulai
diterapkan pada siswa-siswi kelas X tahun pelajaran 2007/2008. Hal positif dari
Mulok Reyog ini adalah :dapat meningkatkan sumber daya manusia para pelajar di
bidang kebudayaan, mendorong pelajar untuk tetap melestarikan dan menjaga
selalu kebudayaannya, bisa memberikan motivasi kepada khalayak luas untuk
membuat program-program yang dapat meningkatkan sumber daya manusia di bidang
kebudayaan,dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam hal kebudayaan (terutama
kebudayaan lokal yang dimiliki), serta menciptakan pakar-pakar budaya
(khususnya dalam Kesenian Reog) yang nantinya bisa membawa nama baik Indonesia
di kancah internasional dengan Kesenian Reyog ini.
3. Tahapan-Tahapan Pendidikan Pengenalan
Kesenian Reog
Pemerintah
Kabupaten Ponorogo telah mempunyai suatu konsep untuk pendidikan pengenalan
Kesenian Reog. Dengan adanya konsep ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (khususnya penduduk Ponorogo) di bidang kebudayaan
(kebudayaan lokal yang dimiliki).
Tahapan-tahapan tersebut adalah :
|
||||
ket
|
||||||
ket
|
|||||||
ket
|
|||||
ket
B. Hasil siklus I
Setelah
peneliti mengamati dan melaksanakan siklus I, hasil penelitian yang diperoleh dari lembar validasi
silabus mulog Reyog diperoleh skor 40. Hal ini berarti bila disesuikan dengan
criteria indicator kelayakan silabus yang dibuat para guru belum layak karena
kurang dari skor 45 dan masih banyak indicator pertanyaan yang nilainya kurang
dari 3. Hal ini dapat dilihat pada tabel di halaman berikut.
Tabel 4.1 Hasil
Rekapitulasi Lembar Validasi MuloK Reyog
Siklus I
Pertanyaan
|
Skor
|
1. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kompetensi dasar dinyatakan
dengan jelas ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
2. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru materi pokok pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
|
4
|
Saran : .........................................................................................
|
|
3. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kegiatan pembelajaran dinyatakan dengan
jelas ?
|
2
|
Saran
: belum
kelihatan jelas kegiatan guru dan
siswa
|
|
4. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru Indikator
pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
|
2
|
Saran : Indikator masih bias
|
|
5. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru penilaian pembelajaran dinyatakan dengan
jelas ?
|
2
|
Saran
: belum
dilampirkan dalam bentuk soal.
|
|
6. Apakah silabus yang dibuat para guru dapat diimplimentasikan
pada pembelajaran?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
7. Apakah silabus yang dibuat para guru peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan ?
|
2
|
Saran : guru masih dominan, diskusi,
sharing dan eksplorasi belum tampak
|
|
8. Apakah silabus yang dibuat para guru, guru tidak mengalami kesulitan dalam memberikan
materi pelajaran ?
|
2
|
Saran
: kesulitan
menghubungkan antara geografi dengan Reyog
|
|
9. Apakah
materi dalam silabus yang dibuat para guru dikembangkan secara berurutan
sehingga tidak membingungkan siswa ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
10.
Apakah silabus yang dibuat para guru mempunyai
bentuk yang bagus?
|
2
|
Saran : belum bagus dilihat dari bentuk
dan warna
|
|
11. Apakah silabus yang
dibuat para guru tersedia tugas siswa yang cukup dan
tidak berlebihan serta mudah dipahami ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
12. Apakah silabus yang
dibuat para guru menyediakan tugas / kegiatan yang
dapat membangun pengetahuan siswa ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
13. Apakah tugas pada silabus yang dibuat para guru dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
14. Apakah silabus yang
dibuat para guru menggunakan bahasa yang baik dan
benar ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
15. Apakah silabus yang
dibuat para guru menggunakan warna yang menarik ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
Kriteria
atau indicator pertanyaan pada table di atas yang perlu dicermati adalah
criteria nomor 3, 4, 5, 7, 8, dan 10. Untuk
kriteria nomor 3 nilai kurang karena belum kelihatan kegiatan guru dan siswa.
Untuk nomor 4 indikator pembelajaran masih bias karena masih mengandung makna
ganda atau belum tertuju pada satu tujuan tertentu. Kriteria nomor 5 nilainya masih kurang karena belum dilampirkan dalam
lembaran soal. Dari kriteria nomor 7 nilainya masih kurang karena pembelajaran
masih terkesan monoton daan guru terkesan dominan belum ada metode dua arah,
diskusi, sharing atau eksplorasi yang lain. Sedangkan kekurangan nilai dari
hasil kriteria nomor 8 adalah guru masih kesulitan mencari hubungan antara
geografi dengan adanya kesenian Reyog., apa hubungannya. Untuk kriteria nomor
10 didapat hasil yang kurang karena silabus yang dibuat belum bagus dilihat
dari bentuk, warna dan tulisan.
Hasil
pengamatan kinerja guru Mulok Reyog SMAN I Ponorogo dipandang dari aspek
keberhasilan belum berhasil, hal ini diindikasikan dengan prosentase kehadiran
83% (kurang dari 95%) yaitu masuk 5 kali
dari 6 kali pertemuan.
C. Refleksi
Sebelum peneliti mengadakan siklus II refleksi yang dilakukan
adalah berdiskusi dengan para guru mulok Reyog untuk memperbaiki silabus. Bagian silabus yang diperbaiki adalah
memperjelas kegiatan guru dan siswa, membuat indicator yang tidak bias,
menernemahkan soal-soal daari indicator, membuat metode pembelajaran yang dua
arah, tidak monoton dan kontekstual serta outdoor
learning. Selanjutnya merivisi
silabus tentang kenapa mempelajari seni Reyog dihubungkan dengan keadaan
geografi suatu daerah, kemudian menyarankan para guru mulok reyog untuk membuat
silabus yang lebih bagus lagi dilihat dari segi warna, bentuk daan tulisan.
Untuk keberhasilan dipandang
dari tingkat kehadiran guru peneliti menyarankan agar guru tersebut hadir 100%
karena pelajaran mulok Reyog ini sangat penting
untuk dikembangakan daan dilestarikan.
D. Hasil Siklus II
Setelah
peneliti mengamati dan melaksanakan siklus II penilaian yang diperoleh dari
kelayakan silabus diperoleh skor 50, yang rinciannya dapat dilihat dari table
di bawah ini.
Tabel 4. 2 Hasil Rekapitulasi Lembar Validasi MuloK Reyog Siklus II
Pertanyaan
|
Skor
|
1. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kompetensi dasar dinyatakan
dengan jelas ?
|
4
|
Saran : .........................................................................................
|
|
2. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru materi pokok pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
|
4
|
Saran : .........................................................................................
|
|
3. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kegiatan pembelajaran dinyatakan dengan
jelas ?
|
4
|
Saran : sudah ada kejelasan kegiatan guru dan
siswa
|
|
4. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru Indikator pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
|
4
|
Saran
: Indikator
sudah dinyatakan jelas
|
|
5. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru penilaian
pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
|
3
|
Saran
: dilampirkan
bentuk soal.
|
|
6. Apakah
silabus yang dibuat para guru dapat diimplimentasikan pada pembelajaran?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
7. Apakah silabus yang dibuat para guru peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan ?
|
3
|
Saran : variasi mengajar sudah tampak
ada diskusi, sharing dan eksplorasi serta kontekstual
|
|
8. Apakah silabus yang dibuat para guru, guru tidak mengalami kesulitan dalam memberikan
materi pelajaran ?
|
3
|
Saran : sudah berusaha mencari hubungan
antara geografi dengan Reyog
|
|
9. Apakah
materi dalam silabus yang dibuat para guru dikembangkan secara berurutan
sehingga tidak membingungkan siswa ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
10.
Apakah silabus yang dibuat para guru mempunyai
bentuk yang bagus?
|
3
|
Saran
: sudah
dirapikan tulisan, dan diberi warna.
|
|
11. Apakah silabus yang
dibuat para guru tersedia tugas siswa yang cukup dan
tidak berlebihan serta mudah dipahami ?
|
4
|
Saran : .........................................................................................
|
|
12. Apakah silabus yang
dibuat para guru menyediakan tugas / kegiatan yang
dapat membangun pengetahuan siswa ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
13. Apakah tugas pada silabus yang dibuat para guru dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
14. Apakah silabus yang
dibuat para guru menggunakan bahasa yang baik dan
benar ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
15. Apakah silabus yang
dibuat para guru menggunakan warna yang menarik ?
|
3
|
Saran : .........................................................................................
|
|
Sedangkan untuk kinerja guru pada
siklus II ini didapatkan skor prosentase kehadiran 100% yaitu masuk 6 kali
pertemuan selama 3 minggu hal ini sesuai indicator keberhasilan dapat dikatakan
bahwa kinerja guru berhasil dari aspek kedisiplinan yang didasrkaan pada
prosentase kehadiran.
Setelah melaksanakan siklus II ini
refleksi yang dilakukan peneliti adalah memberi motivasi pada para guru mulok
Reyog agar menyempurnakan terus silabus ini secara terus menerus dan displin
dalam mengajarnya. Karena dilihat dari
tingkat keberhasilan dari observasi silabus dan tingkat keberhasilan sudah
memenuhi dan keterbatasan waktu maka penelitian tindakan ini hanya pada sampai
siklus II saja. Namun penelitian ini masih bisa dilanjutkan lagi mungkin
dilihat dari aspek lain, mungkin dari efektifitas pembelajarannya, kelengkapan
literaurnya, dan atau kelengkapan sarana dan prasarananya.
E. Pembahasan
Pembahasan yang dapat dibahas pada
penelitian tindakan sekolah ini adalah dengan mengadakan deskripsi pelaksanaan
mulok reyog, perbaikan silabus tiap siklus, dan
peningkatan kedisiplinan guru maka penerapan mulok. Deskripsi diberikan
karena penerapan mulok Reyog ini dapat menjadi contoh untuk pelaksanaan daerah
lain yang mempunyai kesenian unggulan. Sedangkan perbaikan silabus penting
diadakan untuk peningkatan pembelajaran mulok Reyog sendiri dan untuk
kedisilinan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh para guru.
F. Hasil Angket
|
1. Rekapitulasi Reaksi Siswa
dengan Adanya Mata Pelajaran Mulok Reyog dalam Daftar Mata Pelajaran Kelas X 2007/2008
Tabel 4.3. Reaksi pertama siswa
tentang adanya mata pelajaran Mulok Reog
No.
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
Σ
|
%
|
||
1.
|
Senang
|
15
|
30
|
2.
|
Biasa Saja
|
34
|
68
|
3.
|
Tidak Senang
|
1
|
2
|
Grafik 1. Reaksi Siswa dengan Adanya Mata Pelajaran
Mulok Reog.
|
2. Rekapitulasi siswa yang menjawab tentang rasa
ketertarikan untuk melestarikan dan menjaga Kesenian Reyogsetelah mempelajari
Mulok Reog.
Tabel 4.4 Rasa Kertarikan Siswa untuk
Melestarikan dan Menjaga Kesenian
Reyogsetelah
Mempelajari Mulok Reog
No.
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
Σ
|
%
|
||
1.
|
Ya
|
48
|
96
|
2.
|
Tidak
|
2
|
4
|
Grafik
2. Rasa Ketertarikan Siswa untuk
Melestarikan dan Menjaga Ke-
senian Reyogsetelah Mempelajari Mulok Reog
|
3. Rekapitulasi
siswa yang menjawab tentang nilai mata pelajaran Mulok Reyogdiatas SKBM ( 75 )
Tabel
4.5. Siswa yang Mendapat Nilai Pelajaran
Mulok Reyogdi Atas SKBM
No.
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
Σ
|
%
|
||
1.
|
Ya
|
48
|
96
|
2.
|
Tidak
|
2
|
4
|
Grafik 3. Siswa yang
Mendapat Nilai Mata Pelajaran Mulok Reyogdi atas
SKBM (75)
|
4. Rekapitulasi Siswa tentang
Professional Tidaknya Guru-guru Pengajar Mata Pelajaran Mulok Reog.
Tabel 4.6.
Profesional Tidaknya Guru-Guru Pengajar Mulok Reog
No.
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
Σ
|
%
|
||
1.
|
Ya
|
35
|
70
|
2.
|
Tidak
|
15
|
30
|
Grafik 4. Profesional Tidaknya
Guru-Guru Pengajar Mata Pelajaran Mulok
Reog
5. Rekapitulasi Bermanfaat
tidaknya Mulok Reyogdalam Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia Siswa-Siswi
SMAN 1 Ponorogo di Bidang Kebudayaan
Tabel 4.7. Bermanfaat Tidaknya
Mulok Reyog untuk Peningkatan
SDM di
Bidang Kebudayaan
No.
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
Σ
|
%
|
||
1.
|
Ya
|
45
|
90
|
2.
|
Tidak
|
5
|
10
|
Grafik 5.
Bermanfaat tidaknya Mulok Reyoguntuk Peningkatan SDM di
Bidang Kebudayaan
6.
Rekapitulasi Siswa yang Menjawab tentang Dampak Adanya Mulok Reyogini,
Kesenian ReyogPonorogo Nantinya Dapat
Berkembang di Dunia Internasional
Tabel 4. 8. Penerapan Mulok Reyog
Dapat Membuat Kesenian ReyogNantinya
Dapat Berkembang di Dunia
Internasional
No.
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
Σ
|
%
|
||
1.
|
Ya
|
45
|
90
|
2.
|
Tidak
|
5
|
10
|
Grafik 6.
Penerapan Mulok Reyog Dapat Membuat Kesenian ReyogNanti-
nya Dapat Berkembang di Dunia Internasional
8. Jadwal Kegiatan Penelitian
NO
|
KEGIATAN
|
AGUSTUS
|
SEPTEMBER
|
OKTOBER
|
|||||||
MINGGU KE
|
MINGGU KE
|
MINGGU KE
|
|||||||||
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Pembuatan Proposal
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pembuatan Perangkat dan Instrumen
|
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Siklus I
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Siklus II
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
5.
|
Siklus III
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
6.
|
Penulisan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
X
|
|
|
|
7.
|
Penulisaan Artikel
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
|
|
9. Daftar Pustaka
Iskandar. 2005. Geografi 2 kelas XI SMA kurikulum 2004.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Bandung.
Buku Indonesian
Heritage seri 8
Majalah Mossaik edisi 5 tahun 2003
www.wikipedia.org
dikutip pada 23 Februari 2008 pukul 20.00 WIB
Priyo, Anggoro, Tri. 2002. Strategi Menghadapi Lomba Karya Ilmiah. Tesis, Universitas Airlangga Surabaya
LEMBAR OBSERVASI SILABUS MULOG REYOG
A.
Tujuan
Tujuan penggunaan lembar validasi ini adalah mendapatkan
penilaian dari peneliti untuk mengetahui bahwa silabus yang dibuat guru layak
diujicobakan.
B.
Petunjuk
1.
Peneliti memberikan penilaian
masing-masing aspek pada kolom skor lembar validasi
2.
Penilaian yang diharapkan
hendaknya antara nilai 1 sampai dengan nilai 4.
3.
Makna angka penilaian adalah 1
(tidak valid), 2 (kurang valid), 3 (cukup valid), 4 (valid).
TABEL PENILAIAN
Pertanyaan
|
Skor
|
1. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kompetensi dasar dinyatakan
dengan jelas ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
2. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru materi pokok pembelajaran dinyatakan dengan jelas ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
3. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru kegiatan pembelajaran dinyatakan dengan
jelas ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
4. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru Indikator pembelajaran dinyatakan dengan
jelas ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
5. Apakah dalam silabus yang dibuat para guru penilaian pembelajaran dinyatakan dengan
jelas ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
6. Apakah silabus yang dibuat para guru dapat diintegrasikan ke
dalam kurikulum ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
7. Apakah silabus yang dibuat para guru peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
8. Apakah dengan yang dibuat para guru, guru tidak mengalami kesulitan
dalam memberikan materi pelajaran ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
9. Apakah
materi dalam silabus yang dibuat para guru dikembangkan secara berurutan
sehingga tidak membingungkan siswa ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
10.
Apakah silabus yang dibuat para guru mempunyai
bentuk yang bagus?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
11. Apakah silabus yang
dibuat para guru tersedia tugas siswa yang cukup dan
tidak berlebihan serta mudah dipahami ?
|
|
Saran : .....................................................................................................
|
|
12. Apakah silabus yang
dibuat para guru menyediakan tugas / kegiatan yang
dapat membangun pengetahuan siswa ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
13. Apakah tugas pada silabus yang dibuat para guru dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
14. Apakah silabus yang
dibuat para guru menggunakan bahasa yang baik dan
benar ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
15. Apakah silabus yang
dibuat para guru menggunakan warna yang menarik ?
|
|
Saran : .........................................................................................
|
|
Ponorogo, ……………………
Peneliti
Drs. Christian Nurseto, M. Pd.
NIP
: 131 661 649
ANGKET
NAMA : ……………………………
KELAS: ……………………………..
Pilihlah salah satu jawaban yang telah tersedia dengan menyilang (X)
pada a, b,atau c
1. Apakah reaksi pertama anda ketika tau bahwa ada mata pelajaran “Mulok
Reyog” dalam susunan mata pelajaran kelas X tapel 2007/2008?
a. senang b biasa saja d. Tidak senang
2. Setelah mempelajari Mulok Reyog, apakah anda merasa tertarik dan ingin
melestarikan serta menjaga kesenian Reyog?
a. ya b. Tidak
3. Apakah nilai mata pelajaran Mulok Reyog nada di rapor diatas SKBM (75)?
a. ya b. Tidak
4. Apakah guru-guru pengajar Mulok Reyog sudah cukup profesional?
a. ya b.
Tidak
5. Apakah menurut anda mata pelajaran ini bermanfasat sekali bagi
peningkatan sumber daya manusia siswa-siswi SMAN 1 Ponorogo terutama di bidang
kebudayaan?
a. ya b. Tidak
6. Apakah menurut anda dengan adanya Mulok Reyog ini Kesenian Reyog
nantinya dapat berkembang di dunia internasional?
a. ya b. Tidak
No comments:
Post a Comment